Selamat Datang di Halaman PERLINTAN - Perlindungan Tanaman - Website Jurusan MPLKSerangga Hama PertanianMateri Praktek Perlindungan TanamanParasitoid Hama TanamanOPT Tanaman PertanianPredator Hama TanamanMateri Kuliah Perlindungan TanamanMusuh Alami HamaLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
Banner UC IPM
Banner Biological Control
Banner Dirjen Pangan
Banner Diren Perkebunan
Banner Dirjen Hortikultura
         

Konsep Gangguan, Kerusakan, dan Kerugian

A. Gangguan

Gangguan adalah setiap perubahan pertanaman yang mengarah kepada pengurangan kuantitas dan kualitas hasil tanaman yang diharapkan. Misalnya: lobang pada daun sebagai akibat dimakan serangga, bercak pada daun sebagai akibat penyakit, pengurangan tumbuh akibat persaingan dengan gulma, kematian jerami hijauan dan pucuk tanaman sebagai akibat adanya embun es, kehilangan klorofil sebagai akibat keracunan limbah industri, kerusakan karena angin puyuh (cabang yang retak, pohon yang tumbang).

Timbulnya gangguan pada tanaman (tanaman inang) sangat bervariasi tergantung pada faktor pendukungnya, seperti lingkungan yang sesuai, inang yang rentan, dan jasad pengganggu yang agresif atau virulen. Terdapat beberapa konsep timbulnya gangguan, diantaranya adalah:

  1. Konsep Segitiga Gangguan. Pada konsep ini gangguan timbul karena adanya interaksi antara lingkungan, inang, dan jasad pengganggu. Pada lingkunga nyang stabil kesimbangannya dengan inang dan jasad pengganggu, seperti halnya pada hutan primer, jarang terjadi gangguan, kecuali ada bencana alam seperti gunung meletus, petir dan sebagainya.
  2. Konsep Segiempat Gangguan. Pada konsep ini, unsur manusia (M) berperan menimbulkan gangguan. Dengan lingkungan dan tanaman (inang) yang direkayasa oleh manusia, keseimbangannya akan terganggu. Hal ini berlaku pada areal pertanian, hutan industri, perkebunan yang lingkunganya relatif tidak stabil, inangnya homogen dan berkualitas tinggi, biasanya rentan terhadap hama, penyakit dan gulma.
  3. Konsep Limas Gangguan. Pada konsep ini, interaksi antara faktor-faktor yang menimbulkan suatu gangguan bersifat dinamis dari waktu ke waktu. Di sini, faktor waktu (W) faktor penting dalam menentukan epidemi. 
Segitiga Gangguan
Segiempat Gangguan
Lima Gangguan
Keterangan: L = Lingkungan, P = Jasad Pengganggu, I = Inang, M = Manusia, W = Waktu.
 

B. Kerusakan

Kerusakan adalah setiap pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat gangguan. Atau ditinjau dari segi ekonomi, kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya.

Sebagai contoh, misalnya:

  • Daun kangkung yang terserang kumbang daun Epilachna spp dan ulat jengkal Chrysodeixis chalcites menyebabkan daun kangkung berlubang. Daun kangkung berlubang tersebut masih boleh dipanen atau secara kuantitas tidak merugikan. Akan tetapi, kualitas dari daun tersebut berkurang (menurun). Penurunan kualitas daun tersebut berakibat pada turunnya nilai jualnya (harganya menurun).
  • Serangan kumbang penggerek buah kapas (Strymon melinus) dapat menyebabkan buah tersebut gugur sebelum masak. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kuantitas hasil yang diperoleh, walaupun secara kualitas hasilnya bagus.

C. Kerugian

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa dari segi ekonomi, kerusakan tanaman adalah ketidakmampuan tanaman untuk memberikan hasil yang cukup kuantitas maupun kualitasnya. Penurunan kualitas hasil tanaman mengakibatkan penurunan nilai jualnya (menurunnya harga jual hasil tersebut). Penurunan kuantitas berakibat pada berkurangnya jumlah hasil yang seharus dijual. Menurunnya nilai jual dan berkurangnya jumlah hasil yang seharusnya dijual akan berpengaruh pada berkurangnya pendapatan yang diperoleh. Berkurangnya pendapatan akan berdampak pada aspek sosial ekonomi. Dampak sosial-ekonomi itulah disebut dengan kerugian.

Berbicara tentang kerugian, tentunya, kita akan berpikir ke arah kerugian uang yang diderita oleh produsen atau petani atau penanam. Akan tetapi, sebagian dari kerugian ini juga ditanggung oleh konsumen. Mengapa demikian? Karena ia (konsumen) harus membayar harga yang lebih tinggi dari biasanya untuk mendapatkan hasil panen yang kadang-kadang lebih jelek.

  • Dengan demikian, kerugian adalah dampak sosial ekonomi yang diderita oleh produsen (petani atau penanam) maupun konsumen (pembeli atau pemakai hasil tanaman) akibat penurunan kualitas dan kuantitas tanaman atau hasil tanaman.

REFERENSI

  • Natawigena, H., 1993. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya. Bandung. Hal: 13, 33-37, 98, 147.
  • Rukmana, R., 1997. Hama Tanaman dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 14-17
  • Triharso, 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 2-11, 50-51.
    Untung, K. 1984. Pengantar Analisis Ekonomi Pengendalian Hama Terpadu. Andi Offset. Yogyakarta. Hal: 7-16.
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang - Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. - We learn, practice, and be rich - Kami belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera - Meup onle ate, mua onle Usif - Designed By JoomShaper