Tipe Kerusakan, Rumus dan Metode dalam Penilaian Intensitas Serangan OPT
Dalam menangani berbagai gangguan OPT, Indonesia telah memiliki konsep dasar Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang merupakan landasan strategis dan operasional di lapangan (Untung, 1995; Oka, 2005). Dalam penerapan PHT digunakan kombinasi berbagai cara pengendalian yang kompatibel. Berbagai faktor ikut menentukan keberhasilan PHT di lapangan termasuk tersedianya data hama yang akurat (Untung, 1995; Oka, 2005). Untuk melaksanakan PHT secara tepat maka data awal berupa jenis hama penting yang menyerang serta intensitas kerusakan yang ditimbulkan haruslah diketahui dengan jelas.
Kerusakan tanaman karena serangan OPT sangat beragam tergantung pada gejala serangannya, sehingga dikenal kerusakan mutlak atau dianggap mutlak dan kerusakan tidak mutlak.
Kerusakan mutlak
Adalah kerusakan yang terjadi secara permanen/keseluruhan pada tanaman bagian tanaman yang akan dipanen, misalnya kematian seluruh jaringan tanaman dan layu. Sedangkan, kerusakan yang dianggap mutlak seperti terjadinya busuk, rusaknya sebagian jaringan tanaman sehingga tanaman atau bagian tanaman tidak produktif lagi. Untuk menghitung kerusakan mutlak dapat menggunakan rumus sebagi berikut:
IS = (n ÷ N) ×100%
-
- IS = Intensitas serangan (%)
- n = jumlah contoh tanaman atau bagian tertentu tanamanyang rusak mutlak atau dianggap rusak mutlak.
- N = jumlah contoh tanaman atau bagian tertentu tanaman yang diamati
Kerusakan tidak mutlak (bervariasi)
Adalah kerusakan sebagian tanaman seperti daun, bunga, buah, ranting, cabang dan batang. Untuk menghitung kerusakan tidak mutlak dapat menggunakan rumus sebagi berikut:
IS = {(∑n × v) ÷ (Z × N)} ×100%
-
- IS = Intensitas Serangan (%)
- n = Jumlah tanaman atau bagian tanaman pada skala-v
- v = Nilai skala kerusakan tanaman
- N = jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh yang diamati
- Z = nilai skala kerusakan tertinggi.
Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan, nilai skala skor kerusakan tanaman/bagian tertentu tanaman adalah sebagai berikut:
0 → jika tidak ada bagian tanaman yang sakit/rusak
1 → jika bagian tanaman yang sakit atau rusak: 1-25%
2 → jika bagian tanaman yang sakit/rusak: 25-50%
3 → jika bagian tanaman yang sakit/rusak: 50-75%
4 → jika bagian tanaman yang sakit/rusak: > 75%
Kriteria/kategori kerusakan hama ditentukan sebagai berikut:
Tidak Ada serangan/kerusakan → jika nilai IS = 0%
Serangan/kerusakan ringan → jika nilai IS < 25%
Serangan/kerusakan sedang → jika nilai IS 25 - 50%
Serangan/kerusakan berat → jika nilai IS 50 - 85%
Serangan/kerusakan sangat berat (puso) → jika nilai IS > 85%
Cara Pengambilan Contoh Tanaman
Penilaian intensitas serangan dilakukan dengan mengamati kerusakan yang ditinggalkan oleh OPT pada tanaman. Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, tidak semua tanaman harus diamati. Oleh karena itu, kita hanya mengambil sampel (contoh) tanaman tertentu. Cara pengambilan sampel yang biasa digunakan dalam pengamatan adalah dengan Teknik Sampling Sistematik.
Titik contoh pada sampling sistematik mengikuti aturan tertentu, misalnya jarak yang sama antar titik contoh, pengambilan sampel sepanjang garis diagonal dengan jarak tertentu, atau pengambilan sampel pada unit sampel tertentu sepanjang garis diagonal. Berikut ini contoh pengambilan sampel secara sistematik pada tanaman pertanian:
- Metode Unit atau Petak Contoh 1 x 1 meter
- Metode Garis Diagonal
METODE UNIT atau PETAK CONTOH
Cara-1: Menggunakan Petak Contoh (1 x 1 m) (klik pada gambar untuk memperbesar)
Sampel diambil pada 5 petak contoh (A-B-C-D-E) yang ditentukan secara Sistematik, yaitu 4 petak contoh pada titik terluar garis diagonal dan 1 petak contoh terletak pada perpotongan garis diagonal. Setiap petak contoh berukuran 1 m2. Semua tanaman yang berada dalam setiap petak contoh diamati dan diambil datanya (lihat Gambar).
METODE GARIS DIAGONAL
Cara-2: Menggunakan Metode Garis Diagonal (klik pada gambar untuk memperbesar)
Tanaman sampel untuk pengamatan adalah semua tanaman yang dilewati oleh Garis Diagonal. Jika populasi tanaman besar maka tanaman sampel dapat diambil dalam jarak tertentu sepanjang garis diagonal, misalnya data diambil pada setiap 2 tanaman sepanjang garis diagonal.
Tabulasi Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan
A. Untuk Kerusakan Mutlak:
![]() |
||
Tanaman Sampel |
Keadaan Sampel (rusak/sehat) |
PERHITUNGAN |
1 | Rusak |
IS = (n ÷ N) x 100%IS = (10 ÷ 15) x 100%IS = 66,67%Berdasarkan nilai IS maka kerusakan tanaman kacang tanah berumur 2 MST seluas 75 m2termasuk dalam kategori serangan/kerusakan berat |
2 | Sehat | |
3 | Sehat | |
4 | Rusak | |
5 | Sehat | |
6 | Rusak | |
7 | Sehat | |
8 | Rusak | |
9 | Rusak | |
10 | Rusak | |
11 | Rusak | |
12 | Sehat | |
13 | Rusak | |
14 | Rusak | |
15 | Rusak | |
Jumlah tanaman yang rusak (n)
|
10
|
|
Jumlah tanaman yang diamati (N)
|
15
|
![]() |
B. Untuk Kerusakan tidak Mutlak:
![]() |
|||||
Tabel 1. Hasil Pengamatan | Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan | ||||
Tanaman Sampel
|
Skala Kerusakan
|
|
Skala Kerusakan (v)
|
Jumlah Tanaman (n)
|
n x v
|
1 | 1 | 0 | 5 | 0 | |
2 | 0 | 1 | 8 | 8 | |
3 | 0 | 2 | 1 | 2 | |
4 | 3 | 3 | 1 | 3 | |
5 | 0 | 4 | 0 | 0 | |
6 | 2 | Total | 15 | 13 | |
7 | 0 |
PERHITUNGAN:IS = {(Σn x v) ÷ (Z x N)} x 100%
IS = {(13) ÷ (4 x 15)} x 100%
IS = 21,67%
Berdasarkan nilai IS maka kerusakan tanaman kacang tanah berumur 2 MST seluas 75 m2 termasuk dalam kategori serangan/kerusakan Ringan.
|
|||
8 | 1 | ||||
9 | 1 | ||||
10 | 1 | ||||
11 | 1 | ||||
12 | 0 | ||||
13 | 1 | ||||
14 | 1 | ||||
15 | 1 |