Selamat Datang di Halaman PERLINTAN - Perlindungan Tanaman - Website Jurusan MPLKSerangga Hama PertanianMateri Praktek Perlindungan TanamanParasitoid Hama TanamanOPT Tanaman PertanianPredator Hama TanamanMateri Kuliah Perlindungan TanamanMusuh Alami HamaLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
Banner UC IPM
Banner Biological Control
Banner Dirjen Pangan
Banner Diren Perkebunan
Banner Dirjen Hortikultura
         

Kembali ke Beranda 02A

Sumber Materi: Prof. Dr. Ir. H. Alam Anshary, M.P.,ASEAN.En - Fakultas Pertanian UNTAD

Taktik Menggunakan Peranan Bioteknologi

Bioteknologi merupakan ilmu pengetahuan yang sudah ada sejak jaman kuno, misalnya pemanfaatan khamir untuk produksi minuman beralkohol. Bioteknologi adalah perpaduan ilmu pengetahuan biokimia, mikrobiologi atau dan rekayasa untuk menghasilkan proses, produk ataupun jasa yang dapat dimanfaatkan untuk manusia. Bioteknologi berpotensi meningkatkan produksi pertanian, yaitu dengan melalui perbaikan hasil dan nilai nutrisi tanaman, memperluas produksi tanaman ke dalam habitat yang tidak ramah, dan perbaikan perlindungan tanaman terhadap hama. Menurut Waage, Peran bioteknologi dalam PHT, antara lain (Waage : 1996) :

  1. Rekayasa musuh alami hama agar menjadi agen yang lebih efektif dalam pengendalian hayati
  2. Rekayasa tanaman yang berhubungan dengan gene yang melindungi tanaman dari jasad pengganggu; dan
  3. Rekayasa musuh alami dengan gene yang menentukan ketahanan terhadap pestisida

Pemanfaatan bioteknologi pada bidang pertanian ditandai dengan banyaknya penemuan tanaman varietas baru yang biasa disebut dengan tanaman transgenik. tanaman tersebut merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan pertanian, yang sangat berpeluang untuk dikembangkan guna meningkatkan produktifitas pertanian. Pemanfaatan bioteknologi dalam rangka meningkatkan produktifitas pertanian pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pengembangan varietas toleran yang berpotensi untuk perbaikan hasil dan perbaikan kondisi agroekosistem lahan sub-optimal. Peran ilmu bioteknologi dalam PHT baru dimulai dan keberhasilan tanaman transgenik dalam pengendalian penyakit tanaman telah meningkatkan antusiasme berbagai pihak. Timbulnya dampak negatif penggunaan pestisida sintesis akibat kepercayaan yang berlebihan. Penggunaan tanaman transgenik mempunyai kelebihan apabila dibandingkan dengan penggunaan pestisida pada lahan pertanian, kelebihan tersebut antara lain :

  1. Bersifat lebih persisten
  2. Dapat mengakomodir keseluruhan bagian tanaman
  3. Mengurangi penggunaan insektisida kimia

Di sisi lain, tanaman transgenik juga menimbulkan dampak negatif karena tanaman transgenik yang tahan terhadap hama tertentu dapat mendorong timbulnya ledakan hama lainnya. Dampak terhadap penggunaan tanaman transgenik terhadap lingkungan (Altieri dan Nicholls : 2005), adalah sebagai berikut :

  1. Penyebaran transgen ke gulma terkait melalui hibridisasi tanaman gulma
  2. Pengurangan kebugaran organisme non target
  3. Evolusi cepat resistensi hama serangga
  4. Akumulasi racun insektisida Bt, yang tetap aktif di dalam tanah setelah tanaman tersebut dibajak di bawah dan diikat erat tanah liat dan asam humat
  5. Gangguan terhadap musuh alami hama serangga melalui efek level intertrophic dari racun Bt terhadap musuh alami
  6. Efek tak terduga terhadap serangga herbivor non target
  7. Transfer gen horizontal dengan perantaraan vector dan rekombinasi untuk menciptakan organisme pathogen baru

Prinsip pengelolaan resistensi pada tanaman resistensi pada tanaman transgenik adalah analog dengan upaya mengurangi terjadinya resistensi hama terhadap insektisida kimia, yaitu dengan menurunkan tekanan seleksi terhadap hama sasaran oleh pengaruh tanaman transgenik. menurut Roush ada empat kemungkinan untuk menekan timbulnya resistensi tanaman transgenik terhadap hama, antara lain :

  1. Modifikasi ekspresi gene di dalam setiap tanaman sedemikian rupa agar ekspresi gene hanya pada waktu dan tempat yang diperlukan melalui jaringa khusus
  2. Menggunakan varietas yang mengekspresikan gene B thuringiensishanya berkekuatan moderat, sehingga tidak semua individu yang peka terbunuh
  3. Memasukkan ke dalam cropping systempersentase tanaman yang tidak menghasilkan B thuringiensis
  4. Menggunakan tanaman yang membawa campuran B thuringiensis(Roush : 1996)

RANGKUMAN

Pengendalian fisik merupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama yang ditujukan khusus untuk membunuh hama. Pengendalian secara mekanis adalah tindakan mematikan hama secara langsung dengan menggunakan tangan atau alat. Pengendalian secara mekanis bertujuan untuk mematikan hama secara lagsung baik dengan hanya menggunakan tangan atau dengan menggunakan alat bantu lain. Pengendalian fisik dan mekanis merupakan tindakan mengubah lingkungan khusus untuk membasmi hama, dan bukan merupan bagian dari praktek budidaya secara umum. Kelebihan dan kekurangan pengendalian secara fisik dan mekanis, yaitu tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan; dapat dipadukan dengan cara pengendalian lainnya; memerlukan tenaga yang banyak; tidak dapat dilakukan untuk lokasi yang luas secara terus-menerus.

 

Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang - Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. - We learn, practice, and be rich - Kami belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera - Meup onle ate, mua onle Usif - Designed By JoomShaper