Lalat Jala Coniopterygidae (Dustywings)
Identifikasi
Dewasa saat istirahat memiliki panjang sekitar 1/8 hingga 5/16 inci (3-7 mm), dari ujung kepala hingga sayap. Antena panjang dan tipis biasanya terletak di depan tubuh dan memiliki banyak segmen seperti manik-manik. Sayap ditutupi dengan lilin bubuk abu-abu hingga putih, seperti halnya pada tubuh, kepala, kaki, dan bagian basal antena. Saat istirahat, sayap dilipat seperti atap di atas tubuh. Namun, betina dari spesies Helicoconis bisa tidak bersayap.
Telur berbentuk oval, agak pipih, dan sedikit runcing di salah satu ujung dengan tonjolan tabung kecil. Telur memiliki panjang 1/24 inci (1 mm) atau kurang dan berwarna keputihan, oranye pucat, merah muda, atau kekuningan dengan tanda seperti jaring di permukaannya.
Larva dan pupa memanjang dan panjangnya 1/5 inci (5 mm) atau kurang, memiliki segmen yang jelas dan tubuh yang meruncing sempit ke arah belakang. Bagian mulut larva pendek, seperti tabung, dan tidak terlihat tanpa pembesaran. Larva dewasa, tidak aktif (prepupae) dan pupa terjadi dalam kokon sutra yang pipih, bulat.
Kemiripan
Lalat dewasa dapat disalahartikan sebagai lalat putih dewasa, tetapi lalat jala sayap debu (dustywings) memiliki antena dan kaki yang jauh lebih panjang. Lalat putih menghisap getah tanaman dan menjadi mangsa lalat jala sayap debu, sehingga kedua serangga dapat hadir bersamaan.
Dewasa saat istirahat jika dilihat dari samping memiliki antena, tubuh, dan sayap yang bentuknya sama dengan lalat jala coklat dan lalat jala hijau, tetapi warnanya umumnya berbeda. Dibandingkan dengan Neuroptera lainnya (ordo serangga bersayap jarring atau jala), lalat jala sayap debu (dustywings) memiliki tidak lebih dari dua vena silang kosta (yang tepat di bawah margin atas sayap depan) dan secara keseluruhan memiliki vena sayap yang relatif sedikit. Sebagai perbandingan, lalat jala coklat dan lalat jala hijau memiliki banyak urat sayap, termasuk banyak vena silang kosta.
Bentuk larva lalat jala sayap debu juga menyerupai lalat jala coklat dan lalat jala hijau. Namun, tidak seperti bagian mulut lalat jala sayap debu yang tidak mencolok, larva lalat jala coklat dan hijau memiliki bagian mulut yang menonjol ke depan, runcing, seperti tabung yang jelas tanpa melalui pembesaran.
Siklus Hidup
Lalat jala sayap debu (dustywings) berkembang melalui 4 tahap kehidupan: telur, larva, pupa, dan dewasa. Betina dewasa selama hidupnya bertelur sekitar 200 telur yang diletakkan secara tunggal di kulit kayu atau daun. Setelah menetas, larva berkembang melalui 3, instar yang semakin besar sebelum menjadi pupa.
Lalat jala sayap debu (dustywings) memiliki 2 generasi atau lebih per tahun. Waktu perkembangan telur hingga dewasa adalah sekitar 6 hingga 8 minggu ketika suhu hangat, melewati musim dingin sebagai dewasa di lokasi terlindung atau dalam kokon sebagai prepupa (larva dewasa yang tidak aktif) yang pada musim semi menjadi pupa dan dewasa.
Habitat
Lalat jala sayap debu (dustywings) sebagian besar terjadi pada semak dan pohon. Mereka mudah diabaikan karena ukurannya yang kecil dan kemiripan dewasa dengan kutu kebul dewasa. Dewasa sebagian besar aktif saat fajar atau senja ketika mereka berkibar perlahan di antara dedaunan untuk bertelur. Mereka juga bisa tertarik pada lampu. Telur dan larva terjadi di koloni mangsa. Kepompong ditemukan pada kulit kayu atau bagian bawah daun.
Lalat jala sayap debu (dustywings) dewasa dan larva kebanyakan memakan arthropoda bertubuh lunak, menetap atau bergerak lambat seperti kutu daun, kutu putih, tungau, phylloxera, psyllids, kutu sisik, dan lalat putih. Meskipun lalat jala sayap debu pada umumnya mengkonsumsi berbagai macam arthropoda kecil, banyak spesies khusus untuk tanaman tertentu, seperti juniper. Mereka mengkonsumsi arthropoda tertentu yang ditemukan pada inang pilihan dan dapat menjadi agen kontrol biologis penting dari predator tanaman tertentu. Misalnya, larva lalat jala sayap debu dapat mengkonsumsi sekitar 150 hingga 300 telur kutu atau nimfa muda (belum matang) atau tungau sebelum bermetamorfosis menjadi pupa.
Species
Setidaknya ada 7 genera dan 28 spesies lalat jala sayap debu di California, termasuk Conwentzia dan Helicoconis spp. dan 5 atau lebih spesies masing-masing Aleuropteryx, Coniopteryx, dan Semidalis.
Informasi Lanjut
- Biological Control and Natural Enemies of Invertebrates,UC Integrated Pest Management Program
- Family Coniopterygidae - Lalat jala sayap debu (dustywings), BugGuide, Iowa State University
- Natural Enemies Handbook,UC Integrated Pest Management Program
- Neuroptera, Coniopterygidae (Westwood 1840): Description & Statistics, UC Riverside
- Protecting Natural Enemies and Pollinators, UC Integrated Pest Management Program
- Species Catalog of the Neuroptera, Megaloptera, and Raphidioptera of America North of Mexico(PDF), California Academy of Sciences
Referensi
- Center for Invasive Species and Ecosystem Health. 2011. Insects - Invertebrate Parasites and Parasitoids. https://www.invasive.org/browse/catsubject.cfm?cat=96
- Shelton Antony. 2011. Biological Control: A Guide to Natural Enemies in North America. Cornell Diversity College of Agriculture and Life Sciences Department of Entomology. http://www.biocontrol.entomology.cornell.edu.
- UC IPM Program. 2011. Natural enemies gallery. Agriculture and Natural Resources, University of California. http://ipm.ucanr.edu/natural-enemies/













