NEMATODA PARASITIK & GEJALA SERANGANNYA
Keterangan Gambar: Gejala serangan nematoda puru akar root-knot nematode (Meloidogyne sp.). Sumber: Gerald Holmes, California Polytechnic State University at San Luis Obispo, Bugwood.org
Menurut Dropkin (1991), nematoda berbentuk memanjang, seperti tabung, kadang- kadang seperti kumparan, yang dapat bergerak seperti ular. Nematoda yang menyebabkan kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar maupun diluar batang didalam tanah, bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang. Nematoda parasit tanaman, misalnya Meloidogyne sp., dapat menyebabkan kerusakan hampir mencapai 100%. Hal ini akan menyebabkan tanaman puso dan petani gagal panen. Nematoda ini memiliki jangkauan inang yang sangat beragam, sehingga dapat ditemukan pada beberapa tanaman penting pertanian. Kerugian yang telah ditimbulkan oleh nematoda ini sangat besar, banyak hasil tanaman pertanian rusak, mati, dan hasil panen menurun drastis. (Baca: Penyakit Nematoda Bengkak Akar)
Nematoda dapat juga ditemukan hidup di atas tanah. Umumnya nematoda yang hidup di atas tanah sering terdapat di dalam tanah terdapat di dalam jaringan tanaman atau di antara daun-daun yang melipat, di tunas daun, di dalam buah, di batang, atau di bagian tanaman lainnya. Nematoda juga ada yang hidup di dalam tanaman disebut nematoda endoparasit, dan ayang di luar tanaman disebut nematoda ektoparasit (Pracaya, 2008).
Morfologi & Siklus Hidup
Morfologi Nematoda
Nematoda berukuran sangat kecil yaitu antara 300 – 1000 mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15 – 35 mikron. Karena ukurannya yang sangat kecil ini menyebabkan nematoda ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, akan tetapi hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang bergerak lambat di dalam tanah, panjangnya bervariasi dan maksimum 2 mm, kepalanya berlekuk dan panjang stiletnya hampir 2 kali panjang stilet betina (Anafzhu, 2009).
![]() |
Keterangan Gambar: Nematoda puru akar, root-knot nematode (Meloidogyne sp.). Sumber: IPM Images |
Siklus Hidup Nematoda
Umumnya perkembangan nematoda parasit tanaman terdiri dari tiga fase, yaitu telur - larva I sampai larva IV - nematoda dewasa. Siklus hidup nematoda puru akar sekitar 18–21 hari atau 3–4 minggu dan menjadi lama pada suhu yang dingin. Jumlah telur yang dihasilkan seekor betina tergantung pada kondisi lingkungannya. Pada kondisi biasa betina dapat menghasilkan 300-800 telur dan kadang-kadang dapat menghasilkan lebih dari 2800 telur.
Di dalam akar, larva nematoda menetap dan menyebabkan perubahan sel-sel yang menjadi makanannya, larva menggelembung dan melakukan pergantian kulit dengan cepat untuk kedua dan ketiga kalinya, selanjutnya menjadi jantan atau betina dewasa yeng berbentuk memanjang di dalam kutikula, stadium ke empat muncul dari jaringan akar dan menghasilkan telur secara terus menerus selama hidupnya. Larva jantan lebih banyak jika akar terserang berat dan zat makanan kurang, jika sedikit larva pada jaringan inang maka hampir semua menjadi betina, tetapi reproduksinya kebanyakan partenogenesis, walaupun exudat akar mampu memacu penetasan telur, tetapi senyawa tersebut tidak diperlukan untuk keberhasilan siklus hidupnya (Anafzhu, 2009).
Gejala Serangan
Gejala Serangan Nematoda
A. Gejala serangan di atas permukaan tanah
A.1. Pertumbuhan tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh, dan primordial bunga
- Tunas mati. Kadang-kadang serangan nematoda menyebabkan matinya tunas atau titik tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak dapat hidup. Kasus ini terjadi pada tanaman stroberi yang terserang Aphelenchoides.
- Batang dan daun mengkerut. Serangan nematoda pada titik tumbuh tanaman, kadang-kadang tidak sampai menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan batang, daun, atau struktur lain dapat berkembang. Perkembangan organ-organ tersebut tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan atau pemuntiran. Contoh tanaman gandum terserang larva Anguina tritici pada daerah titik tumbuhnya.
- Puru biji. Biji tanaman rumputan atau biji-bijian yang terserang Anguina. Setelah bunga terbentuk, nematoda yang telah tumbuh sempurna mulai masuk dan menyerang pada bagian ini sampai nematoda dewasa. Di tempat inilah nematoda bekembang biak. Akibatnya primordial bunga akan membentuk puru yang di dalamnya berisi sejumlah besar larva nematoda; nematoda ini mampu hidup pada waktu yang cukup lama.
A.2. Pertumbuhan tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun.
- Beberapa jenis nematoda hidup dan makan dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis. Contoh gejala penyakit “cincin merah” pada batang kelapa yang terserang oleh Rhadinaphelenchus cocophilus (lihat juga 01-02-03) terjadi karena adanya luka pada pangkal batang tanaman tersebut. Contoh lain, Ditylenchus dipsaci yang menyebabkan luka pada batang dan daun pada berbagai tanaman.
- Bercak dan luka daun. Nematoda yang menyerang daun, kadang-kadang makan dan merusak parenkim. Nematoda tersebut masuk melalui stomata. Contoh: Aphelenchoides ritzemabosi yang menyerang daun Chrysantemum.
- Puru pada daun. Anguina balsamophila dan millefolii menyebabkan terjadinya puru pada daun yang terserang oleh nematoda ini.
B. Gejala di bawah permukaan tanah
- Puru akar. Gejala ini tampak apabila suatu tanaman terserang nematoda puru akar. Ada beberapa jenis nematoda yang menyebabkan puru akar, yaitu Meloidogyne sp.., Naccobus, Ditylenhus radicicola. Kedua nematoda tersebut membentuk puru pada akar tanaman oat, barley, tomat, kentang dan jenis tanaman lain.
- Busuk. Nematoda yang masuk pada tanaman menyebabkan luka. Terjadinya luka ini mula-mula disebabkan oleh cucukan nematoda, namun kerusakan yang lebih berat yang terjadi selanjutnya mungkin diakibatkan oleh serangan organisme lain yang masuk sebagai hama sekunder. Contoh. Gejala busuk oleh Ditylenchus destructor pada umbi kentang.
- Nekrosis pada permukaan. Nematoda yang makan akar tanaman dari luar, mungkin akan menyebabkan matinya sel-sel yang terdapat di permukaan jaringan. Keadaan ini selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada bagian tersebut. Apabila populasi nematoda yang menyerang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel epidermis, sehingga akar-akar yang masih muda akan berubah warnanya menjadi kekuningan sampai kecoklat-coklatan. Contoh Aphelenchoides parietinus menyerang Cladonia fimbriata (lumut kerak) dan Tylenchuluss semipenetrans menyerang tanaman jeruk
- Luka. Gejala ini terjadi apabila cucukan nematoda menyebabkan terjadinya luka yang berukuran kecil sampai sedang. Contoh: Radopholus similis pada akar pisang.
- Percabangan akar yang berlebihan (excessive root branching). Adanya serangan nematoda dapat memacu terbentuknya akar-akar kecil di sekitar ujung akar. Contoh serangan Naccobus, Trichodorus.
- Luka atau kematian ujung akar. Setelah nematoda makan pada akar, mengakibatkan ujungnya akan terhenti pertumbuhannya, demikian pula terhentinya pertumbuhan cabang-cabang akar, sehingga akan timbul gejala:
- Stubby root yaitu cabang-cabang akar yang berukuran kecil akan terhenti pertumbuhannya, sehingga membentuk ikatan akar.
- Coarse root, yaitu apabila pertumbuhan akar yang menyamping terhenti, beberapa diantaranya berukuran pendek, system perakaran utama lebih besar dan tidak banyak dijumpai akar-akar yang kecil.
- Curly tip, yaitu luka yang terjadi pada sisi akar dekat ujung, yang mungkin akan menghambat pertumbuhan dan pemanjangan akar pada bagian sisi tersebut. Akibatnya akar akan memuntir. Gejala ini timbul akibat serangan nematoda Xiphinema (dagger nematode).
Pengendalian
Pengendalian Nematoda
Pengendalian melalui Sanitasi:
- Karantina tanaman mencegah penyebaran nematoda ke tanaman/daerah lain.
- Disinfeksi tanaman mencelupkan bibit tanaman ke dalam air panas yang mengandung nematisida.
- Mencegah penyebaran nematoda oleh air irigasi menahan air yang mengandung/tertular nematoda di dalam bak penampungan sampai nematoda mengendap.
Pengendalian secara Kultur Teknis:
- Pergiliran tanaman ketidaksesuaian nematoda dengan tanaman inang.
- Pemberoan lahan, penggenangan, pengaturan waktu tanam, penanaman tanaman perangkap, penanaman tanaman tahan nematoda, penggunaan bibit bebas nematoda
- Pupuk Organik. Pemupukan bahan organik dilakukan bertujuan memperbaiki struktur tanah sehingga tanaman dapat tumbuh subur. Tanaman yang sehat dan kuat lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Di dalam pupuk oganik terutama pupuk kandang/kompos banyak berkembang mikroorganisme yang dapat berperan sebagai musuh alami nematoda, misalnya jamur perangkap. bahan organik dapat memacu perkembangan mikroorganisme antagonis dalam tanah seperti jamur, bakteri, dan nematoda predator. Penggunaan pupuk NPK, dolomit, dan mulsa daun akar wangi pada lahan yang terinfeksi nematoda di Jawa Barat mampu menghasilkan terna basah (bagian daun dan ranting) sekitar 11,44 ton/ha, sedangkan bila tanpa mulsa hasilnya hanya 9,75 ton/ha. Selain berfungsi sebagai bahan organik, mulsa juga berperan dalam mempertahankan kelembapan tanah. Hasil pelapukan bahan organik bersifat racun terhadap nematoda serta mampu memacu perkembangbiakan dan aktivitas mikroorganisme antagonis yang merupakan musuh alami nematoda seperti jamur, bakteri, dan antagonis lainnya.
Pengendalian secara Fisik:
- Pembakaran
- Penguapan panas
- Pencelupan ke dalam air panas
Pengendalian secara Hayati:
- Parasit Artrobotrys oligospora, Meria conoispora, Bacillus penetrans.
- Predator Mononchus
- Tanaman yang mengeluarkan zat nematisidal, seperti: Tagetes, Crotalaria sp., Asparagus sp.
- Introduksi/penerapan musuh alami berupa agensia hayati: cendawan Verticillium chlamydosporum, Cylindrocarpon destructans, Acremonium strictum., Arthobrotys spp., dan Paecilomyces sp.,dll.
Pengendalian secara Kimiawi:
- Nematisida. Aplikasi nematisida kimia sebagai alternatif sesuai ambang kendali. Dalam mengaplikasikan nematisida, perlu memperhatikan ambang kendali NSK. Ambang pengendalian pada tanaman inang komersial di Jepang adalah 31 sista hidup/100 gr tanah.
- Fumigan Hidrokarbon alifatik halogen, sodium metan, dazomet
Pengamatan tanaman secara rutin/berkala.
- Jika dijumpai gejala serangan, lakukan pencabutan tanaman secara keseluruhan beserta perakaran dan tanah zona risosfer, kemudian dibakar.