Selamat Datang di Halaman PERLINTAN - Perlindungan Tanaman - Website Jurusan MPLKSerangga Hama PertanianMateri Praktek Perlindungan TanamanParasitoid Hama TanamanOPT Tanaman PertanianPredator Hama TanamanMateri Kuliah Perlindungan TanamanMusuh Alami HamaLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
Banner UC IPM
Banner Biological Control
Banner Dirjen Pangan
Banner Diren Perkebunan
Banner Dirjen Hortikultura
         

SASARAN APLIKASI PESTISIDA

Sasaran aplikasi pestisida bisa dibagi menjadi 2, yaitu sasaran biologis (OPT) dan sasaran fisik (ruang atau bidang sasaran). Salah satu kunci keberhasilan pengendalian OPT secara kimiawi yaitu mengenali sasaran biologisnya secara spesifik. Jenis OPT yang berbeda memerlukan pestisida yang berbeda pula. Jenis OPT yang dapat dikendalikan oleh pestisida secara spesifik diberikan dalam label kemasan pestisida, brosur yang menyertainya atau petunjuk penggunaannya. Agar bisa mengikuti perkembangan OPT di lapangan, kita harus selalu memantau (mengamati) tanaman secara berkala. Kunci selanjutnya adalah mengenali bidang sasaran aplikasinya sehingga pestisida, dengan alat-alat aplikasi yang ada, bisa mencapai bidang sasarannya dengan tepat.

Bidang atau ruang sasaran merupakan bidang atau ruang tempat OPT berada, menempel, tumbuh, berkeliaran, mencari makan, tidur, dan atau berkembang biak. Dengan aplikasi di bidang sasaran, OPT diharapkan akan terpapar (ter-expose) bahanaktif pestisida dalam jumlah yang cukupuntukmembunuh atau mengendalikannya. Sebagai contoh, insektisida racun perut disemprotkan pada daun tanaman dengan harapan hama akan datang dan memakan daun yang sudah disemprot tersebut. Insektisida sistemik berbentuk butiran yang diaplikasikan di tanah agar bahan aktif pestisida diserap oleh akar tanaman dan diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Dengan begitu, hama yang datang dan memakan tanaman tersebut akan mati.

Perhitungan-perhitungan aplikasi produk perlindungan tanaman umumnya tidak didasarkan pada besarnyapopulasi OPT (meskipun hal tersebut penting sebagai bahan pertimbangan), tetapi lebih didasarkan pada luas bidang sasaran atau volume ruang sasaran (pada fumigasi).

Untuk menetapkan ke mana produk perlindungan tanaman akan diaplikasikan, kita harus mengetahui cara hidup OPT seperti cara makan, tidur, tumbuh, menempel, dan atau, berkembang biak. Sebagai contoh, wereng batang padi cokelat biasanya menempel dan berkerumun di pangkal batang padi. Oleh karena itu, penyemprotan insektisida non-sistemik untuk mengendalikan wereng cokelat hendaknya diarahkan ke pangkal batang padi agar wereng yang ada disana terkena insektisida. Penyemprotan insektisida kontak non-sistemik secara overhead (di bagian atas kanopi tanaman) akan memberikan hasil yang kurang baik karena insektisida tidak bisa menjangkau bidang sasaran tempat wereng berada.

Selanjutnya, sifat dan cara kerja pestisida juga ikut menentukan ke mana pestisida harus diaplikasikan. Herbisida pratumbuh bekerja dengan cara menghambat perkecambahan biji-biji gulma. Oleh karena itu herbisida semacam ini harus disemprotkan ketanah sebelum gulma tumbuh agar biji-biji gulma tidak tumbuh. Untuk mengendalikan hama gudang diperlukan insektisida berbentuk gas (fumigan) atau kabut asap (fog) agar bisa menjangkau seluruh ruang sasaran.

Beberapa sasaran fisik (ruang dan bidang sasaran) yang umum dalam aplikasi pestisida pertanian sebagai berikut:

    1. Tanaman atau Bagian TanamanTanaman atau bagian tanaman (umumnya daun) merupakan bidang sasaran yang paling umum dalam aplikasi pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Tanaman atau bagian tanaman merupakan bidang sasaran untuk aplikasi dengan cara penyemprotan, pengabutan, serta penghembusan. Perhitungan aplikasi umumnya didasarkan pada luas lahan yang akan diaplikasi (sangat umum untuk tanaman semusim), jumlah pohon, serta panjang barisan.
    2. TanahTanah merupakan bidang sasaran untuk aplikasi herbisida Pratumbuh (pengendalian gulma), aplikasi pestisida butiran dnsektisida dan fungisida), serta sterilisasi tanah. Perhitungan aPlikasi umumnya didasarkan pada luas tanah yang akan diaplikasi.
    3. GulmaPada penyemprotan herbisida pascatumbuh, bidang sasarannya sama dengan sasaran biologisnya, yaitu gulma yang sudah tumbuh. Umumnya, perhitungan aplikasinya didasarkan pada luas lahan yang ditumbuhi gulma.
    4. AirAir merupakan bidang sasaran penyemprotan herbisida pratumbuh di sawah dan di daerah perairan lainnya (danau, sungai). Demikian pula dalam metode herbigation, di mana herbisida dicurahkan lewat air irigasi. Air juga merupakan bidang sasaran bagi aplikasi pestisida untuk mengendalikan nyamuk, hama air, ganggang, dan sebagainya. Perhitungan aplikasi bisa didasarkan atas luas daerah perairan (misalnya herbisida di sawah) atau perkiraan volume air yang akan diperlakukan dengan pestisida.
    5. RuanganRuangan merupakan sasaran fisik dalam hal ini ruang sasaran bagi fumigasi. Perhitungan aplikasinya didasarkan pada volume ruangan yang akan difumigasi.
    6. Lingkungan, Tembok, Dinding, dan Tubuh TernakDi luar bidang pertanian, pestisida juga disemprotkan di lingkungan (pemberantasan vektor penyakit), tubuh ternak (pengendalian ektoparasit), tembok (pengendalian nyamuk, jamur), dan sebagainya.

DAFTAR & PENGELOMPOKAN PESTISIDA YANG BEREDAR DI INDONESIA

Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang - Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. - We learn, practice, and be rich - Kami belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera - Meup onle ate, mua onle Usif - Designed By JoomShaper