IbM Pemberdayaan Wanita Posyandu dengan Penerapan Pangan Lokal dan Tanaman Obat Keluarga di Kelompok Posyandu Melati dan Posyandu Seko Masaubat Desa Oeltua Kabupaten Kupang
Maria Susana Medho & Endeyani V. Muhamad
INTISARI. Pengabdian ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu ibu-ibu rumah tangga dalam kelompok Posyandu Melati dan Posyandu Seko Masaubat di desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang dengan mengembangkan program diversifikasi produk olahan pangan lokal dan Pemanfaatan Pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam program IbM meliputi (1) Penyuluhan dilakukan dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga dalam kelompok posyandu tentang pentingnya melakukan diversifikasi pangan local dan tanaman obat (2) melakukan pelatihan dan demplot percobaan budidaya tanaman obat dari 3 jenis tanaman obat keluarga yang dikoleksi di 3 lokasi pekarangan rumahuntuk dijadikan contoh bagi ibu-ibu rumah tangga yang lain di kelompok posyandu Melati dan posyandu Seko Masaubat desa Oeltua (3) Melakukan penerapan IPTEK untuk teknik pengolahan pangan local dari bahan jagung, pisang dan ubi serta teknik pengolahan tanaman obat dengan metode pengolahan yang berbeda (4) Melakukan pendekatan kekeluargaan lewat kader posyandu. Berdasarkan kegiatan ini maka luaran yang diperoleh pada kegiatan IbM adalah : (1) Kegiatan IbM umumnya dapat berjalan sesuai tahapan kegiatan karena melibatkan teknisi dan mahasiswa serta direspon baik oleh peserta kegiatan bahkan telah memberi motivasi bagi anggota masyarakat lain di sekitar tempat kegiatan (2) Kegiatan ini dapat menghasilkan produk olahan berbasis potensi lokal yaitu jagung, ketan, jahe dan temulawak instan yang dapat dipasarkan oleh masing-masing peserta. Sedangkan untuk budidaya tanaman toga telah diperbanyak dan didistribusikan pada semua peserta contoh (tiga orang/kelompok) dan sedang diperbanyak untuk didistribusikan ke semua anggota kelompok bahkan anggota masyarakat lain yang berminat (3) Kegiatan ini telah berhasil mengintrodusir dan membangkitkan respon inovasi teknologi pengolahan potensi lokal dan budidaya tanaman obat hemat air di pekarangan rumah.
Pendahuluan
Gerakan penganekaragaman pangan dan tanaman obat lebih cepat dijalankan melalui berbagai pranata social yang ada dalam masyarakat karena sifatnya yang cultural seperti kelompok arisan, kelompok pengajian, kelompok wanita tani, kelompok posyandu, dengan strategi penyuluhan dan pendampingan serta pemberdayaan dalam kelompok-kelompok tersebut.
Kegiatan utama posyandu adalah Bina Keluarga Balita (BKB), penanggulangan gizi buruk. Sedangkan kegiatan pilihan adalah program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan dan Pemanfaatan Pekarangan melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA), kegiatan ekonomi produktif berupa usaha peningkatan pendapatan keluarga, usaha simpan pinjam dan berbagai program pembangunan masyarakat desa. Namun kegiatan pengembangan atau pilihan sampai saat ini tidak pernah dilaksanakan karena tidak pernah ada pendampingan dari lembaga apapun untuk kegiatan pilihan tersebut yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat. Selain itu minimnya penguasaan IPTEK dalam melakukan diversifikasi produk pangan local dan tanaman obat. Dilihat dari usia tenaga kerja bahwa ibu-ibu dalam kelompok posyandu Melati dan Seko Masaubat termasuk usia tenaga kerja produktif yang membutuhkan pendampingan untuk kegiatan usaha produktif.
Metode Pelaksanaan
- Penyuluhan dilakukan dengan melibatkan ibu-ibu rumah tangga dalam kelompok posyandu tentang pentingnya melakukan diversifikasi pangan local dan tanaman obat sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki tim IbM.
- Pelatihan dan demplot percobaan budidaya tanaman obat dari 3 jenis tanaman obat keluarga yang dikoleksi di 3 lokasi pekarangan untuk dijadikan contoh bagi ibu-ibu rumah tangga yang lain di kelompok posyandu Melati dan posyandu Seko Masaubat desa Oeltua.
- Penerapan IPTEK untuk teknik pengolahan pangan local dari bahan jagung, pisang dan ubi serta teknik pengolahan tanaman obat dengan metode pengolahan yang berbeda.
- Pendekatan kekeluargaan lewat kader posyandu.
Hasil yang Dicapai
- Kegiatan IbM umumnya dapat berjalan sesuai tahapan kegiatan karena melibatkan teknisi dan mahasiswa serta direspon baik oleh peserta kegiatan bahkan telah memberi motivasi bagi anggota masyarakat lain di sekitar tempat kegiatan
- Kegiatan ini dapat menghasilkan produk olahan berbasis potensi lokal yaitu jagung, ketan, jahe dan temulawak instan yang dapat dipasarkan oleh masing-masing peserta. Sedangkan untuk budidaya tanaman toga telah diperbanyak dan didistribusikan pada semua peserta contoh (3 orang/kelompok) dan sedang diperbanyak untuk didistribusikan ke semua anggota kelompok bahkan anggota masyarakat lain yang berminat.
- Kegiatan ini telah berhasil mengintrodusir dan membangkitkan respon inovasi teknologi pengolahan potensi lokal dan budidaya tanaman obat hemat air di pekarangan oleh masyarakat.
Dokumentasi Kegiatan
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Keterangan: Klik pada Gambar untuk Memperbesar (Click on Image to Enlarge)
Saran
- Pendampingan yang intens terhadap peserta yang telah mengembangkan usaha dengan mengadopsi teknologi ini secara berkelanjutan.
- Penguatan kapasitas usaha secara perlu dilakukan agar dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
Daftar Pustaka
- Cheppy, 2001. Budidaya Tanaman Obat Komersial, Penerbit Swadaya, Jakarta
- Erliza H., Ani S., M. Ihsanur. 2002. Membuat Aneka Olahan Jagung. Penerbit Swadaya. Jakarta
- Hariana, A., 2007. Tumbuhan Obat dan khasiatnya, Penerbit Swadaya, Jakarta.
- Kartasasmita, G. 2008. Makalah: Dewan Perwakilan Daerah dan Otonomi Daerah. Disampaikan pada Seminar Nasional, Institut Teknologi Bandung (ITB) Dalam Rangka Memperingati Seratus Tahun Kebangkitan Nasional. Bandung.
- Setiawan B., Haning P., Mita N., Ade L., Aswatini. 2012. Kemandirian Pangan Berbasis Potensi Lokal. Studi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Indonesia.
- Suyanti S., Ahmad Supriyadi.1990.Pisang Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Penerbit Swadaya. Jakarta
- Titiek F. Djafar dkk, 2001. Aneka Macam Produk Olahan Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.