Selamat Datang di Website Jurusan MPLKStaf Pengajar JurusanStrukur Organisasi JurusanDeskripsi Jurusan MPLKVisi dan Misi JurusanPengelola JurusanLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
PPLK 001
 

Gedung MPLK 000

Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu PKK Di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo terhadap Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Pangan Fungsional

Changes in Knowledge and Attitude of PKK Womens in Danga Sub-District, Aesesa District, Nagekeo Regency toward the Utilization of Moringa Leaf as Functional Food
Rilkasari A.M. Dhiu1, Maria S. Medho2, Endeyani V. Muhammad2 - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang - 2022

INTISARI. Penelitian ini telah dilakukan di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo pada Bulan Agustus 2021 terhadap 32 orang ibu-ibu PKK yang mendapat penyuluhan pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional. Penyuluhan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi cara. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan pengetahuan dan sikap ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional dan faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan perubahan pengetahuan dan sikap tersebut. Penelitian menggunakan metode survey. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis scoring dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perubahan pengetahuan mencapai 2,63 yang berada pada kategori tinggi sedangkan skor sikap responden mencapai 2,73 berada pada kategori menerima. Faktor internal yang memiliki hubungan dengan perubahan pengetahuan dan sikap ibu-ibu PKK yaitu pendidikan. Sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan yaitu terhadap yaitu kesesuain teknologi.

Kata Kuci: Perubahan Pengetahuan Dan Sikap, Pemanfaatan Kelor

Rilkasari AM Dhiu 2022 Dokumentasi 1

Video Materi Penyuluhan  Brosur Penyuluhan  Lembar Persiapan Menyuluh  Sinopsis Penyuluhan  Dokumentasi Kegiatan Penelitian


ABSTRACT. This research was conducted in Danga Village, Aesesa District, Nagekeo Regency in August 2021 on 32 PKK womens who received extention about the use of Moringa leaves as functional food. Extension uses the lecture and demonstration method. This study aims to determine changes in knowledge and attitudes of PKK womens on the use of Moringa leaves as functional food and what factors have a relationship with these changes in knowledge and attitudes. The research used survey method. The data analysis technique used in this research is descriptive quantitative with scoring analysis and Spearman rank correlation. The results of this study indicate that the change in knowledge reaches 2.63 which is in the high category while the attitude score of the respondents reaches 2.73 which is in the receiving category. The internal factor that has a relationship with changes in knowledge and attitudes of PKK womens is education. While external factors that have a relationship that is the suitability of technology.

Keywords: Knowledge and Attitude Change, Moringa Utilization


PENDAHULUAN

Kelurahan Danga merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo memiliki luas wilayah 804.2 Ha dengan sebagian besar adalah lahan sawah. Disamping itu masyarakat kelurahan Danga membudidayakan tanaman Hortikultura seperti, cabe, terung, sawi, dan tomat. Selain tanaman hortikultura, tanaman kelor merupakan salah satu potensi yang cukup besar dan hampir di setiap rumah tangga memiliki tanaman kelor.

Tanaman kelor (Moringa oliefera) juga bisa menjadi pangan fungsional karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Dalam 10 gram daun kelor mengandung 9,8 gram protein, karbohidrat 38,2 gram, serat 19,2 gram, kalsium 2.003 mg, kalium 1.324 mg, vitamin C 17,31 mg, vitamin A 6,3 mg, vitamin B1 2,64 mg, vitamin B2 20,51 mg dan vitamin E 13 mg atau sekitar 17,5% dari kebutuhan harian manusia. Selain itu daun kelor juga memiliki manfaat sebagai antibiotik dan memacu sistem imun tubuh, sehingga daun kelor dijuluki sebagai Mother’s Best. Menurut Offor et al., (2014) mengatakan bahwa diperkirakan terdapat paling tidak 300 penyakit yang dapat disembuhkan dengan mengonsumsi atau menggunakan kelor.

Potensi tanaman kelor di kelurahan Danga sangat melimpah karena hampir di setiap rumah tangga memiliki tanaman kelor. Pada umumnya pemanfaatan tanaman kelor hanya digunakan sebagai salah satu menu sayuran bening. Sementara Daun kelor memiliki nilai gizi yang sangat tinggi dan memilki nutrisi mikro (vitamin dan mineral) untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, selain itu pemanfaatan daun kelor dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Dengan penambahan daun kelor diharapkan mampu menambah kualitas pada pangan (es krim dan puding daun kelor) sehingga menjadi produk pangan fungsional. Pangan fungsional adalah pangan yang secara ilmiah maupun yang telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu berdasarkan kajian ilmia yang bermanfaat bagi kesehatan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pembuatan tepung kelor sebagai bahan fortifikasi produk es krim dan pudding kelor. Namun kelemahannya adalah aroma kelor mentah yang sangat tajam sehingga kurang disukai bila ditambahkan sebagai suplemen gizi. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengolahan perlu dilakukan blanching. Blanching adalah perlakuan pemanasan pendahuluan pada buah dan sayuran sebelum dilakukan pengolahan. Suhu dan waktu yaitu 82-93ºC selama 3 sampai 5 menit (Medho.,dkk 2019).

Pemanfaatan tepung kelor perlu diterapkan yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi serta nilai tambah dari pangan agar lebih berdaya guna bagi kebutuhan manusia. Tepung daun kelor juga dapat diaplikasikan ke produk es krim dan puding sebagai bahan fortifikan atau sebagai suplemen nilai gizi. Dalam pembuatan es krim dan puding ada berbagai bahan tambahan lainnya yaitu susu, telur, tepung maizena, nutrijel, dan gula. Pemanfaatan daun kelor oleh sebagian besar masyarakat Kelurahan Danga belum dilakukan secara maksimal karena minimnya pengetahuan, keterbatasan inovasi dan teknologi. Pemilihan ibu PKK sebagai respoden karena ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) memiliki beberapa program pokok yang terkait dengan kebutuhan dasar manusia antara lainnya: pangan, tatalaksana rumah tangga, pendidikan dan keterampilan, kesehatan, perencanaan sehat serta peran penting dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat khususnya kesehatan seperti masalah gizi, kesehatan anak dan stunting, (Tjahjo Kumolo, 2011). Berdasarkan potensi dan masalah pengetahuan masyarakat kelurahan Danga yang masih minim terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu PKK Di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Terhadap Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional ” penyuluhan tentang produk olahan kelor berupa tepung kelor, es krim dan pudding diterapkan di anggota ibu PKK dengan metode demonstrasi cara.

 TUJUAN PENELITIAN

  1. Mengetahui perubahan pengetahuan dan sikap ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional
  2. Mengetahui Faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan pengetahuan dan sikap Ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional.

Rilkasari AM Dhiu 2022 Dokumentasi 1

METODOLOGI PENELITIAN

Materi Penelitian

Materi penyuluhan yang digunakan berupa pemberdayaan Ibu PKK dalam pemanfaatan daun kelor selain sebagai sayur bening,proses penambahan nilai produk daun kelor, serta alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  1. Materi penyuluhan (peran Ibu PKK dalam proses pengolahan daun kelor menjadi pangan fungsional [ tepung kelor es krin dan puding])
  2. Kuisioner
  3. Alat tulis dan referensi yang berakitan dengan penelitian ini.
  4. Alat pembuatan tepung kelor, eskrim dan pudding kelor antara lain: Konfor, Panci, Mixer, Blender, Wadah penjemur,Pengayak,Kap pudding, Kap es krim
  5. Bahan pembuatan tepung kelor antara lain: Daun kelor dan air
  6. Bahan pembuatan pudding kelor antara lain: Daun kelor yang sudah di blender 500ml, Tepung agar-agar berwarna putih 2 bungkus, Tepung, Gula pasir 150 gram, Susu kental manis 1 kaleng dan tepung maizena 50 gram.
  7. Bahan pembuatan es krim daun kelor antara lain: Daun kelor segar yang sudah di blender 500ml, Tepung maizena 50 gram, Susu UHT atau santan kelapa 600ml, Telur 2 butir (ambil kuning saja) Gula pasir 150 gram, Susu kental manis 1 kaleng.

Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan atau kenyataan yang benar untuk mengungkapkan data-data diperlukan dalam penelitian ini, baik itu data pokok maupun data penunjang. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

  1. Observasi dilakukan dengan melihat langsung pada kegiatan Ibu PKK dalam proses pengolahan daun daun kelor menjadi es krim dan puding
  2. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data secara langsung dari informan melalui percakapan atau Tanya jawab tentang hal yang alan diteliti, berdasarkan pedoman yang telah disiapkan peneliti. Wawancara dilakukan terhadap Ibu PKK dengan menggunakan pedoman kuisioner penelitian.
  3. Penyebaran Kuisioner. Penyebaran kuisisoner dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu PKK sebelum dan sesudah mengikuti penyuluhan tentang teknologi yang dibawakan
  4. Metode Demonstrasi Cara. Metode demonstrasi cara merupakan salah satu cara pengolahan daun daun kelor menjadi es krim dan pudding
  5. Sumber Pustaka. Kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dari berbagai sumber seperti kepustakaan buku, laporan penelitian, jurnal penelitian, artikel dan melalui internet yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Jenis Dan Sumber Data Penelitian

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah untuk menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sesuai sumbernya data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

  1. Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang melakukannya.
  2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber- sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan atau dokumen penelitian terdahulu.

Instrumen Penelitian

  1. Kuesioner atau Daftar Pertanyaan. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 2010: 72 dalam artikel Syamsul Hadi di 10.13).
  2. Teknologi yang diperkenalkan kepada Ibu PKK tentang pengolahan daun kelor dan pemanfaatan kelor menjadi es krim dan puding
  3. Materi Demonstrasi yang akan dibawakan atau yang akan disampaikan kepada Ibu PKK yakni LPM dan synopsis serta media yag digunakan yaitu leaflet cara pengolahan dan pemanfaatan daun kelor menjadi es krim dan puding
  4. Alat Tulis Menulis. Alat tulis yang akan digunakan untuk menunjang penelitian ini yakni buku dan pulpen.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Arikunto Suharsimi, 2006). Populasi dalam penelitian ini yaitu Ibu PKK Kelurahan Danga yang   berjumlah 32 orang. Sehingga seluruh populasi dijadikan sampel. Karena populasi kecil, maka penentuan sampel menggunakan sistem sensus yaitu semua populasi sebagai sampel.

Metode Analisis Data

Gedung MPLK 000Untuk mengukur perubahan pengetahuan dan sikap petani terhadap desiminasi teknologi pengolohan daun kelor sebagai pangan fungsional dalam penelitian ini penulis menggunakan metode skoring. Skoring adalah proses penentuan sskor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat klasifikasi cocok tergantung pada anggapan atau opini responden Perhitungan nilai skor atau skor setiap komponen yang diteliti dengan cara mengalihkan frekuensi data dengan nilai bobot nilai tertinggi dengan nilai terendah menggunakan Metode Skoring menurut Umar (1999).

Analisis hubungan faktor eksternal dan internal terhadap perubahan pengetahuan dan sikap Ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional, menggunakan analisis statistik non parametik dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman (rs) dalam Levis (2013).

Tabel 2. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefesien Korelasi

Untuk pengujian tingakat signifikan hubungan digunakan nilai probalitas (p) atau nilai signifikan hasil analisis menggunakan SSPS dibandingkan dengan taraf nyata (α) = 0,05 dengan kaidah pemutusan dalam penarikan kesimpulan.

  1. Jika nilai probabilitas (P) < 0,01 = sangat signifikan (**)
  2. Jika nilai probabilitas (P) < 0,05 = signifikan (*)
  3. Jiak nilai probabilitas (P) > 0,05 = tidak signifikan

HASIL PENELITIAN

Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional (pembuatan tepung,eskrim dan puding kelor) dilakukan oleh Ibu PKK Kelurahan Danga. Bahan yang digunakan adalah daun kelor, air, susu UHT, tepung maizena, tepung agar, tepung nutrijel, telur, susu kental manis, garam dan gula serta alat yang digunakan adalah panci, konfor, saringan, baskom, wadah pengering, blender, mixer, cup eskrim dan cup puding serta proses pembuatannya.

Pembuatan Tepung Dan Pasta Daun Kelor

Rilkasari AM Dhiu 2022 Hasil Lit Gambar 1A

Pembuatan Es Krim Kelor

Rilkasari AM Dhiu 2022 Hasil Lit Gambar 2

Tabel 3. Formulasi Bahan Es Krim

Pembuatan Puding Kelor

Rilkasari AM Dhiu 2022 Hasil Lit Gambar 2

Tabel 4. Formulasi Bahan Puding

Pengetahuan dan Sikap Ibu PKK Terhadap Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional

Pengukuran tingkat perubahan pengetahuan dan sikap Ibu PKK dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan dan demonstrasi cara. Melalui pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional (pembuatan tepung, puding dan eskrim kelor) yang didesiminasikan akan mudah diketahui dan diterima oleh petani. Untuk mengetahui tingkat perubahan pengetahuan dan sikap Ibu PKK maka telah dilakukan pengukuran dengan cara menyebarkan kuisioner sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan dan demonstrasi cara pada Ibu PKK sebagai responden yang terlibat dalam penelitian.

Pengetahuan Ibu PKK Sebelum dan Sesudah Terhadap Pemanfaatan Daun Sebagai Pangan Funsional

Gedung MPLK 000Pengetahuan yang dimaksudkan adalah informasi yang diketahui oleh Ibu PKK tentang pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional (pembuatan tepung, eskrim dan puding kelor) sederhana sebelum dan sesudah penyuluhan dan demonstrasi cara. Melalui kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu PKK mau dan mampu menerapkan teknologi yang telah disampaikan dan dilakukan. Hasil yang diperoleh sebelum kegiatan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada garis kontinum pada Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan Ibu PKK sebelum penerapan pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional (pembuatan tepung, es krim dan puding kelor) berada pada kategori sedang (2,13). Hal ini dikarenakan sebagian besar Ibu PKK sudah mengetahui manfaat daun kelor serta kandungan gizi (vitamin) dari program pemerintah provinsi yaitu budidaya tanaman kelor yang dicanangkan bisa menjadi solusi untuk menekan kasus stunting di NTT serta pemerintah menganggap tanaman kelor dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan bagi masyarakat yang rutin mengonsumsinya. Namun, pengolahan daun kelor yang dilakukan oleh ibu PKK hanya sebagai sayuran bening. Ibu PKK juga belum pernah mendapatkan pelatihan tentang pembuatan tepung kelor hanya mendapat program pelatihan dari penyuluh kecamatan tentang pengolahan produk eskrim dan puding walaupun bukan dari daun kelor namun dari hasil pertanian lainnya seperti ubi talas dan ubi jalar dan Kelurahan Danga juga berada dipusat Ibu kota Kabupaten.

Setelah kegiatan penyuluhan dengan metode demonstrasi cara tentang pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional (pembuatan tepung, pudding dan es krim kelor) pengetahuan Ibu PKK berada pada kategori tinggi (2,63). Besarnya Peningkatan pengetahuan ini disebabkan karena dalam kegiatan ini metode penyuluhan yang digunakan adalah demonstrasi cara sehingga ibu PKK tidak hanya mendengar namun ikut terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan,selain itu ketersedian bahan yang mencukupi dan mudah didapat, proses pembuatan yang sangat mudah, sehingga memudahkan Ibu PKK dalam memahami dan membuat eskrim dan puding dari daun kelor tersebut serta adanya keinginan dan kemauan dari Ibu PKK untuk mencoba teknologi yang disuluhkan, sehingga Ibu PKK mampu menerapakan teknologi tersebut secara mandiri.

Sikap Ibu PKK Sebelum dan Sesudah Terhadap Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional

Gedung MPLK 000Sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif dari diri seseorang terhadap objek atau situasi secara konsisten (Ahmadi, 1991). Sikap yang ditampilkan berupa reaksi yang diberikan sesorang. Dalam penelitian yang dilakukan di kelompok Ibu PKK ini mencakup respon atau reaksi Ibu PKK sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan dan demonstrasi cara. Perubahan sikap Ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional, selengkapnya dapat disajikan  pada Tabel 6.

Berdasarkan hasil analisis dan garis kontium (Gambar 5) dapat diketahui bahwa terjadi perubahan sikap Ibu PKK sebelum penerapan pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional berada pada kategori ragu-ragu (2,29). Sikap Ibu PKK yang ragu-ragu disebabkan karena Ibu PKK berpikir apakah daun kelor bisa diolah menjadi produk-produk baru seperti es krim dan puding walaupun sudah mendapat pelatihan tentang pembuatan es krim dan puding dari hasil pertanian lainnya seperti ubi jalar dan ubi talas, melihat juga dari segi keuntungan serta mudah atau sulitnya untuk mendapatkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung, es krim,dan puding kelor tersebut. Setelah dilakukan penyuluhan dengan metode demonstrasi cara tentang pemanfaatan daun kelor berada pada kategori menerima (2,73). Perubahan sikap Ibu PKK dalam menerima penyuluhan dan penerapan pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional dikarenakan Ibu PKK mendapatkan informasi dan menerapkan pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional, bahan yang mudah ditemukan karena hampir disetiap pekarangan rumah masyarakat setempat memiliki tanaman kelor, serta dalam kegiatan ini, metode penyuluhan yang digunakan adalah demonstrasi cara sehingga ibu PKK tidak hanya mendengar namun ikut terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan.

Faktor-Faktor Internal dan Eksternal yang Berhubungan Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Ibu PKK Terhadap Pemanfaatn Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional

Gedung MPLK 000Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perubahan Pengetahuan Ibu PKK di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Terhadap Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional” penyuluhan tentang produk olahan kelor berupa tepung kelor, es krim dan puding diterapkan di anggota ibu PKK dengan metode demonstrasi cara meliputi umur, pendidikan, keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, dicoba dan diamati, diperoleh dengan menggunakan analisis rank spearman. Faktor umur, keuntungan, kerumitan, dapat dicoba dan dapat diamati dapat diabaikan karena kekuatan hubungan berkisar lemah dan sangat lemah, Sedangkan faktor Pendidikan dan tingkat kesesuaian memiliki hubungan yang kuat sampai sangat kuat terhadap perubahan pengetahuan Ibu PKK.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perubahan Pengetahuan Ibu PKK

Hasil analisis korelasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan pengetahuan Ibu PKK di sajikan pada Tabel 7.

Berdasrkan hasil analisis korelasi rank speraman pada Tabel 7 menunjukan bahwa variabel pendidikan memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan Ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan nilai korelasi 0.670 dan signifikan dengan nilai probabilitasnya 0,000. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuannya. Pendidikan Ibu PKK di Kelurahan Danga tergolong tinggi yang dilihat dari tingkat pendidikan SMP/SMA sebanyak 15 orang (45.87%) dan diikuti tingkat SARJANA sebanyak 10 oranng (31.25%) dan keaktifan Ibu-ibu PKK dalam menerima informasi dan teknologi, serta terlibat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang kemudian memudahkan mereka untuk menerima informasi yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 16 menyatakan bahwa pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mmenpengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Faktor kesesuaian memiliki arah hubungan yang kuat dengan nilai korelasi= 0,455 dan signifikan dengan nilai probabilitasnya 0,021. Hal ini dikarenakan teknologi yang suluhkan dapat disesuaiakan dengan keadaan masyarakat setempat yang sering mengikuti kegiatan atau pelatihan dari punyuluh kecamatan tentang pengolahan produk es krim ataupun puding walaupun itu bukan dari daun kelor selain itu juga kelurahan Danga berada di pusat Ibu Kota Kabupaten sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses atau mendapatkan informasi tentang teknologi terbaru, serta ketersediaan alat dan bahan karena hampir di setiap rumah memiliki tanaman kelor. Hal ini sejalan dengan pendapat Harianta (2010) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan adopsi adalah sifat dari inovasi itu sendiri. Inovasi yang akan diintroduksikan harus mempunyai banyak kesesuaian terhadap kondisi biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya yang ada pada petani, untuk itu inovasi yang ditawarkan harus inovasi yang tepat guna.

Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Sikap Ibu PKK

Gedung MPLK 000Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perubahan sikap Ibu PKK Di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Terhadap Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional ” penyuluhan tentang produk olahan kelor berupa tepung kelor, es krim dan puding diterapkan di anggota ibu PKK dengan metode demonstrasi cara meliputi umur, pendidikan, keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, dicoba dan diamati, diperoleh dengan menggunakan analisis rank spearman. Faktor umur, keuntungan, kerumitan, dapat dicoba dan dapat diamati dapat diabaikan karena kekuatan hubungan berkisar lemah dan sangat lemah, Sedangkan faktor sikap dan tingkat kesesuaian memiliki hubungan yang kuat sampai sangat kuat terhadap perubahan pengetahuan Ibu PKK

Berdasarkan hasil analisis korelasi rank speraman pada Tabel 8 menunjukan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan sikap Ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional dengan nilai korelasi 0.670 dan signifikan dengan nilai probabilitasnya 0,000. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula sikap seseorang dalam menerima suatu inovasi atau teknologi. Pendidikan Ibu PKK di Kelurahan Danga tergolong tinggi yang dilihat dari tingkat pendidikan SMP/SMA sebanyak 15 orang (45.87%) dan diikuti tingkat SARJANA sebanyak 10 oranng (31.25%) sehingga memudahkan sikap Ibu PKK dalam menerima suatu teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 16 menyatakan bahwa pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mmenpengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

 Faktor kesesuaian memiliki arah hubungan yang kuat dengan sikap Ibu PKK terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional dengan nilai koefisien korelasinya yaitu 0.370 dan signifikan dengan nilai probalitasnya 0.032, hal ini dikarenakan teknologi yang disuluhkan sesuai dengan keadaan dan waktu dimana disetiap rumah tangga memiliki tanaman kelor serta bahan baku lainnya mudah ditemukan dan proses pembuatan tepung kelor, es krim dan puding tidak membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menunjukan bahwa semakin kuat tingkat kesesuaian, maka sikap Ibu PKK semakin menerima teknologi. Tingkat kesesuain sangat diperlukan dalam sebuah proses untuk mengadopsi suatu teknologi semakin. Hal ini sejalan dengan pendapat kesesuaian dengan pendapat Anwas (2009) tentang faktor kesesuaian teknologi merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi perubahan sikap terhadap suatu teknologi inovasi baru melalui pendidikan non formal melalui kegiatan pelatihan yang akan dilakukan oleh kelompok sasaran dalam penyelesaian masalah yang dialami oleh kelompok sasaran dilapangan.

KESIMPULAN

  1. Adanya perubahan pengetahuan dan sikap Ibu PKK sebelum dan sesudah penyuluhan terhadap pemanfaatan daun kelor sebagai pangan fungsional. Pengetahuan sebelum penyuluhan berada di kategori sedang (2,13) dan pengetahuan sesudah penyuluhan berada dikategori tinggi (2.63). Sikap Ibu PKK sebelum berada di kategori ragu-ragu (2,13) dan sikap sesudah berada dikategori menerima (2.73).
  2. Faktor-faktor yang memiliki hubungan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap Ibu PKK diantaranya tingkat pendidikan dan tingkat kesesuaian teknologi.

Rilkasari AM Dhiu 2022 Dokumentasi 1

E Library

1Penulis lahir di Nunukae, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo pada tanggal 17 Desember 1996. Penulis memulai studi sekolah dasar Katolik (SDK) Deru tahun 2003 dan selesai tahun 2009, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama SMPN 1 Nangaroro dan selesai tahun 2012, dan kemudian penulis melanjutkan sekolah tingkat menengah atas SMAK St. Clemenens Boawae dan selesai pada tahun 2015. Pada bulan Agustus 2017 penulis diterima sebagai mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Kupang pada Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering. Untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering maka penulis telah meneyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu PKK Di Kelurahan Danga Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo Terhadap Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pangan Fungsional.”
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. Designed By JoomShaper