
Pengetahuan dan Sikap Petani di Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang dalam Pemanfaaan Perangkap Lalat Buah pada Tanaman Tomat
Knowledge and Attitude of Farmers in Buraen Village, Amarasi Selatan Subdistrict of Kupang District on Utilizing Fruit Flies Trap on Tomato Plants
Marsel Takesan1, Abdul Kadir Djaelani2, Musa F. Banunaek3 - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang - 2021
INTISARI. Produktivitas tomat di Kelurahan Buraen masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan produktivitasnya di NTT dan Nasional. Hal ini karena adanya serangan lalat buah dan kurangnya usaha pengendalian yang tepat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat pengetahuan dan sikap dalam pemanfaaan teknologi perangkap lalat buah tanaman tomat dan 2) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap petani terhadap teknologi tersebut. Penelitian dilakukan di dua kelompok tani di Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Sampel penelitian adalah 50 orang petani dalam kedua kelompok tani tersebut, ditentukan secara sengaja. Penelitian dilakukan melalui penyuluhan dengan metode diskusi dan demonstrasi plot. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dan dianalis menggunakan statistika deskriptif (distibusi frekuensi dan skoring) dan statistika inferensial (uji regresi linier berganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi perangkap lalat buah tomat umumnya diterima petani, yang ditunjukkan melalui perubahan pengetahuan dan sikap petani setelah penyuluhan. Tingkat pengetahuan petani berubah dari “sedang” menjadi “tinggi” dengan rerata skor sebesar 2,84 atau terjadi peningkatan sebesar 51,87% dari sebelumnya (1,87). Sikap petani berubah dari “ragu-ragu” menjadi “setuju atau menerima” dengan rerata skor sebesar 2,99 atau meningkat sebesar 75,88% dari sebelumnya (1,70). Pengetahuan dan sikap petani tersebut dipengaruhi oleh karakteristik teknologi yang diberikan (signifikansi β < 0.05, uji regresi linier). Faktor-faktor lainnya (seperti umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani, dan intensitas penyuluhan) tidak berpengaruh nyata terhadap pengetahuan dan sikap petani (sign. β > 0.05, uji regresi linier). Pengaruh karaktersitik teknologi tersebut dapat diprediksi melalui model regresi: Y1 = 1,105 + 0,441 X, R2 = 0,324 dan Y2 = 0,988 + 0,418 X, R2 = 0,370; dimana Y1 = pengetahuan, Y2 = sikap, X = karakteristik teknologi, R2 = koefisien determinasi. Model regresi tersebut memenuhi syarat normalitas, liniearitas, multikolinieritas, dan homoskedastisitas data sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh karakteristik teknologi perangkap lalat buah tomat terhadap pengetahuan dan sikap petani.
Kata kunci: pengetahuan, sikap, perangkap lalat buah, tomat
Video Materi Penyuluhan Brosur Penyuluhan Lembar Persiapan Menyuluh Sinopsis Penyuluhan Dokumentasi Kegiatan Penelitian
ABSTRACT. Tomato productivity in Buraen Village is still relatively low when compared to its productivity in NTT and National. It is due to the presence of tomato-fruit fly infestation and the lack of proper control efforts. The study was to determine: 1) the knowledge and attitudes level of farmers to the use of tomato-fruit fly trap technology and 2) the factors influencing the farmers' knowledge dan attitudes on the technology provided. The study took place in two farmer groups in Buraen Village, South Amarasi District of Kupang Regency. The 50-sample of farmers in the two farmer groups was determined intentionally. The method of the study was by counseling through discussion and plot demonstrations. Data were collected using questionnaires and interviews and analyzed using descriptive statistics (frequency distribution and scoring) and inferential statistics (multiple linear regression test). The results showed that: the farmers generally accepted the tomato-fruit fly trap technology through the change in the knowledge and attitudes levels after the extension. The farmers' knowledge changed from medium to high levels by a score value of 2.84 or increased 51.87% from the previous score value (1.87). The farmers' attitudes changed from undecided to agree or accept by a score value of 2.99 or increased 75.88% from the previous score value (1.70). The farmers' knowledge and attitudes were affected by the characteristics of the technology provided (significance of β < 0.05, linear regression test). The other factors (such as age, education, farmland area, farming experience, and intensity of extension) did not significantly affect the knowledge and attitudes of farmers (significance of β > 0.05, linear regression test). The effect of the technology characteristics can be predicted through the regression models of Y1 = 1.105 + 0.441X, R2 = 0.324 and Y2 = 0.988 + 0.418X, R2 = 0.370; Y1 = knowledge, Y2 = attitude, X = technology characteristics, R2 = determination coefficient. The regression models met the requirements of normality, linearity, multicollinearity, and homoscedasticity. Therefore, the regression models can predict the effect of tomato-fruit flies trap technology characteristics on the knowledge and attitudes of farmers.
Keywords: knowledge, attitude, fruit fly trap, tomato.
PENDAHULUAN
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan salah satu jenis komoditas unggulan masyarakat Kelurahan Buraen. Setiap petani (anggota kelompok tani) memiliki kebun tomat luasnya beragam mulai dari 5 are - 50 are. Tanaman Tomat tersebut dapat ditanam 2 kali dalam satu tahun. Musim tanam pertama (MT1), dimulai dari bulan Desember-Maret dan musim tanam kedua (MT2) dari bulan Mei-Agustus. Berdasarkan masalah dari data Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) Kelurahan Buraen tahun 2020, penyebaran hama lalat buah pada tanaman hortikultura di Kelurahan Buraen sebesar 20%. Selain itu sebesar 60% petani/anggota kelompok tani masih menerapkan pengendalian hama yang tidak sesuai anjuran yakni menggunakan pestisida kimia dengan dosis yang sangat tinggi. Aplikasi pestisida kimia jangka panjang berdampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan seperti menimbulkan resistensi dan resurjensi hama serta membunuh organisme non target. Faktor lainnya dalam penggunaan pestisida kimia yaitu tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani untuk menyediakan pestisida kimia yang dibutuhkan dalam pengendalian lalat buah. Untuk meminimalisir penggunaan pestisida kimia oleh petani dibutuhkan alternatif lain yang teruji efektif mengendalikan gangguan lalat buah, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap dengan atraktan diketahui mampu memutus atau menggangu daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah dapat ditekan secara signifikan dan ramah lingkungan.
Rata-rata produktivitas tomat yang diperoleh petani di Kecamatan Amarasi Selatan berkisar antara 850 kg/ha (Programa Penyuluhan BPP Amarasi Selatan, 2019), Produktivitas masih rendah dibandingkan dengan produktivitas tomat Nasional sebesar 10 ton/ha. (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2019). Rendahnya produksi tomat di Kelurahan Buraen, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, pola usaha tani yang masih tradisional, rendahnya tingkat pengetahuan dan sikap petani (anggota kelompok tani) dalam pemanfaatan perangkap untuk mengendalikan gangguan hama lalat buah secara signifikan dan ramah lingkungan, kurangnya pendampingan penyuluh dan belum berkembangnya kelompok tani. Disamping berbagai permasalahan diatas, para petani (anggota kelompok tani) tidak patah semangat untuk terus berusahatani tomat. Mengingat tingginya semangat petani (anggota kelompok tani) tersebut, maka perlu adanya terobosan melalui metode penyuluhan untuk mendekatkan teknologi perangkap lalat buah berbahan aktif metil eugenol dalam pengendalian lalat buah dengan petani tomat. Pola pendekatan metode penyuluhan tersebut dapat dilakukan melalui metode desiminasi yang diuji coba bersama petani dalam bentuk demonstrasi plot (Demplot).
Dalam pembuatan dan aplikasi teknologi perangkap petrogenol dalam mengendalikan lalat buah pada tanaman tomat dengan metode demonstrasi plot (demplot) merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara langsung kepada sasaran (kelompok tani) yang lebih dikenal dengan istilah demonstrasi, artinya: suatu metode penyuluhan di lapangan untuk memperhatikan secara nyata tentang hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani. Demonstrasi yang dilakukan dalam hal ini adalah demonstrasi plot (demplot) merupakan demonstrasi yang dilakukan dengan cara kerjasama oleh petani (anggota kelompok tani) dalam suatu kelompok dengan areal tertentu untuk komoditas yang dibudidayakan khususnya tanaman tomat. Tujuan pelaksanaan demplot ini untuk mengetahui respon (pengetahuan dan sikap) anggota kelompok tani serta pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap respon (pengetahuan dan sikap) anggota kelompok tani. Sehingga perlu dilakukan penelitian “Pengetahuan dan Sikap Petani dalam Penerapan Teknologi Perangkap Lalat Buah Pada Tanaman Tomat di Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang”.
TUJUAN PENELITIAN
- Mengetahui pengetahuan dan sikap anggota kelompok tani terhadap pembuatan dan aplikasi Perangkap lalat buah tanaman tomat.
- Mengetahui pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pengetahuan dan sikap anggota kelompok tani dalam pemanfaatan teknologi perangkap lalat buah.
METODE PENELITIAN
Materi Penelitian. Didalam penelitian ini dibutuhkan berbagai materi dan instrumen untuk menunjang pelaksanaan penelitian tersebut, yaitu alat dan bahan untuk proses pembuatan perangkap lalat buah (metil eugenol) : perangkap yang dibuat dari botol air mineral bekas, kapas, benang dan petrogenol. Material lainya adalah quisioner (daftar pertanyaan, buku tulis, Alat tulis, laptop, printer, kamera).
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desiminasi atau kaji terap dengan pendekatan Demplot. Dalam pembuatan dan aplikasi teknologi perangkap petrogenol dalam mengendalikan lalat buah pada tanaman tomat dengan metode demonstrasi plot (demplot) merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara langsung kepada sasaran (kelompok tani) yang lebih dikenal dengan istilah demonstrasi, artinya: suatu metode penyuluhan di lapangan untuk memperhatikan secara nyata tentang hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani. Demonstrasi plot (demplot) diharapkan tidak saja memberikan ruang kreatif kepada petani untuk mencoba sesuatu yang baru, tetapi juga petani dapat berpartisipasi dalam aktivitas ini sehingga termotivasi untuk melalukan aplikasi teknologi perangkap petrogenol yang dianjurkan sehingga hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman dan meningkatkan penghasilan petani (Khan et al., 2009). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknis penyebaran kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membaca pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang diberikan (Sulistyo dan Basuki, 2006).
Instrumen Penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kusioner atau daftar pertanyaan, teknologi perangkap lalat buah, materi deminstrasi, dan media penyuluhan. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci, lengkap dan biasanya sudah menyediakan jawaban. Teknologi yang diberikan pada kelompok tani berupa teknologi perangkap lalat buah metil eugenol untuk pengendalian hama lalat buah. Materi demonstrasi dibawakan adalah materi mengenai cara pembuatan dan aplikasi perangkap lalat buah bahan aktif metil eugenol dalam mengendalikan lalat buah pada tanaman Tomat. Alat yang digunakan yaitu benang, pisau, gunting, kapas, dan botol air mineral bekas, sedangkan bahan yang digunakan yaitu petrogenol dengan bahan aktif metil eugenol. Media penyuluhan yang digunakan yaitu leaflet.
Populasi dan Sampel. Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah 2 kelompok tani yaitu kelompok tani Biniun Sore dan kelompok tani Nunrete di Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan kabupaten Kupang, dengan pemilihan sampel dilakukan secara sensus yakni semua anggota kelompok tani Biniun Sore sebanyak 25 orang dan kelompok tani Nunrete sebanyak 25 orang, dengan total 50 sampel. Alasan dipilih kelompok tani ini yaitu selalu membudidayakan tanaman tomat.
Variabel yang diukur dalam penelitian ini yakni 1) respon kelompok tani berdarsarkan pada perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) anggota kelompok tani. 2) pengaruh faktor internal-eksternal yaitu umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, dan karakteristik teknologi terhadap respon anggota kelompok tani Biniun Sore dalam penggunaan perangkap lalat buah metil eugenol dalam pengendalian hama lalat buah pada tanaman tomat.
Metode Analisis Data. Analisis Skoring digunakan untuk menjawab tujuan ke-1, yaitu mengetahui respon (pengetahuan dan sikap) anggota kelompok tani terhadap pembuatan dan aplikasi perangkap lalat buah pada tanaman tomat. Perhitungan nilai skor atas setiap komponen yang diteliti yaitu dengan cara mengalihkan frekuensi data dengan bobotnya menurut Umar (1999). Perhitungan skor tertinggi dan terendah dengan memperhatikan jumlah sampel, jumlah indikator atau jumlah pertanyaan, dan bobot nilai tertinggih dan terendah. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh acuan kategori seperti pada Tabel 1. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk menjawab tujuan ke-2, yaitu mengetahui pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap respon (pengetahuan dan sikap) anggota kelompok tani dalam menerima suatu inovasi teknologi perangkap lalat buah. Menurut Sugiyono (2016:192) analisis regresi linier berganda merupakan regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Adapun persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 +... … + βnXn, dimana Y = Variabel Dependen, a = Harga Konstanta, β1 = Koefisien Regresi pertama, β2 = Koefisien Regresi kedua, X1 = Variabel independent pertama, X2 = Variabel independent kedua.
HASIL PENELITIAN
Pengetahuan Petani Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Tingkat pengetahuan petani sebelum dan sesudah desiminasi teknologi perangkap lalat buah pada tanaman tomat disajikan pada Tabel 2. Secara umum Tabel 2 menunjukan bahwa dari pertanyaan yang diajukan sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi teknologi pembuatan perangkap lalat buah terhadap pengetahuan petani masih tergolong sedang, hal ini ditunjukan oleh hasil analisis skoring pengetahuan dengan rata-rata 1,86. Pengetahuan petani yang tergolong sedang dikarenakan petani responden belum pernah mendapatkan penyuluhan terkait pembuatan perangkap lalat buah.
Selanjutnya pengetahuan petani sesudah dilakukan penyuluhan berdasarkan data pada Tabel 3, berada pada kategori tinggi dengan nilai rerata 2,84. Pada kategori ini, terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 53,25% dari pengetahuan sebelumnya (pengetahuan sedang menjadi tinggi). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Setelah adanya perubahan perilaku barulah petani akan memahami, menerima atau menolak inovasi teknologi tersebut (Notoatmojo, 2007).
Hal ini sesuai dengan pendapat Sri dan Honorita (2011) menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh lingkungan petani. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.
Sikap Petani Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Sikap petani responden sebelum dan sesudah desiminasi teknologi perangkap lalat buah disajikan pada Tabel 3. Pada Tabel 3, dilihat bahwa sikap petani sebelum melakukan penyuluhan berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 1,70. Sikap petani yang tergolong masih ragu-ragu disebabkan karena belum adanya penyuluhan tentang pembuatan perangkap lalat buah berbahan aktif metil eugenol sehingga petani menganggap bahwa dengan cara pengendalian hama lalat buah menggunakan pestisida kimia pada tanaman tomat yang selama ini sudah mereka lakukan sudah baik tanpa melihat dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
Setelah melakukan penyuluhan petani dapat menerima dan menerapkan teknologi yang ditawarkan untuk mendukung usaha taninya dan berada pada kategori tinggi dengan skor rata 2,99. Terjadi perubahan sikap dari menolak menjadi menerima dengan perubahan sebesar 76,02%. Dengan demikian sikap petani terhadap teknologi perangkap lalat buah pada tanaman tomat ditunjukan dengan kategori tinggi yang berarti responden menilai bahwa teknologi perangkap lalat buah bermanfaat bagi mereka dan tertarik untuk menerapkan pada kegiatan usahataninya. Lesmana dan Wulandari (2010) mengemukakan bahwa perubahan sikap terhadap penyerapan dan penerapan teknologi dapat dilihat dari ketertarikan petani untuk dapat menerapkan teknologi yang diterima.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Sikap Petani
Dalam penelitian ini ada 6 faktor independen (variabel bebas) yang diangkat untuk mengukur pengaruhnya terhadap pengetahuan dan sikap petani. Variabel tersebut meliputi: X1 Umur, X2 Pendidikan, X3 luas lahan, X4 lama berusaha tani, X5 karakteristik teknologi, X6 intensitas penyuluh. Hasil analisis regresi linier berganda (stepwise) menunjukkan bahwa hanya ada satu faktor, yaitu karaktersitik teknologi yang berpengaruh nyata terhadap pengetahuan maupun sikap petani terhadap pemanfaatan perangkap lalat buah tanaman tomat, sedangkan factor-faktor lainnya dalam penelitian ini (umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman, dan intensitas penyuluhan) tidak berpengaruh yang nyata. Pengaruh dari faktor ini terhadap pengetahuan dan sikap petani tersebut dapat diprediksi melalui model regresi sebagai berikut:
Y1 = 1,105 + 0,441X, R2 = 0,324 -------> Y1 = Pengetahuan Petani, X = Karaktersitik Teknologi, R = Koefisien Regresi (Tabel 4)
Y2 = 0,988 + 0,418 X, R2 = 0,370 -------> Y2 = Sikap Petani, X = Karaktersitik Teknologi, R = Koefisien Regresi (Tabel 5)
Model regresi tersebut memenuhi syarat normalitas dan liniearitas data, multikolinieritas, dan homoskedastisitas sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh Karakteristik Teknologi terhadap Sikap Petani dalam pemanfaatan teknologi perangkap lalat buah tanaman tomat. Tabel 4 dan Tabel 5 menjelaskan model regresi dari pengaruh variabel bebas (X) terhadap pengetahuan (Y1) dan Sikap (Y2) (Klik Disini)
Tabel 4. Hasil uji regresi linier berganda pegaruh variabel bebas (X) terhadap pengetahuan petani (Y1) dan Interpretasinya |
|
![]() |
|
|
INTERPRETASI HASIL ANALISIS
Berdasarkan output pada Tabel Coefficient diatas diketahui bahwa hanya variabel X, yaitu Karakteristik Teknologi memiliki nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh Karaktersitik Teknologi terhadap PENGETAHUAN PETANI (Y1)” sementara variable-variabel bebas (X) lainnya dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh sehingga dikeluarkan dari regresi melalui melalui metode stepwise dalam SPSS. Dari Tabel diatas angka konstan dari unstandardized coefficients adalah sebesar 1,105. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada pengaruh karakteristik teknologi maka PENGETAHUAN PETANI adalah sebesar 1,105. Dengan demikain berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaan regresi: Y1 = 1,105 + 0,441X, R2 = 0,324 -------> Y1 = Pengetahuan Petani, X = Karaktersitik Teknologi, R = Koefisien Regresi.Berdasarkan tampilan output chart di atas dapat dilihat grafik histrogram maupun grafik plot. Dimana grafik histrogram memberikan pola distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi normal. Selanjutnnya, pada gambar P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhl asumsi normalitas. |
Tabel 5. Hasil uji regresi linier berganda pegaruh variabel bebas (X) terhadap sikap (Y2) dan Interpretasinya |
![]() |
|
INTERPRETASI HASIL ANALISIS
Berdasarkan output pada Tabel Coefficient diatas diketahui bahwa hanya variabel X, yaitu Karakteristik Teknologi memiliki nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh Karaktersitik Teknologi terhadap SIKAP PETANI (Y2)” sementara variable-variabel bebas (X) lainnya dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh sehingga dikeluarkan dari regresi melalui melalui metode stepwise dalam SPSS. Dari Tabel diatas angka konstan dari unstandardized coefficients adalah sebesar 0,988. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada pengaruh karakteristik teknologi maka sikap petani adalah sebesar 0,988. Dengan demikain berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaan regresi: Y2 = 0,988 + 0,418 X, R2 = 0,370 -------> Y2 = Sikap Petani, X = Karaktersitik Teknologi, R = Koefisien RegresiBerdasarkan tampilan output chart dapat dilihat grafik histrogram maupun grafik plot. Dimana grafik histrogram memberikan pola distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi normal. Selanjutnnya, pada gambar P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhl asumsi normalitas. |
Hasil persamaan regresi menunjukan bahwa variabel karakteristik teknologi berpengaruh nyata terhadap pengetahuan dan sikap petani terhadap penerimaan teknologi perangkap lalat buah. Hal ini disebabkan karna faktor karakteristik teknologi yang disuluhkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat setempat, tingkat keuntungan teknologi yang disuluhkan dapat membantu petani dalam pengendalian gangguan hama lalat buah pada tanaman tomat yang dibudidayakan oleh petani, teknologi mudah dalam pembuatan karena bahannya mudah didapat dan tidak memakan banyak biaya, teknologi sesuai dengan nilai kebutuhan masyarakat, serta dapat di coba oleh petani. Hasil penelitian ini didukung dengan pendapat Prabayanti (2010) yang mengemukan bahwa semakin baik pengetahuan petani terhadap sifat inovasi atau karakteristik teknologi yang diberikan, maka peluang inovasi tersebut untuk diterima semakin tinggi pula. Namun tidak terlepas pula dengan penggunaan metode penyuluhan yang digunakan. Petani lebih menerima atau memahami teknologi dilihat dari karakteristik petani yang dimana rata-rata usia petani barada pada usia produktif sehingga mampu berpikir dan mengambil keputusan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler dan Koller (2013) tingkat keserasian dari inovasi dianggap konsisten bila sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Zulvera (2014), yaitu karakteristik inovasi berpengaruh signifikan terhadap respon petani (pengetahuan dan sikap).
KESIMPULAN
Penerapan teknologi perangkap lalat buah pada tanaman tomat diterima oleh petani dengan tingkat pengetahuan sebelum adanya penyuluhan berada pada tingkat pengetahuan kategori sedang 1,87 dan setelah adanya penyuluhan tingkat pengetahuan petani berada pada kategori tinggi 2,84, sikap petani sebelum penyuluhan berada pada kategori sedang 1,70 dan sesudah penyuluhan pada kategori tinggi 2,99. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa hanya ada satu factor, yaitu karaktersitik teknologi (X) berpengaruh nyata terhadap pengetahuan (Y1) dan sikap petani (Y2) terhadap pemanfaatan perangkap lalat buah pada tanaman tomat, sedangkan factor-faktor lainnya dalam penelitian ini (umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman, dan intensitas penyuluhan) tidak berpengaruh yang nyata. Pengaruh dari karakteristik teknologi terhadap sikap petani tersebut dapat diprediksi melalui model regresi: Y1 = 1,105 + 0,441X dan Y2 = 0,988 + 0,418X.
1Penulis dilahirkan di Oesapa pada tanggal 8 Maret 1997. Penulis mengawali pendidikan pada sekolah dasar SD Inpres Oesapa pada tahun 2005 dan selesai tahun 2011, pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Pertama Kristen 1 Amanuban Barat tamat pada tahun 2014. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Kristen Manek To Kuatnana dan selesai pada tahun 2017. Pada tahun 2017, penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan diterima sebagai mahasiswa jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering (MPLK) dan program studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering (PPLK) dan lulus pada September 2021.






