PENGENDALIAN SECARA FISIK
Pengendalian OPT tanaman secara fisik ialah pengendalian OPT dengan cara mengubah faktor lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain sedemikian sehingga dapat menimbulkan kematian dan penurunan populasi OPT. Dasar pemikirannya adalah bahwa setiap organisme perusak tanaman (OPT) mempunyai batas-batas toleransi terhadap faktor-faktor fisik tertentu. Lebih rendah atau lebih tinggi daripada batas toleransi tersebut, OPT tidak dapat hidup dan berkembang biak.
Macam bentuk pengendalian OPT tanaman secara fisik, antara lain:
A. Perlakuan Panas
- Suhu dinaikkan atau menghembuskan udara panas ke dalam suatu ruangan tertutup, misalnya untuk pengendalian berbagai jenis hama gudang.
- Sisa-sisa tanaman yang digunakan tempat istirahat atau berlindung OPT (sumber OPT) dibakar. Teknik pembakaran ini perlu diperhitungkan secara matang agar tidak menimbulkan kerugian-kerugian seperti terbunuhnya musuh alami, rusaknya tanaman di sekitar lokasi pembakaran akibat hembusan asap panas dan percikan api yang mungkin terbawa angin.
- Bahan tanaman, baik berupa benih maupun bibit direndam dalam air panas. Misalnya, bibit pisang direndam dalam air panas 55°C selama 30 menit, benih albasia dan leucaena direndam dalam air panas 60°C selama 24 jam, benih cabai direndam dalam air hangat 55°-60°C selama 15-30 menit.
B. Penggunaan Lampu Perangkap
Banyak jenis hama, terutama imagonya, yang tertarik cahaya lampu di malam hari. Sifat-sifat hama seperti ini dapat dijadikan salah satu bentuk siasat pengendalian, seperti yang pernah dilakukan petani padi di Jalur Pantai Utara, Jawa Barat tahun 1990-1991. Mereka mengadakan gerakan massal pemasangan lampu petromak untuk mengumpulkan ngengat penggerek ba-tang. Ternyata tiap malamnya bisa ditangkap ratusan ribu ngengat.
C. Penggunaan Penghalang (Barrier)
Penghalang (barrier) adalah berbagai bentuk faktor fisik yang dapat menghalangi atau membatasi pergerakan OPT sehingga tidak mendatangi atau menyerang areal pertanaman. Misalnya:
- Meninggikan pematang agar OPT tertentu tidak bisa pindah ke tempat lain
- Membuat lubang atau selokan jebakan di sekeliling areal pertanaman
- Membuat pagar yang rapat dan bambu, kayu, atau lembaran seng di sekeliling areal pertanaman untuk menghindari gangguan babi hutan, rusa, tikus, dan lain-lain. Penghalang ini dapat pula dibuat secara individual, misalnya pemasangan lembaran seng pada pohon kelapa untuk menghindari serangan tikus dan tupai;
- Memberi mulsa plastik atau jerami, misalnya untuk mencegah serangan lalat kacang pada tanaman kedelai. Pemasangan mulsa dapat mencegah lalat tidak meletakkan telur pada tanaman;
- Memblongsong buah dengan kantong plastik atau pembungkus lainnya sehingga hama tidak dapat meletakkan telur pada buah tersebut, seperti pengendalian pada lalat buah (Bactrocera papayas) yang sering menyerang aneka jenis buah-buahan
Beberapa contoh teknik pengendalian OPT secara Fisik. Dari kiri ke kanan: 1. Pengggunaan TBS (Trap Barrier System) untuk mengendalikan hama tikus, 2. Penggunaan lampu perangkap untuk mengendalikan penggerek batang padi, 3. Penggunaan kepingan CD/DVD dan lembaran plastik mengkilap sehingga memantulkan sinar matahari yang silau bagi burung untuk mendekati sawah, 4. Aplikasi Sistem Air Curah untuk mengendalikan hama kutu kebul, 5. Penggunaan mulsa plastik untuk mengendalikan hama yang bertelur dalam tanah, 6. Pembungkusan buah untuk mengatasi serangan lalat buah.
|
|||||