Kegiatan PKM Prodi-PPLK 2018
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Hemat Air dalam Polybag, Pembuatan Pupuk Organik (Bokashi) dan Desain Alat Perangkap Hama Lalat Buah
Berdasarkan pada Undang-Undang nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan menempatkan narapidana sebagai manusia biasa yang hak-hak sebagai warga Negara Indonesia dibatasi oleh okum. Pemasyarakatan berupaya untuk memenuhi hak narapidana dalam bentuk pembinaan dalam lapas/ rutan dan memberikan pembimbingan pasca narapidana menjalani masa pidananya (post adjudikasi). Dalam undang-undang nomor 11 tahun 2012 tentang system peradilan pidana anak, pembimbingan dan pengawasan klien yang akan dilaksanakan adalah pembimbingan kemandirian yang merupakan tuntutan yang diberikan untuk mendukung proses adaptasi sosial klien agar menjadi manusia yang mandiri dan berguna bagi nusa dan bangsa khususnya masyarakat sekitar ketika selesai masa narapidana.
Narapidana yang berada di Balai Pemasyarakat Kelas II Kupang berjumlah 700 orang dengan beragam latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda telah bebas bersyarat. Dengan keterbatasan kemampuan atau keterampilan di bidang pertanian yang akan dijadikan sebagai bekal agar narapidana bisa mandiri ketika masa pidana (post adjudikasi) selesai, diharapkan para narapidana memiliki keterampilan yang dapat dikembangkan setelah kembali ke kehidupan bermasyarakat.
Budidaya tanaman dalam pot / polybag merupakan salah upaya yang dilakukan di bidang pertanian dan merupakan salah teknologi yang tepat guna jika diterapkan pada masyarakat yang ingin berlatih bercocok tanam namun terbatas oleh lahan yang dimiliki. Lahan / pekarangan yang sempit merupakan peluang untuk tetap berusahatani dengan memanfaatkan media tanam yang lebih efektif dan efesien seperti pot / polybag yang di letakan langsung pada tanah ataupun menggunakan rak vertikutur. Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang ramah lingkungan serta mudah untuk dipraktikan. Untuk mengatasi gangguan hama perlu dilakukan pengandalian hama salah satunya dengan cara pembuatan perangkap hama.
Permasalahan Mitra
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah:
- Narapidana bebas bersyarat belum memiliki keterampilan
- Minimnya teknologi pertanian yang ditransfer kepada mitra
Metode Pelaksanaan
Solusi yang Ditawarkan
Permasalahan pokok yang terdapat pada mitra narapidana bebas bersyarat di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas II kupang adalah: narapidana bebas bersyarat belum memiliki keterampilan dan minimnya pengetahuan teknologi pertanian yang dimiliki oleh mitra. Berdasarkan permasalahan ini, maka solusi yang ditawarkan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan narapidana bebas bersyarat mengenai teknologi budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag, pembuatan pupuok organic bokashi dan pembuatan desain perangkap hama lalat buah
Metode Pendekatan yang Ditawarkan
Metode pendekatan yang ditawarkan kepada mitra adalah:
- Peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknologi budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag. Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan
- Memperkenalkan pembuatan pupuk organik bokhasi melalui ceramah dan praktik langsung
- Memperagakan pembuatan desain perangkap hama lalat buah dengan cara ceramah dan praktik langsung
Prosedur Kerja
Tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:
- Penyuluhan. Upaya meningkatkan pengetahuan mitra dalam teknologi budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag, pembuatan pupuk organik bokhasi dan pembuatan desain perangkap hama lalat buah dilakukan dengan cara ceramah langsung tentang: (a) manfaat sayuran, pupuk organik dan alat perangkap hama lalat buah, (b) cara menyiapkan bahan dan media tanam sayuran, (c) cara menyiapkan dan pembuatan pupuk organik bokashi dan (d) cara membuat desain perangkap hama dan (e) cara budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag.
- Melatih mitra mencampur media tanam sayuran dan memasukkan ke dalam polibag ukuran 30 x 40 cm sebanyak 1000 polibag, cara menanan dan pemeliharaan
- Melatih mitra penyiapan bahan, alat dan pembuatan pupuk organik bokashi sebanyak satu ton
- Peragaan pembuatan desain alat perangkap hama lalat buah
- Mendampingi mitra dalam pemeliharaan tanaman sayuran dan proses fermentasi pupuk bokashi
- Monitoring dan evaluasi dari awal kegiatan hingga selesai
Partisipasi Mitra
Dalam kegiatan ini mitra menyediakan lahan untuk tempat kegiatan budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag, dan menyediakan lahan untuk pembuatan bokashi. Masyarakat narapidana bebas bersyarat terlibat dalam pencampuran media tanam, pengisian polibag, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Masyarakat narapidana bebas bersyarat terlibat aktif dalam pembuatan pupuk organik bokhasi mulai dari persiapan, pencampuran, fermentasi hingga menghasilkan pupuk bokashi. Selain itu juga terlibat dalam peragaan pembuatan desain alat perangkap hama lalat buah.
Hasil dan Luaran yang Dicapai
Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Politeknik Pertanian Negeri Kupang dengan BAPAS Kelas II Kupang, yang diawali melalui survai, sosialisasi dan menghasil kesepakatan bersama untuk melakukan kegiatan: teknologi budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag, pembuatan pupuk organik bokashi dan desain alat perangkap hama lalat buah. Kegiatan ini diperuntukan bagi para napi yang bebas bersyarat dan staf BAPAS. Selama kegiatan berlangsung mendapatkan respon positif dari peserta baik pada saat penyuluhan, diskusi, demontrasi dan pelatihan.
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Hemat Air Dalam Polibag
Budidaya tanaman sayuran dalam polibag sangat cocok diterapkan di daerah kering dan ketersediaan air sangat yang terbatas terutama pada saat musim kemarau, sehingga dengan cara ini maka kebutuhan masyarakat terhadap sayuran akan dapat terpenuhi.
Penerapan teknologi budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag yang telah dilakukan di BAPAS kelas II Kupang pada kegiatan Program Kemitraan Masyarakat memberikan hasil yang baik dari aspek budidaya maupun respon mitra. Hasil budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag di BAPAS kelas II Kupang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag di BAPAS kelas II Kupang
![]() |
||||
No
|
Jenis Sayuran
|
Jumlah (Polibag)
|
Tanaman Hidup (Polibag)
|
Produksi Panen I /Polibag (Kg)
|
1 | Tomat | 250 | 240 | 0.70 |
2 | Terong | 250 | 250 | 2.50 |
3 | Cabai Besar | 250 | 254 | 0.50 |
4 | Cabai Kecil | 250 | 250 | 0.35 |
Sumber : Data diolah (2018)
Berdasarkan pada Tabel 1, di atas jumlah tanaman yang hidup cukup tinggi berada di atas 90 %. Keberhasilan ini tidak terlepas dari partisipasi aktif dari mitra untuk melakukan pemeliharaan meliputi: penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Partisipasi ini menunjukkan bahwa respon dari mitra menerima teknologi yang ditawarkan baik sebagai sumber pengetahuan maupun sebagai pengalaman memperoleh ketrampilan. Keberhasilan teknologi budidaya tanaman sayuran hemat air dalam polibag pada Tabel1, juga menunjukan produktivitas hasil panen pertama cukup tinggi. Tingginya produksi hasil panen pertama tidak terlepas dari penggunaan benih bermutu yang berasal dari varietas unggul dan pemeliharaan yang intensif. Perkembangan selanjutnya dari ke empat jenis tanaman tersebut diperkirakan masih mampu berproduksi dengan intensitas 3 – 4 kali panen.
Keberhasilan teknologi budidaya sayuran hemat air dalam polibag mendapatkan apresiasi Kepala Bidang Pemasyarakatan Kanwil Kementiran Hukum dan Ham Propinsi Nusa Tenggara Timur pada saat kunjungan panen perdana buah terong. Dampak dari kunjungan tersebut Kepala Bidang pemasyarakatan menawarkan kerjasama dengan institusi Politeknik Pertanian Negeri Kupang dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat binaan Kanwil Kementrian Hukum dan Ham Propinsi NTT. Jenis tanaman sayuran yang berhasil ditanam di BAPAS kelas II Kupang dapat dilihat pada Gambar, 1, 2, 3, 4 dan 5.
Gambar 1. Hasil Pembibitan Bibit Tanaman Tomat, Terong, Cabai Besar dan Cabai Kecil Siap Tanam
Gambar 2. Hasil Penanaman Sayuran Dalam Polibag
Gambar 3. Hasil Tanaman Sayuran Tomat, Terong, Cabai Besar dan Cabai Kecil Telah Berbuah
Gambar 4. Suasana Panen Perdana di Lapangan
Gambar 5. Hasil Panen Perdana Disaksikan Kepala Bidang Pemasyarakatan Kanwil Kementrian Hukum dan Ham Propinsi NTT
Pembuatan Pupuk Organik Bokashi
Pembuatan pupuk organik bokashi dilakukan bersama-sama antara tim dari perguruan tinggi yang melibatkan dan mitra. Peralatan dan bahan-bahannya diperoleh dari Kota Kupang dan sekitarnya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan cara praktik langsung disertai dengan penjelasan-penjelasan cara pembuatan pupuk organik bokashi. Praktik dan penjelasannya dipandu oleh mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertaian Lahan Kering (PPL) tingkat akhir yang memanfaatkan untuk kegiatan penelitian.
Mitra memberikan sikap positif dalam kegiatan ini baik pada tataran pengetahuan maupun keterampilan. Mitra memperoleh banyak informasi tentang pemanfaat dan cara mengeloah limbah pertanian, kotoran ternak menjadi pupuk organik. Pupuk organik bokashi yang dihasilkan mencapai 1000 kg dan telah dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman disekitar Kantor BAPAS kelas II Kupang. Proses hingga hasil pembuatan pupuk organik bokashi dapat dilihat pada Gambar 6, 7, 8, dan 9.
Gambar 6. Penjelasan Pembuatan Pupuk Organik Bokashi
Gambar 7. Pencampuran kotoran sapi, liter ayam, gula air kapur dan EM4
Gambar 8. Pengadukan dan Perapihan Campuran Kotoran Sapi, Liter Ayam, Gula, Air, Kapur dan EM4
Gambar 9. Penutupan Terpal Pada Proses Fermentasi dan Hasilnya Berupa Pupuk Organik Bokashi
Pembuatan Desain Perangkap Hama Lalat Buah
Pembuatan desain perangkap hama lalat buah dijelaskan dan dipraktikkan langsung oleh narasumber dan diikuti oleh peserta dari mitra. Perangkap hama merupakan salah satu cara untuk menekan populasi penggangu tanaman dalam konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), sehingga secara ekonomis tidak menimbulkan kerugian.
Desain perangkap hama lalat buah dibuat dengan memanfaatkan bekas botol air mineral ukuran sedang dan Compact Disc (CD) berwarna. Di dalam alat ini diberi larutan petrogenol sebagai feromon tiruan untuk menarik datangnya serangga jantan. Hasil desain perangkap hama lalat buah dapat dilihat pada Gambar: 10A, B, dan C.
Gambar 10. A. Pembuatan Desain Perangkap Hama Lalat Buah, B. Hasil Desaian Perangkap Hama Lalat Buah, C. Hama lalat Buah Yang Terperangkap
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil Program Kemitraan Masyarakat dengan adanya partisipasi aktif jajaran BAPAS Kelas II Kupang dan narapidana bebas bersyarat dapat disimpulan sebagai berikut:
- Lebih dari 90 % tanaman tumbuh dan menghasilkan pada penerapan teknologi budidaya sayuran hemat air dalam polibag.
- Diperoleh pupuk organi Bokashi sebanyak 1000 kg
- Desain perangkap hama lalat buah efektif untuk menangkap hama jantan lalat buah.
Setelah berakhirnya kegiatan ini disarankan kepada para narapidana bebas bersyarat yang masih wajib lapor tetap melanjutkan kegiatan ini. Bagi narapidana yang telah bebas murni dapat menerapkan program ini di tempat masing-masing sebagai keterampilan dan bekal hidup untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
- Ashari, S. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta
- Djaelani, KA. Dan Yos da Lopes, 2015. Pengenalan Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Tanaman Cabai Merah, Tomat dan Mentimun. Disampaikan pada Pengabdian Masyarakat Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering Pada Kelompok Wanita Tani Hijau Makmur, Desa Fatukanutu, Kabupaten Kupang 6 – 7 November 2015
- Djaelani, KA. Dan Yos da Lopes, 2015. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Tanaman Cabai Merah, Tomat dan Mentimun. Disampaikan pada Pengabdian Masyarakat Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering Pada Kelompok Wanita Tani Hijau Makmur, Desa Fatukanutu, Kabupaten Kupang 6 – 7 November 2015.
- Herwibowo, K. dan N.S. Budiana 2014. Hidroponik Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta
- Mardikanto, T. 2013. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat. UNS Press. Surakarta
- Prajnanta, F. 1995. Agribis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta
- Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajahmada University Press. Yogyakarta
Koordinator Kegiatan: Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP; Herlyn Djunina, S.Sos, M.Hum
{/tabs}