Selamat Datang di Website Jurusan MPLKStaf Pengajar JurusanStrukur Organisasi JurusanDeskripsi Jurusan MPLKVisi dan Misi JurusanPengelola JurusanLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
PPLK 001
 

Gedung MPLK 000

Perilaku Petani Terhadap Peamanfaatan Lahan Bawah Naungan Tanaman Kopi Arabika Untuk Tanaman Jahe Di Desa Ubedolumolo Kecamatan

Farmers' Behavior towards Land Utilization under the Shade of Arabica Coffee Plants for Ginger Plants in Ubedolumolo Village, Bajawa District, Ngada Regency

Maria Elviana Lado1, Siviardus Marjaya, Donatus Kantur - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang - 2022

INTISARI. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas perkebuanan unggulan yang ada di Desa Ubedulomolo. Luas lahan tanaman kopi arabika yang terdapat di desa Ubedolumolo yakni 33 ha. Sebanyak 80% petani belum memanfaatkan lahan dibawah naungan ditanaman kopi arabika. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) perilaku petani didesa Ubedolumolo terhadap pemanfaatan lahan dibawah nauangn pohon kopi untuk tanaman jahe dan 2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan dibawah naungan tanaman kopi untuk tanaman jahe, 3) untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap perilaku petani dalam pemanfaatan lahan bawah naungan tanaman kopi untuk tanaman jahe. Sampel penelitian adalah 76 orang ditentukan secara sengaja.Penelitian dilakukan melalui penyuluhan dengan metode diskusi dan wawancara. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dan dianalis menggunakan statistika deskriptif (distibusi frekuensi dan skoring), statistika inferensial (uji regresi linier berganda) dan statistika korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pengetahuan sebanyak 5 (6,585%) responden sedang dan 2 (2,6%) responden rendah. Untuk sikap yang menerima 58 (76,32%), petani ragu-ragu 12(15,8%), yang tidak trampil 0 atau tidak ada.karenakan petani menjalankan anjuran dari peneliti untuk ) memanfaatkan lahan bawah naungan untuk tanaman jahe. Sedangkan hasil uji regresi linear berganda menunjukan bahwa dari 8 faktor yang diuji, ternyata hanya terdapat 2 faktor yang berpengarauh signifikan terhadap perilaku petani dalam memanfaatkan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe yakni faktor lama berusahatani (X3) dan faktor sosial Budaya (X8). Hubungan faktor internal dan eksternal terhadap 3 variabel (pengetahuan,sikap,keterampilan) yang berpengaruh umur(X1) dengan nilai korelasi 0,320 dan signifikan 0,005 dan (X4) dengan nilai korelasi 0,422 dengan nilai signifikan 0,000. Sedangkan umur(X1) berpengruh terhadap sikap dengan nilai korelasi 0,320 signifikan 0,005 (X2) pendidikan nilai koofisienya 0,422 nilai signifikan 0,000 dan X3 lama usaha tani nilai korelasi 0,368 nilai signifikan 0,001. Sedangkan untuk keterampilan yang memiliki hubungan dengn faktor internal dan eksternal adalah (X7) komoditas dominan wilayah nilai korelasi 0,340 nilai signifikan 0,003 dan (X8) sosial budaya 6,697 nilai signifikan 0,000.

Kata kunci: perilaku, pengetahuan, sikap, pemanfaatan lahan bawah naungan

Kembali ke Beranda 02

Video Materi Penyuluhan - Brosur Penyuluhan - Lembar Persiapan Menyuluh - Sinopsis Penyuluhan - Dokumentasi Kegiatan Penelitian


ABSTRACT. Coffee   plants are one of the leading plantation commodities in Ubedulomolo Village. The area of Arabica coffee plantations in Ubedolumolo village is 33 ha, with a land area of each land area with a land area of 0.5 ha for each farmer. As many as 80% of farmers have not utilized the land under the auspices of Arabica coffee. This study aims to determine: 1)  the behavior of farmers in Ubedolumolo village towards the use of land under the shade of coffee trees for ginger plants and 2) to determine the factors that influence the behavior of farmers in using land under the shade of coffee plants for ginger plants , 3) to determine the relationship between factors internal and external to the behavior of farmers in the use of land under the shade of coffee plants for ginger. The research was conducted in Ubedulomolo Village , Bajawa District, Ngada Regency. The research sample was 76 farmers in Ubedulomolo Village, determined on purpose. The research was conducted through counseling using discussion and interview methods. Data were collected through questionnaires and interviews and analyzed using descriptive statistics (frequency distribution and scoring). , inferential statistics (multiple linear regression test) and Spearman Rank correlation statistics. The results showed that for knowledge as many as 5 (6.58) moderate respondents and 2 (2.6) low respondents. For attitudes that accepted 58 (76.32%), farmers were hesitant 12 (15.8%), who did not skilled 0 or none. This is because farmers follow the advice of researchers to use shaded land for ginger plants. While the results of the multiple linear regression test showed that of the 8 factors tested, it turned out that there were only 2 factors that had a significant influence on the behavior of farmers in utilizing Arabica coffee shaded land for ginger plants, namely: Knowledge of the length of farming factor (X3) and socio-cultural factors (X8 ). The relationship between internal and external factors on 3 variables (knowledge, attitudes, skills) the relationship that affects internal and external factors is age (X1) with a correlation value of 0.320 and a significant 0.005 and (X4) with a correlation value of 0.422 with a significant value of 0.000. While the relationship to attitudes, namely (X1) Age with a significant correlation value of 0.320, 0.005 (X2) education, the coefficient value is 0.422, a significant value is 0.000 and X3 is the length of farming with a correlation value of 0.368, a significant value is 0.001. Meanwhile, skills that have a relationship with internal and external factors are (X7) the dominant commodity in the region, the correlation value is 0.340, the significant value is 0.003 and the socio-cultural (X8) is 6.697, the significant value is 0.000.

Keywords: behavior, knowledge, attitude, utilization of land under shade

PENDAHULUAN

Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000-1.500 mdpl   dan memiliki jenis tanah andosol yang sangat subur serta memiliki suhu udara rata-rata 15-25C serta memiliki 3-5 bulan kering dan bulan basah 6-7 bulan(Nua, 2011). Hampir seluruh masyarakat di Kabupaten Ngada medapatkan penghasilan dari bertani maka tidak heran jika hampir seluruh masyarakat di Kabupaten Ngada adalah petani. Desa Ubedelumolo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Dengan jumlah penduduk 1.491 jiwa jumlah laki-laki 728 jiwa dan perempuan 768 jiwa. Rata-rata penduduk Desa Ubedelumolo bermata pencaharian sebagai petani kopi, yang sudah dibudidayakan secara turun- temurun. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional, baik sebagai sumber devisa negara maupun sebagai sumber mata pencaharian masyarakat.

Luas lahan tanaman kopi arabika yang terdapat di desa ini yakni 33 ha (Soemarno, dkk 2009), dengan luas lahan tiap petani ± 0,5 ha. Dari 76 petani kopi 80 % petani yang ada di Desa Ubedolumolo belum memanfaatkan lahan dibawah naungan tanaman kopi arabika, sementara 20% dari jumlah petani sudah menanam jahe dibawah naungan dapat memberikan tambahan produksi 300 kg jahe dengan harga/kg Rp 25.000 sehingga pendapatan petani Rp.7.500.000 Dalam menangani pemanfaatan lahan naungan dari tanaman kopi, hampir sebagian besar petani belum mengetahui manfaat yang dapat dilakukan agar naungan dari tanaman kopi arabika dapat diupayakan untuk ditanami tanaman jahe karena tanaman jahe memiliki jaminan pasar dengan harga yang sangat menguntungkan dalam meningkatkan pendapatan petani, selain itu juga tanaman jahe sangat mudah ditemukan di Desa Ubedolumolo. Selain itu pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe mempunyai keunggulan yaitu lebih terjaga keseimbangan biologis, diperoleh penganekaragaman hasil tanaman hasil tanaman, kecilnya resiko kegagalan panen, membantu meningkatkan keuntungan dan stabilitas pendapatan petani persatua luas persatusan waktu serta kesinambungan usaha tani lebih terjamin.

Masyarakat yang belum melakukan upaya tidak lanjut dalam hal pemanfaatan lahan guna menambah penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harikurang lebih 80%. Jarak tanam kopi petani adalah 2,5 x 2,5 meter. Menurut Effendi dan Barmawie, (2007: dalam Lilies. 2017) bahwa menanam jahe dibawah naungan tanaman kopi Arabika sangatlah menguntungkan bagi petani dikarenakan selain menambah penghasilan petani,tanam jahe di bawah naungan tanaman kopi tidak mengganggu perkembangan tanaman kopi bahkan tanaman jahe yang ditanam di sekitar tanaman kopi dapat mempermudah pemeliharaan dan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan lahan.

Menurut Rostiana et al. (2005), Jahe adalah tanaman rimpangan yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat.Jahe merupakan salah satu jenis tanaman yang toleran terhadap naungan, tanaman ini dapat menjalakan siklus hidupnya secara normal meskipun tanpa mendapat intensitas cahaya penuh.Tanaman jahe mampu tumbuh dibawah naungan hingga 30%.Selain itu faktor tanah juga sangat menentukan produktivitas jahe.Tekstur tanah dan drainase sangat mempengaruhi pembentukan rimpangan.Sedangkan tekstur tanah yang cocok untuk tanaman jahe adalah Latosol, Aluvial, dan Andosol.

Untuk meningkatkan pendapatan petani perlu dilakukan pemanfatan lahan dibawah naungan dengan menanam tanaman jahe (Zingiber officinale) yang sangat cocok ditanam dengan kisaran suhu 20-35C, dan suhu optimum 25-30C serta toleran terhadap naungan. Oleh sebab itu peningkatan volume produksi dengan perluasan produksi dengan dengan perluasan area tanam tidak mesti sepenuhnya jahe ditanam secara monokultur dapat juga ditanam dibawah pohon pelindung, dibawah tegakan pohon tanaman perkebunan usia muda atau tua secara tumpang sari dengan intensitas naungan yang disesuaikan dengan syarat tumbuh.

Dengan meningkatkan kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan terutama keperluan produksi dibidang pertanian memerlukan pemikiran yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan terbatas, dan selain itu juga perlu dilakukanya tindakan pelestarian untuk penggunaan lahan yang menguntungkan bagi petani dalam meningkatkan hasil pertanian yang dapat menunjang kelangsungan hidup masyarakat. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perilaku Petani Terhadap Pemanfaatan Lahan bawah Naungan Tanaman Kopi Arabika Untuk Tanaman Jahe Di Desa Ubedolumolo Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada” guna meningkatkan nilai dari lahan itu sendiri, dan dapat meningkatkan pasokan untuk kebutuhan petani.

TUJUAN PENELITAN

  1. Mengetahui perilaku petani di Desa Ubedolumo terhadap pemanfaatan lahan dibawah naungan tanaman kopi untuk tanaman jahe.
  2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan lahan dibawah naungan tanaman kopi untuk tanaman jahe Desa Ubedolumolo Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada.
  3. Mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap perilaku petani dalam pemanfaatan lahan bawah naungan tanaman kopi untuk tanaman Jahe di Desa Ubedolumolo.

METODE PENELITIAN

Materi Penelitian

Didalam penelitian dibutuhkan berbagai materi dan instrument untuk menunjang pelaksanaan penelitian dalam memanfaatkan lahan dibawah naungan tanaman kopi. Adapun persiapan yang perlu dipersiapkan antara lain; Kuisoner (daftar pertanyaan). Objek penelitian adalah petani kopi yang ada di Desa Ubedolumolo Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada karena didukung oleh ketersediaan lahan naungan dibawa pohon kopi Arabika.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapat data sesuai yang diharapkan.Berikut merupakan pembahasan mengenai populasi dan sampel.

  1. Populasi. Populai adalah sekumpulan data yang mempunyai karateristik yang sama dan menjadi objek inferensi, statistika inferensi mendasar diri pada dua konsep dasar, populasi sebagai keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan sampel, sebagai bagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan inferensi (pendekatan/ penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal. Populasi menurut Sugiyono (2013), adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani kopi yang ada di Desa Ubedoumolo yang belum memanfaatkan lahan dibawah naungan tanaman kopi, yaitu sebanyak 76 petani. dari jumlah responden yang ada yang sudah mendapatkan penyuluhan atau informasi terkait dengan pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe sebanyak 10 orang dikarenakan 10 0rang tersebut tergabung dalam kelompok tani mae rebho yang mendapat penyuluhan dari program otonomi petani dari karitas Keuskupan Agung Ende pada tahun 2015, sedangkan 66 petani responden lainya belum mendaptakan penyuluhan atau informasi tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi yang sebelumnya juga sebagian petani sudah tahu namun ragu-ragu dalam mencobah.Oleh karerna jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka dapat dilakukan dengan sensus.Artinya semua populasi dapat diambil sebagai sampel.
  2. Sampel (Sampel Sensus). Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012) adalah bagian dari dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang diambil dari suatu populasi. Menurut Arikunto (2012) jika jumblah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika jumlah sampelnya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya. Berdasarkan penelitian ini dikarenakan jumlah populasi tidak lebih besar dari 100 responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada di Desa Ubedolumolo yaitu sebanyak 76 orang responden.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survei dengan teknik wawancara menggunakan kusioner yang telah disusun (Silalahi, 2009). Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara berdasarkan kusioner penelitian dan dokumentasi. Daftar kusioner penelitian terdiri dari pertanyaan tertutup. Di samping menggunakan kusioner, juga dilakukan metode kepustakaan yaitu pencarian refrensi atau bahan-bahan dari buku atau jurnal. Hasil-hasil penelitian dan halaman website yang berhubungan dengan materi penelitian.

Jenis dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

  1. Data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian, melalui Observasi, pembagian kusioner dan wawancara.
  2. Data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada kaitanya dengan penelitian ini seperti data profil Desa Ubedolumolo, dan data dari Dinas Perkebunan Kecamatan Bajawa.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

  1. Metode Observasi. Metode observasi yaitu study yang sistematis tentang gejala sosial yang psikis dengan jalan pengamatan atau pencatatan kerja dan kejadian yang ada hubungan yang diteliti.
  2. Metode Kunjungan Lapangan. Metode kunjungan lapangan adalah kegiatan pendampingan dan bimbingan penyuluh kepada petani.Metode ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.
  3. Defenisi wawancara menurut Moleong (2009) wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu wawancara (interviewees) yang memberikan jawaban itu.
  4. Kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperakngkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab Sugiyono (2013).
  5. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data berupa fotoatau video selama kegiatan penelitian berlangsung dan mencatat data atau hasil- hasil selama penelitian berlangsung.
  6. Studi pustaka. Metode pustaka yakni teknik yang digunakan untuk melengkapi semua tulisan inidimana peneliti mengambil dari berbagai sumber seperti penelusuran kepustakaan buku, laporan penelitian, artikel, dan melalui internet yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti

Didalam penelitian ini dibutuhkan berbagai instrument untuk menunjang penelitian tersebut antara lain daftar pertanyaan (Kuesioner), kamera, buku, pena.

Teknik Analisis Data

Perilaku Petani

Gedung MPLK 000Untuk tujuan pertama yaitu mendeskripsikan perilaku petani terhadap pemanfaatan lahan naungan tanaman kopi Arabika dianalisis dengan deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran perilaku petani dalam pemanfaatkan lahan dibawah naungan kopi Arabika. Untuk mengukur sejauh mana kegiatan usahatani yang dilakuakan dalam pemanfaatkan lahan naungan kopi Arabika oleh masyarakat, maka digunakan metode skor, yaitu pemberian nilai/ skor melalui penyebaran kuesioner untuk setiap variable yang diamati. Dari penilaian skor ini maka data akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, menggunakan teknikk Skoring menurut Umar (1999).

Faktor Yang Paling Mempengaruhi Perilaku Petani

Analisis faktor yang paling mempengaruhi menggunakan model regresi linear berganda untuk mengetahui lebih jauh faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku petani dalam memanfaatkan lahan dibawah naungan tanaman kopi arabika untuk tanaman jahe. Rumus Persamaan regresi linear berganda: (klik disini)

Analisis Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal

Untuk mengukur hubungan internal dan eksternal petani (X1) dengan perilaku petani (Y) menggunakan analisis Korelasi rank Spearman (Sugiyono,2009). Uji Korelasi rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan variabel X (faktor internal dan eksternal) dan Y (respon) dengan menggunakan ukuran kategori. Untuk menguji biasanya alfa (a) yang disebut taraf nyata atau tingkat signifikan. Nilai a biasanya diterapkan sebesar 0,5 (taraf kepercayaan sebesar 95 %) jika a=0,5 artinya 5 dari setiap 100 kesimpulan kita menolak HO yang seharusnya diterima. Tabel 2. Kriteria Hubungan Nilai Rank Spearman

Kembali ke Beranda 02

HASIL PENELITIAN

Adapun perubahan yang terjadi pada perilaku petani yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan di Desa Ubedolumolo. Secara lengkap dapat dilihat pada uraian berikut.

Pengetahuan Petani

Gedung MPLK 000Tabel 3 menunjukan bahwa pengetahuan petani di Desa Ubedolumolo terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 69 orang dengan presentasenya 90,79% jadi dari 76 petani responden nilai rata-rata pengetahuan sesuai dengan tabulasi data dan hasil analisis adalah 2,71 berada pada rentang nilai kategori tinggi dikarenakan pengalaman bertani responden rata-rata >5tahun sebanyak 66 petani, sehingga petani memiliki banyak pengalaman bertani, dimana pada saat peneliti menyampaikan informasi tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe, petani dapat dengan mudah memahami teknologi yang disampaikan. Selain pengalaman berusaha tani, umur juga merupakan faktor penting dalam peningkatan pengetahuan Menurut Budiman dan Riyanto, 2013 semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga semakin membaik dan bertambah.

Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang ada pada diri manusia, pengetahuan diawali dengan proses melihat sampai dengan proses berpikir dalam diri manusia, pengetahuan berkaitan dengan proses berpikir dalam diri manusia. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi dari seseorang melakukan pengindraan dari objek tertentu.Setelah adanya perubahan perilaku barulah ada keinginan untuk mencari tahumenerima sebua perubahan.Pengetahuan tinggi dapat memberikan dampak baik dalam merespon teknologi yang ditawarkan, hal ini karena terbukti dari hasil survey ke beberapa petani yang sudah memanfaatkan lahan bawah naungan kopi arabika selain menambah pendapatan petani didukung juga dengan kesesuaian syarat tumbuh dari tanaman jahe bawah naungan tersebut. Peningkatan pengetahuan secara umum juga dapat dipengaruhi juga oleh faktor- faktor antara lain umur, pendidikan, dan kebiasaan responden.

Sri dan Honorita (2011), menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh lingkungan petani. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubaahan perilaku pada diri individu. Responden menyadari dan tahu bahwa pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe memiliki manfaat yang baik yaitu menambah pendapatan ekonomi petani, lahan dimanfaatkan dengan baik.Pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe ini diterima oleh petani kopi di Desa Ubedolumolo.

Sikap Petani

Gedung MPLK 000Tabel 4 menujukan sikap petani di desa ubedolumolo terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe menunjukan yang memiliki sikap menrima sebanyak 58 ( 76,32 %) petani. Jadi rata-rata sikap petani responden sesuai tabulasi data dan hasil analisis sebanyak 76 adalah (2,53).Tergolong tinggi. Dikarenakan dari 76 petani responden sebanyak 10 orang petani yang sudah memanfaatkan lahan bawah naungan kopi dan 10 petani tersebut sudah menerima informasi tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi sedangkan 66 petani lainnya belum sama sekali mendapat penyuluhan tentang pemanfaatan lahan naungan. Oleh sebab itu peneliti menghimbau atau mengajak kepada 66 petani dengan mengabil contoh dari 10 petani yang sudah berhasil memanfaatkan lahan bawah naungan kopi arabika sehingga dapat mempengaruhi 66 petani lainya dimana yang menerima teknologi tersebut sebanyak 58 petani, sedangkan petani yang ragu-ragu sebanyak 18 petani.

Sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negative terhadap objek atau situasi secara konsisten. Sikap yang ditampilkan oleh petani terhadap sebuah inovasi yang menentukan penerimaan mereka terhadap inovasi tersebut ( Ahmad, 1991). Apabila sifat yang ditunjukan petani negative maka harus ada cara yang berbeda untuk merubah sikap petani menjadi positif dan akhirnya petani menerima teknologi yang di terapkan.

Keterampilan Petani

Gedung MPLK 000Tabel 5 menunjukan keterampilan petani terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe menunjukan petani yang terampil yaitu 64 0rang ( 84,2 %) petani. Jadi rata-rata petani yang memiliki keterampilan dalam memanfaatkan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe sesuai dengan tabulasi data dan hasil analisis yaitu dengan rata-rata(2,82) dengan kategori tinggi. Karena di dukung dengan komoditas dominan yaitu tanaman kopi sehingga mempermuda petani dalam menerapkan teknologi yang disampaikan pada lahan petani masing-masing dan adanya kemauan untuk mencobah teknologi baru dimana teknologi tersebut dapat meningkatkan pendapatan petani,oleh sebab itu ada 64 petani yang terampil dan 12 petani yang cukup terampil.

Tabel 4,5,6 menunjukkan bahwa perilaku petani di Desa Ubedolumolo terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan tanaman kopi arabika untuk tanaman jahe untuk tingkat pengetahuannya adalah (2,71) sedangkan untuk sikap(2,53) dan untuk keterampilan (2,82) yang menujukan bahwa perilaku petani di desa ubedolumolo terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan untuk tanaman jahe sebanyak 76 responden memiliki nilai skoring tinggi dikarenakan petani mengetahui lahan bawah naungan dapat dimanfaatkan untuk tanaman jahe namun ragu untuk mencobah, setelah ada anjuran dari peneliti dan juga sesuai hasil survey langsung pada beberapa petani yang sudah memanfaatkan lahan bawah naungan maka pertani mulai menerapkan pemanfaatan lahan bawah naungan karena di dukung juga dengan keadaan iklim dan juga sudah terbukti dari hasil survey. Selain peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara umum dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain yaitu umur, pendidikan,luas kepemilikan lahan,lama berusaha tani. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sri dan Honorita 2011), bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh lingkngan petani. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya respon positif pada diri individu.

Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak nampak, dari yang dirasakan sampai yang tidak dirasakan (Oktaviana, 2014). Perilaku petani mencakup 3 poin penting yaitu pengetahuan,sikap dan keterampilan, dalam menginformasikan teknologi diusahakan harus ada upaya baru yang dilakukan agar teknologi yang disampaikan diterima dengan baik jika perilaku yang ditunjukan petani negatif maka harus ada cara yang berbeda dengan merubah perilaku pada akhirnya petani menerima dan menerapkan teknologi yang disampaikan untuk menukung usahanya dibidang pertanian dan meningkatkan pendapatan ekonomi petani. Keterampilan merupakan suatu kemampuan didalam menggunakan akal pikiran ide serta kreatifitas dalam mengerjakan mengubah atau juga membuat sesuatu lebih bermanfaat sehingga dari hasil tersebut menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.

Perilaku Petani

Gedung MPLK 000Adapun hasil dari analisis skoring dalam mengukur perilaku petani terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe di Desa Ubedolumolo Kecamatan Bajawa Kabupaten Ng ada yang terterah pada Tabel 6.

Dapat dilihat dari Tabel 6, dari ketiga indicator yang diukur memperoleh nilai nilai rata-rata dan persennya, masing-masing memperoleh nilai pengetahuan 2,71 sikap 2,53 dan keterampilan 2,82 dengan total 8,06 sehingga memperoleh rata-rata keseluruhan perilaku petani sebanyak 2,68 termasuk dalam kategori tinggi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Petani

Dalam penelitian ini ada tujuh faktor independen (variabel bebas) yang diangkat untuk mengukur pengaruhnya terhadap perilaku petani. Variabel tersebut meliputi: umur (X1), luas lahan (X2) ,lama usaha tani (X3), pendidikan (X4), proses pendampingan (X5), metode penyuluhan (X6), komoditas dominan (X7), dan sosial budaya (X8). Berdasarkan output pada Tabel Coefficient diatas diketahui bahwa hanya variabel X, yaitu sosial budaya memiliki nilai signifikan (sig). Sebesar 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemanfaatan lahan bawah naungan kopi untuk tanaman jahe terhadap pengetahuan petani (Y) Sementara variabel bebas (X) lainya dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh.

Gedung MPLK 000Dari Tabel 7 angka konstan dari unstandardized coefficient adalah sebesar 2.672 . Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa, jika tidak ada pengaruh pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe maka pengetahuan petani adalah 2,672.

Dengan demikian berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaan regresi:

Y = 2,672 +0,457X

Y = Pengetahuan petani, X = Sosial budaya.

Dari hasil analisis regresi linear diketahui bahwa hanya ada satu faktor, yaitu sosial budaya berpengaruh nyata terhadap pengetahuan petani dalam pemanfaatan lahan bawah naungan untuk tanaman jahe, sedangkan faktor lainya dalam penelitian ini (umur, pendidikan, luas lahan, lama berusaha tani, proses pendampingan, metode penyuluhan, komoditas dominan) tidak berpengaruh yang nyata. Pengaruh pengaruh dari karateristik teknologi terhadap pengetahuan petani tersebut dapat diprediksi melalui model regresi tersebut.

Model regresi tersebut memenuhi syarat normalitas dan linieritas data, multikolinieritas, dan homoskedastisitas sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh sosial budaya terhadap pengetahuan petani dalam pemanfaatan lahan bawah naungan kopi untuk tanaman jahe.

Berdasarkan output pada Tabel coefficient diatas diketahui bahwa hanya variabel X, yaitu X2 luas lahan, X3 lama usaha tani, memiliki nilai signifikansi ( sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probalitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh luas lahanX2, lama berusaha tani X3, terhadap sikap petani ( Y), sementrara variabel-variabel bebas lainya dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh. 5.386 angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidaka ada pengaruh luas lahan dan lama berusaha tani maka, sikap petani sebesar 5.386 . Dengan demikian berdasarkan tabel ini diperoleh persamaan regresi:

Y = 5.386 + 1.175 X2, + 0,771 X3

Y = sikap petani, X2 = luas lahan, X3 = lama usaha tani

Gedung MPLK 000Dari hasil analisis regresi linear doketahui bahwa luas lahan dan lama berusha tani berpengaruh nyata terhadap sikap petani terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe, sedangkan faktor-faktor lainya dalam penelitian ini (umur, pendidikan, proses pendampingan, metode penyuluhan, komoditas dominan wilayah, sosial budaya) tidak berpengaruh yang nyata. Pengaruh dari luas lahan, lama berusaha tani terhadap sikap petani tersebut dapat diprediksi melalui model regresi tersebut.

Model regresi tersebut memenuhi syarat normalitas dan linearitas data, multikonlinieritas, dan homoskedastisitas sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh luas lahan terhadap sikap petani dalam pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe.

Hal ini dikarenakan luas lahan mempengaruhi hasil atau pendapatan dari petani, artinya semakin luas lahan yang dimiliki petani semakin bertambah pula pendapatan petani, adapun faktor lain yang mempengaruhi luas lahan terhadap sikap petani yaitu informasi yang disampaikan tentang pemanfaatan lahan bawah naungan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakt setempat, tingkat keuntungan teknologi yang disampaikan dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan juga meningkatkan daya guna dari lahan itu sendiri karena mudah untuk diterapkan oleh petani. Hasil penelitian ini didukung dengan pendapat prabayani (2010) yang mengemukakan bahwa semakin baik pengetahuan petani terhadap sifat inovasi yang diberikan, maka peluang inovasi tersebut untuk diterima semakin tinggi pula.

Selain teknologi yang disampaikan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakt setempat, lama berusaha tani juga merupakan pengaruh penting bagi petani , dimana semakin lama seorang petani dalam berusaha tani, semakin baik pula pemahaman petani dalam menerima teknologi yang disampaikan, dikarenakan hal ini sejalan dengan pendapat menurut kotler dan keller (2013) tingkat keserasian dari inovasi dianggap konsisten bila sesuai dengan nilai-nilai pengalaman dan kebutuhan yang ada.

Gedung MPLK 000Berdasarkan tabel output Tabel coefficient diatas diketahui bahwa hanya variabel X7 komoditas dominan dan X8 sosial budaya memiliki nilai signifikan (sig) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probalitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh komoditas dominan, sosial budaya, terhadap perilaku petani (Y) sementara variabel-variabel bebas X lainya dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap keterampilan.

Dari Tabel 8 diatas angka konstan dari unstandardized coefficients adalah 0,612. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada pengaruh komoditas dominan dan sosial budaya maka keterampilan petani adalah sebesar 0,619 . Dengan demikian berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaanregresi:

Y = 0,612 + 0,526 X7 + 0,615 X8

Y = perilaku petani, X7 = komoditas dominan dan X8 = sosial budaya.

Dari hasil analisis regresi linear diketahui bahwa hanya ada dua faktor, yaitu komoditas dominan dan sosial budaya berpengaruh nyata terhadap perilaku petani terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe, sedangkan faktor lain dalam penelitian ini (umur, luas lahan, lama berusaha tani pendidikan, proses pendampingan,metode penyuluhan) tidak berpengaruh yang nyata. Pengaruh dari komoditas dominan dan sosial budaya terhadap perilaku petani tersebut dapat diprediksi melalui model regresi tersebut.

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Perilaku Petani

Untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap pengetahuan petani tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe telah dilakukan analisis rank Spearman, hasil analisis rank rperman disajikan pada Tabel 10.

Gedung MPLK 000Dalam hasil analisis rank Spearman pada Tabel 10 menunjukan bentuk dan kekuatan hubungan berbeda-beda. Tabel 9 memperlihatkan bahwa 8 faktor yang diuji (umur, pendidikan, lama usaha tani, luas lahan, proses pendampingan, metode penyuluhan, komoditas dominan wilaya, sosial budaya) berpengaruh terhadap pengetahuan yaitu variabel X1 (umur) dan variabel X4 ( lama berusaha tani) memiliki hubungan yang sangat signifikan. Sedangkan variabel pendidikan (X2), Luas lahan(X3), metode penyuluhan(X5), proses pendampingan(X6), komoditas dominanwilayah (X7), sosial budaya(X8) tidak memiliki signifikan dapat diabaikan.

Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa umur (X5) dan pengetahuan petani memiliki tingkat hubungan yang sedang karena nilai korelasinya 0,320 dengan nilai signifikan 0,005 yang artinya terdapat nilai hubungan yang signifikan antara variabel umur dengan variabel pengetahuan petani. Hal ini diartikan bahwa pemanfaatan lahan bawah naungan kopi untuk tanaman jahe sangat diperlukan karena petani mampu untuk menerapkan teknologi yang sisampaikan .Dimana saat peneliti memberikan informasi dan anjuran pada petani tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi.Hal ini sangat memberikan efek yang baik bagi petani dalam memberikan pandangan terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan.Karena nilai koofisien korelasi positif maka hubungan kedua variabel tersebut searah yang artinya semakin produktif umur petani maka semakin tinggi juga pengetahuan petani terhadap pemanfaatan lahan bawah naungan kopi untuk tanaman jahe.

Selanjutnya hubungan variabel lama berusaha tani (X4) dan pengetahuan petani memiliki tingkat hubungan yag sangat signifikan dengan nilai korelasinya 0,422, dengan nilai signifikanya 0,000 yang artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel lama berusaha tani(X4) dengan variabel pengetahuan. Hal ini dapat mendorong petani dalam pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe selain sangan baik dilakukan oleh petani yang memiliki penglaman bertani yang sudah lama sehinggah lebih mudah memahami teknologi pemanfaatan lahan bawah naungan dapat juga menambah pengetahuan petani.

Untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap sikap petani tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe telah dilakukan analisis Rank Spearman, hasil analisis Rank Sperperman disajikan pada Tabel 11.

Gedung MPLK 000Dari hasil analisis rank Spearman pada Tabel 11 menunjukan bahwa 8 faktor yang diuji (umur, pendidikan, lama usaha tani, luas lahan, proses pendampingan, metode penyuluhan, komoditas dominan wilayah, sosial budaya) memiliki 3 variabel hubungan yang sangat berpengaruh terhadap sikap petani yaitu dengan nilai korelasi umur(X1) 0,320 dengan nilai signifikan 0,005 sedangkan pendidikan (X2) nilai korelasinya 0,422 dengan nilai signifikan 0,005 dan lama usaha tani (x3) nilai korelasi 0,368 nilai signifikan 0,001 . Hal ini ada beberapa faktor yang tidak memiliki hubungan dapat diabaikan.

Dari Tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa ketiga variabel diatas ( umur,pendidikan,lama usaha tani ) memiliki tingkat hubungan yang tinggi atau kuat karena nilai korelasinya yang sangat baik artinya terdapat hubungan yang yang sangat signifikan antara variabel umur dan variabel sikap, variabel pendidikan dan variabel sikap, serta variabel lama usaha tani dan variabel sikap

 Untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap sikap petani tentang pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe telah dilakukan analisis rank Spearman, hasil analisis rank sperperman disajikan pada Tabel 12.

Gedung MPLK 000Dari hasil analisis rank Spearman Tabel 12 menunjukan bahwa 8 faktor yang diuji ((umur, pendidikan, lama usaha tani, luas lahan, proses pendampingan, metode penyuluhan, komoditas dominan wilaya, sosial budaya) memiliki 2 hubungan yang sangat kuat .Hal ini ada beberapa faktor yang memiliki hubungan dapat diabaikan.

Berdasarkan Tabel 12 diatas bahwa variabel komoditas wilayah binaan memiliki nilai korelasi 0,340 dengan signifikan 0,003 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara komoditas dominan wilayah dengan perilaku petani artinya semakin banyak petani yang memiliki lahan kopi arabika semakin besar peluang petani untuk memanfaatkan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe yang berpengaruh pada keterampilan petani untuk terus menerapkan teknologi pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe.

Sedangkan variabel sosial budidaya sangat berepengaruh pada perilaku petani dimana nilai korelasi sosial budaya adalah 0,697 dengan signifikan 0,000

artinya variabel sosial budaya memiliki hubungan kuat dengan variabel keterampilan petani artinya informasi yang disampaikan kepada petani mengenai pemanfaatan lahan bawah naungan dapat menjadi kebiasaan baru yang akan diwariskan secara turun temurun dan akan menjadi kebiasaan artinya keterampilan petani dalam menerapkan teknologi pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe dapat dilakukan dengan baik.

KESIMPULAN

  1. Pemanfaatan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe di Desa Ubedolumolo untuk pengetahuan sebanyak (69,79%) petani memiliki nilai skoring tinggi, (6,58) petani sedang dan (2,6%) petani rendah.Untuk sikap yang menerima 58 (76,32%) petani, petani yang ragu-ragu 12(15,8%), yang menolak 0 (tidak ada) sedangkan petani yang terampil 68 (84,2%), petani cukup terampil 12(15,8), tidak trampil 0 atau tidak ada, karenakan petani menjalankan anjuran dari peneliti untuk memanfaatkan lahan bawah naungan untuk tanaman jahe.Sehingga rata-rata dari perilaku petani yaitu: pengetahuan 2,71 sikap 2,53 dan keterampilan 2,82 dimana dari hasil analisis gabungan menyatakan rata-rata dari perilaku petani di desa ubedolumolo adalah 2,68 termasuk dalam kategori tinggi.
  2. Hasil uji regresi linear berganda menunjukan bahwa dari 8 faktor yang diuji, ternyata hanya terdapat faktor yang berpengarauh signifikan terhadap perilaku petani dalam memanfaatkan lahan bawah naungan kopi arabika untuk tanaman jahe adalah: Pengetahuan faktor lama berusahatani(X3) dan faktor sosial Budaya(X8). Hal ini dibuktikan dengan persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: Y = 2.672+0,457 sosial budaya (X8). Sedangkan Sikap Hal ini dibuktikan dengan persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: Y = 5.386 + 1.175 luas lahan (x2) + 0,771 lama usaha tani (x3). Sedangkan Keterampilan Hal ini dibuktikan dengan persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: Y=-2.335 +0,737 sosial budaya (X8)
  3. Hubungan faktor internal dan eksternal terhadap 3 variabel (pengetahuan, sikap, keterampilan) sangat bervariasi mulai dari yang berpengaruh sedang sampai yang sangat berpengaruh dengan nilai korelasi dan nilai signifikan yang terterah pada tabel pengetahuan dengan hubungan yang berpengaru pada faktor internal dan eksternal adalah umur(X1) dengan nilai korelasi 0,320 dan signifikan 0,005 dan (X4) dengan nilai korelasi 0,422 dengan nilai signifikan 0,000. Sedangkan hubungan terhadap sikap yaitu (X1) Umur dengan nilai korelasi 0,320 signifikan 0,005 (X2) pendidikan nilai koofisienya 0,422 nilai signifikan 0,000 dan X3 lama usaha tani nilai korelasi 0,368 nilai signifikan 0,001. Sedangkan untuk keterampilan yang memiliki hubungan dengn faktor internal dan eksternal adalah (X7) komoditas dominan wilayah nilai korelasi 0,340 nilai signifikan 0,003 dan (X8) sosial budaya 6,697 nilai signifikan 0,000.

Kembali ke Beranda 02

E Library

1Penulis lahir pada tanggal 27 November 1996 di Desa Ubedolumolo Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Pada Tahun 2003/2004 penulis masuk SDI Dolumolo dan lulus pada tahun 2010 pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMP Negeri 1 Bajawa pada tahun 2014/2015 penulis tamat dari SMA Negeri 1 Golewa. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan melanjutkan studi di perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan di terima pada jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Program studi Penyuluh Pertanian Lahan Kering. Penulis kemudian menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Lahan Kering . Penulis kemudian menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Kupang melalui ujian tugas akhir dengan judul, Perilaku Petani Terhadap Pemanfaatan Lahan Bawah Naungan Kopi Arabika Untuk Tanaman Jahe di Desa Ubedolumolo Kecamatan Bawaja Kabupaten Ngada.
Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. Designed By JoomShaper