Inovasi Pertanian Oleh Prodi MPLK di Desa Tesbatan: Pemanfaatan Bahan Organik Lokal untuk Tingkatkan Produksi Hortikultura
Kupang, 8 Agustus 2015 – Desa Tesbatan, yang terletak di Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, menjadi pusat perhatian atas langkah inovatifnya dalam meningkatkan produksi hortikultura. Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digelar oleh Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering (MPLK), petani di desa ini diberdayakan untuk memanfaatkan bahan organik lokal dalam budidaya tanaman mereka.
Tesbatan dikenal sebagai penghasil komoditas hortikultura seperti kol, kol kembang, tomat, terung, ketimun, dan bawang putih. Namun, produksi komoditas tersebut masih rendah dibandingkan dengan potensi optimalnya. Menurut data, produksi kol di desa ini hanya mencapai 11,4 ton per hektar, jauh di bawah potensi optimal sebesar 86 ton per hektar. Demikian pula dengan komoditas lainnya. Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya produksi adalah keterbatasan petani dalam mengelola sumber hara dan air, serta periode budidaya yang hanya berlangsung dari bulan November hingga Juli.
Program PKM ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memanfaatkan sisa panen dan gulma lokal sebagai bahan organik, serta mengintensifkan penggunaan lahan sepanjang tahun. Dalam program ini, petani diajarkan untuk membuat bokashi dari bahan lokal dan menggunakan gulma Andropogon timorensis sebagai mulsa organik. Diharapkan, langkah ini tidak hanya meningkatkan hasil produksi tetapi juga kesuburan tanah dan pendapatan petani.
Metode yang diterapkan mencakup pelatihan, metode demplot, pendampingan, dan evaluasi. Pelatihan dilakukan untuk mengajarkan petani cara membuat bokashi dan mulsa organik. Selain itu, dibuat kebun contoh seluas satu hektar dengan sistem lorong (alley cropping), di mana tanaman pisang ditanam bersama sayuran seperti sawi, cabai merah, dan tomat. Pendampingan dilakukan setiap dua minggu sekali untuk memastikan petani mendapatkan bimbingan yang diperlukan.
Kelompok tani Hidup Baru, yang terdiri dari 25 anggota, menjadi garda terdepan dalam implementasi program ini. Mereka berfungsi sebagai teladan bagi kelompok tani lainnya di Tesbatan. Dengan program ini, diharapkan Tesbatan mampu meningkatkan produksi hortikultura secara berkelanjutan, memberdayakan petani dengan pengetahuan baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Dari penanaman pisang hingga pelatihan pembuatan pestisida nabati, Desa Tesbatan kini bergerak menuju masa depan pertanian yang lebih cerah dan berkelanjutan. Dukungan dari berbagai pihak dan semangat para petani menjadi kunci keberhasilan program ini. (Redaksi)