PENGENDALIAN OPT SECARA HAYATI ATAU BIOLOGI
Pengendalian Hayati atau biologi (Biological Control) adalah pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) oleh musuh alami atau agensia pengendali hayati. Namun dapat juga disebut mengendalikan penyakit dan hama tanaman dengan secara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alami. Dalam hal ini yang dimanfaatkan yaitu Musuh Alami, sedangkan yang menggunakan atau memanfaatkannya adalah manusia. Berarti ada campur tangan manusia pada setiap pengendalian hayati.
Agensia Pengendali Hayati (Biological Control Agens) yaitu setiap organisme yang meliputi subspecies, spesies, varietas, semua jenis protozoa, serangga, bakteri, cendawan, virus serta organisme lainnya yang dalam tahap perkembangannya bisa dipergunakan untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu tumbuhan dalam proses produksi, pengelolaan hasil pertanian keperluan lainnya.
UPAYA PENGENDALIAN BIOLOGI
Introduksi (Mendatangkan dari Luar)
- Introduksi kumbang Vedalia Rodolia cardinalis dari benua Australia ke Kalifornia untuk mengendalikan OPT kutu perisai Icerya purchasi yang menyerang kebun jeruk.
- Introduksi parasitoid Pediobius parvulus dari Fiji ke Indonesia pada tahun 1920-an untuk mengendalikan kumbang kelapa Promecotheca reichei yang hasilnya mendekati 100%.
- Introduksi parasitoid Tetrastichus brontispae dari Pulau Jawa ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara untuk mengendalikan OPT Brontispa longissima yang menyerang tanaman kelapa.
- Introduksi parasitoid telur Leefmansia bicolor dari Pulau Ambon ke Pulau Talaud, kemudian parasitoid Chelonus sp. dari Bogor ke Pulau Flores untuk mengendalikan OPT bunga kelapa Batrachedra.
- Introduksi predator Curinus coreolius dari Hawai ke Indonesia pada tahun 1988-1990 untuk mengendalikan kutu loncat lamtoro (Heteropsylla cubana)
Augmentasi
Teknik augmentasi ialah upaya peningkatan jumlah dan pengaruh musuh alami yang sebelumnya sudah berfungsi di ekosistem tersebut, baik dengan cara melepaskan sejumlah tambahan baru, maupun dengan cara memodifikasi ekosistem sedemikian rupa sehingga jumlah dan kemangkusan musuh alami dapat ditingkatkan. Pelepasan musuh alami secara augmentasi ini akan berha-sil bila dilakukan secara periodik. Tiga cara pelepasan periodik adalah sebagai berikut.
- Pelepasan Inokulatif. Pelepasan musuh alami ini dilakukan hanya satu kali dalam satu musim atau satu tahun, dengan tujuan agar musuh alami tersebut dapat mengadakan kolonisasi dan menyebar luas secara alami sehingga populasi hama tetap berada pada batas yang tidak merugikan (batas keseimbangan).
- Pelepasan Suplemen. Pelepasan ini dilakukan setelah diketahui dari pengamatan sampel bahwa populasi hama tersebut mulai naik melebihi populasi musuh alami. Pelepasan suplemen diharapkan musuh alami akan berkembang biak dan meningkatkan fungsinya dalam mengendalikan populasi hama.
- Pelepasan Massal (Inundatif. Pelepasan massal ialah pelepasan musuh alami dalam jumlah yang ba-nyak (ratusan ribu, bahkan jutaan) dengan maksud agar musuh alami yang lepas tersebut langsung dapat menurunkan populasi hama secara cepat. Pelepasan ini sering disebut "insektisida biologi" karena musuh alami yang dilepas diharapkan dapat bekerja secepat insektisida biasa. Misalnya, pelepasan secara massal parasitoid Trichogramma sp. bertujuan mengendalikan penggerek pucuk tebu, penggerek batang tebu, penggerek buah kapas, dan lain-lain. Pelepasan 150.000 telur Trichogramma sp. per hektar dapat menurunkan populasi dan kerusakan akibat penggerek pucuk tebu. Untuk mengendalikan penggerek batang tebu dibutuhkan 250.000 telur per hektar.
Selengkapnya tentang Musuh Alami atau Mengenal Musuh Alami Hama Tan. Padi - BPTP Kaltim