Selamat Datang di Halaman PERLINTAN - Perlindungan Tanaman - Website Jurusan MPLKSerangga Hama PertanianMateri Praktek Perlindungan TanamanParasitoid Hama TanamanOPT Tanaman PertanianPredator Hama TanamanMateri Kuliah Perlindungan TanamanMusuh Alami HamaLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
Banner UC IPM
Banner Biological Control
Banner Dirjen Pangan
Banner Diren Perkebunan
Banner Dirjen Hortikultura
         

Perkembangan Anatomi Serangga

Oviparitas 001Keterangan Gambar: Kumbang Koksi, salas satu jenis serangga dengan tipe reproduksi Oviparitas

Umumnya serangga berkembang biak dengan cara bertelur. Telur terbentuk di dalam kandung telur (ovarium) betina.  Kemampuan reproduksi serangga dalam keadaan normal umumnya amat tinggi. Ulat crop kubis (Crocidolomia binotalis) selama hidupnya bisa menghasilkan telur 11-18 kelompok, dan tiap kelompok terdiri atas 30-80 butir. Wereng cokelat (Nilaparvata lugens) betina dapat bertelur sampai 500 butir. Kutu daun jeruk (Diaphorina citri Kuw) bisa menghasilkan telur lebih banyak lagi, yaitu mencapai 800 butir. 

Serangga mempunyai beberapa tipe reproduksi, sebagai berikut:

  1. Oviparitas, yaitu tipe reproduksi dengan cara bertelur. Telur-telur yang melewati alat kelamin betina, terlebih dahulu mendapat pembuahan dari sperma. Tipe ini terjadi pada kebanyakan serangga, seperti wereng, belalang, kumbang, dan lain-lain.

  2. Viviparitas, yaitu tipe reproduksi dengan cara melahirkan larva atau nimfa. Pada tipe ini, telur dalam induk betina mungkin dibuahi atau tidak dibuahi. Misalnya, pada kutu daun aphididae.

  3. Partenogénesis, yaitu tipe reproduksi serangga tanpa pembuahan (telur tidak dibuahi sperma). Embrio terlebih dahulu berkembang di dalam induknya, kemudian larva atau nimfa dilahirkan. Contoh serangga yang mengalami parthenogenesis, antara lain Aphis sp., Thrips tabaci, dan Heliothrips haemorrhoidalis Bouche. 

Larva atau nimfa serangga, dalam kurun waktu tertentu, akan menjadi serangga dewasa yang disebut "imago". Perkembangan larva atau nimfa menjadi imago mengalami beberapa tahap.  Setiap tahap ditandai dengan membesarnya tubuh, namun tidak diikuti oleh pembesaran kulit sehingga kulit tersebut akan pecah dan diganti dengan kulit baru.  Pergantian kulit ini disebut ecdysis atau molting. Pada saat kulit baru masih lunak, serangga memperbesar ukurannya. Beberapa jam kemudian, kulit akan mengeras dan membentuk warna yang tetap. Serangga tingkat tinggi bisa mengalami ecdysis 4-6 kali.  Serangga yang sudah dewasa tidak lagi mengalami pergantian kulit sehingga ukurannya tetap (tidak berubah lagi). Lamanya waktu antara pergantian kulit disebut "stadium".  Bentuk serangga dalam stadium disebut "instar".  Stadium pertama adalah lamanya waktu dari menetasnya telur sampai terjadinya pergantian kulit pertama, sedangkan yang dimaksud dengan instar satu adalah bentuk serangga pada stadium pertama. 

Perkembangan serangga dari larva atau nimfa menjadi imago umumnya mengalami beberapa tahap perubahan bentuk dan ukuran, yang disebut "metamorfosis". 

Berikut ini adalah video Pergantian Kulit pada Serangga:

 

Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang - Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. - We learn, practice, and be rich - Kami belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera - Meup onle ate, mua onle Usif - Designed By JoomShaper