Selamat Datang di Website Jurusan MPLKStaf Pengajar JurusanStrukur Organisasi JurusanDeskripsi Jurusan MPLKVisi dan Misi JurusanPengelola JurusanLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
PPLK 001
 

Gedung MPLK 000

Respon Anggota Kelompok Tani terhadap Pembuatan dan Pemanfaatan Pupuk Organik Bokhasi Liter Ayam dalam Budidaya Tomat di Desa Besmarak Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang

Response of Farmer Group Members to the Making and Utilization of Organic Chicken Manure Bokhasi Fertilizer in Tomato Cultivation in Besmarak Village, Nekamese District, Kupang Regency

Vania B.J. Nenobesi1, Rupa Matheus2, Donatus Kantur2 - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang - 2021

INTISARI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon anggota kelompok tani terhadap pembuatan dan pemanfaatan bokasi liter ayam dalam budidaya tomat dan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi respon petani terhadap pembuatan dan pemanfaatan bokasi liter ayam dalam meningkatkan produksi tomat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode eksperimental dan metode deskriprif, dengan pendekatan desiminasi demonstrasi cara pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dan demostrasi plot dengan melibatkan petani yang dimulai dari tahap awal persiapan, penyuluhan sampai pada pengukuran hasil tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani. Petani responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuisioner dan wawancara. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui respon petani (pengetahuan, sikap dan keterampilan) terhadap teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam, dengan rumus scoring dan dilanjutkan dengan analisis menggunakan Korelasi Rank Spearman (rs) untuk mengetahui apakah ada hubungan erat atau tidak antara variabel yang diamati dengan tingkat respon petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon petani terhadap teknologi pembuatan bokasi liter ayam dan pemanfaatannya untuk meningkatkan produksi tomat sangat baik. Hasil korelasi Rank Spearman (rs) diketahui faktor internal dan eksternal yang memiliki hubungan yang sangat signifikan atau kuat dengan pengetahuan petani yaitu: Sifat Inovasi Teknologi (0,686**), ketersediaan limbah (0,650**) dan luas lahan (0,588**). Yang memiliki hubungan yang sangat signifikan atau kuat dengan sikap petani yaitu: Sifat Inovasi Teknologi (0,686**), Ketersediaan Limbah Ternak Ayam (0,650**) dan tingkat pendidikan (0,594**). Perlakuan pupuk organik bokasi liter ayam pada tanaman tomat memberikan hasil yang lebih tinggi pada semua variabel yang diamati (tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah buah pertanaman, bobot buah perpohon dan bobot buah perpetak) serta memberikan hasil yang lebih baik terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah (kadar air, bahan organic, bulk density dan porositas).

Kata Kunci: pengetahuan, sikap, keterampilan, bokhasi

Demplot lit Vania Nenobesi

Video Materi Penyuluhan  Brosur Penyuluhan  Lembar Persiapan Menyuluh  Sinopsis Penyuluhan  Dokumentasi Kegiatan Penelitian


ABSTRACT. The purpose of this study was to determine the response of farmer group members to the manufacture and use of chicken liter bokasi in tomato cultivation and internal and external factors that influence farmers' responses to the manufacture and use of chicken coop trays in increasing tomato production. The method used in this study is a combination of experimental methods and descriptive methods, with a dissemination approach to demonstration of how to make organic fertilizer for chicken coops and plot demonstrations involving farmers starting from the initial stages of preparation, counseling to measuring the results of the level of knowledge, attitudes and skills. farmer skills. Respondent farmers in this study amounted to 30 people. Data was collected through filling out questionnaires and interviews. The research data were analyzed descriptively to determine farmer responses (knowledge, attitudes and skills) to the technology of making organic fertilizer for chicken coops, with a scoring formula and continued with analysis using Spearman Rank Correlation (rs) to determine whether or not there is a close relationship between variables observed with the level of response of farmers. The results showed that the response of farmers to the technology of making bokasi liters of chicken and its use to increase tomato production was very good. The results of the Spearman Rank correlation (rs) show that internal and external factors that have a very significant or strong relationship with farmers' knowledge are: the nature of technological innovation (0.686**), waste availability (0.650**) and land area (0.588**). Those that have a very significant or strong relationship with farmer attitudes are: Nature of Technological Innovation (0.686**), Availability of Chicken Livestock Waste (0.650**) and level of education (0.594**). The treatment of chicken liter bokasi organic fertilizer on tomato plants gave higher yields on all observed variables (plant height, number of productive branches, number of fruit planted, fruit weight per tree and fruit weight per plot) and gave better results for improving physical properties, soil chemistry and biology (water content, organic matter, bulk density and porosity).

Keywords: knowledge, attitudes, skills, bokhasi


PENDAHULUAN

Salah satu upaya perbaikan kesehatan tanah adalah memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber pupuk organik. Salah satu sumber pupuk organik potensial di Desa Besmarak adalah kotoran /liter ayam (alas kandang). Limbah ternak yang selama ini kurang bahkan belum dimanfaatkan oleh petani sayuran sebagai bahan pupuk. Hal ini karena minimnya pengetahuan petani tentang potensi limbah kandang. Petani memiliki prespektif yang berbeda, bahkan menganggap limbah pertanian pada umumunya tidak memiliki nilai ekonomi.

Untuk meningkatkan pengetahuan petani, agar terjadi perubahan paradigama tentang potensi limbah pertanian, khususnya limbah kandang ayam (liter), maka perlu adanya desiminasi teknologi. Melalui desiminasi akan terjadi proses transformasi teknologi pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik untuk mendukung usahatani tanaman tomat. Metode deseminasi teknologi pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik bokasi liter ayam, yang dilakukan melalui demonstrasi cara dan demonstrasi plot langsung dilahan petani.

Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan dilapangan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan teknologi pertanian yang terbukti menguntungkan bagi petani-nelayan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud untuk memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau konkret. Melalui kegiatan demonstrasi, sasaran (petani) diajarkan mengenai ketrampilan, memperagakan cara kerja teknik-teknik baru. Jika petani hanya mendengarkan dari orang lain cara mengerjakan sesuatu dengan baik, maka akan lekas melupakannya. Orang perlu melihat sesuatu yang dikerjakan dan dikerjakan sendiri olehnya akan membuatnya tetap mengingatnya. Satu demonstrasi dimana orang mengambil bagian, paling efektif untuk menyakinkan inovasi baru dan akan diingat. Keunggulan dari metode demostrasi cara dan demostrasi plot antara lain; efektif untuk mengajarkan ketrampilan, menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri, dan mempunyai efek publisitas (Mardikanto, 1993). Susilo. T (2014) menyatakan bahwa respon petani terhadap adopsi suatu inovasi teknologi dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dimiliki oleh petani. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang “Respon Anggota Kelompok Tani Terhadap Pembuatan dan Pemanfaatan Bokasi Liter Ayam Dalam Budidaya Tomat (Lycopersicon L)di Desa Besmarak Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang”.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui respon anggota kelompok tani terhadap pembuatan dan pemanfaatan bokasi liter ayam dalam budidaya tomat di Desa Besmarak Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan respon anggota kelompok tani terhadap pembuatan dan pemanfaatan bokasi liter ayam dalam budidaya tomat di Desa Besmarak Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan Desa Besmarak Kecamatan NeTabel 4. Kriteria pengujian sesuai petunjuk Sugiyono 2012kamese, Kabupaten Kupang. Lokasi Demonstrasi cara (Demcar) dan Demonstrasi Plot (Demplot) dilaksanakan dikebun Pusat Pengembangan Anak (PPA) Besmarak dan kebun petani, berlangsung dari bulan Juli sampai Oktober 2021.

Materi dan instrumen penelitian yaitu berupa alat dan bahan untuk demonstrasi pembuatan Pupuk organik bokasi liter ayam dan material lain berupa kuesioner (daftar pertanyaan), Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM), sinopsis, alat tulis menulis, laptop dan kamera.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode eksperimental dan metode deskriprif, dengan pendekatan desiminasi demonstrasi cara pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam, dengan melibatkan petani yang dimulai dari tahap awal persiapan, penyuluhan sampai pada pengukuran hasil tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani sesudah demonstrasi cara melalui penyebaran kuisioner (daftar pertanyaan).

Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner sebelum dan setelah pelaksanaan demonstrasi cara (demcar), demonstrasi plot (demplot) dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota kelompok tani masyarakat petani sayuran Desa Besmarak yang berjumlah 30 orang. Karena jumlah Populasi sebanyak 30 orang, maka semua dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Data hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah :

  1. Analisis deskriptif. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui respon petani (pengetahuan, sikap dan keterampilan) terhadap teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam, yang dianalisis dengan rumus scoring menurut Sugiyono (2009).
  2. Analisis Rank Spearman. Alat analisis ini ditujukan untuk mengetahui apakah ada hubungan erat atau tidak antara variabel yang diamati dengan tingkat respon petani dilakukan dengan analisa statistik non parametrik dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman (rs).

HASIL PENELITIAN

Pengetahuan Petani

Tabel 11. Pengetahuan Petani Terhadap Pembuatan Pupuk Organik BokasiSecara terperinci rata-rata skor respon petani sebelum dan sesudah menerima penyuluhan tentang teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dan pemanfaatannya pada tanaman tomat disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan data hasil analisis dalam Tabel 2, dapat diketahui bahwa pengetahuan sebelum dengan rerata skor 2.03 atau berada pada kategori sedang. Sedangkan, pengetahuan petani sesudah penyuluhan dengan rerata skor 2,93 atau berada pada kategori tinggi. Persentasi peningkatan pengetahuan dari sedang menjadi tinggi adalah 44,33%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan petani setelah diberikan penyuluhan dan demontrasi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam serta aplikasinya pada tanaman tomat.

Peningkatan pengetahuan petani dari yang sebelumnya 2.03 meningkat menjadi 2,93. Dilihat dari indikator yang pertama berkaitan dengan manfaat pupuk organic bokasi liter ayam pada tanah dan tanaman dari yang sebelumnya berada pada kategori sedang, setelah melakukan penyuluhan berada pada kategori tinggi. Artinya setelah melakukan penyuluhan, petani dapat memahami tentang pupuk organik bokasi liter ayam serta pengetahuan petani meningkat.

Pengetahuan yang tinggi membuktikan bahwa, materi penyuluhan yang disuluhkan dan penjelasan selama demonstrasi serta setelah demontrasi dan tujuan dari pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dapat dipahami oleh petani. Petani responden menyadari dan tahu bahwa inovasi tekonologi dari pemanfaatan kotoran ayam menjadi pupuk orgnik bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat yang tidak memerlukan biaya yang besar serta alat dan bahan yang mudah didapat. Selain itu dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Dengan demikian petani dapat mengembangkan inovasi teknologi, dapat menerima dan menerapkan teknologi pupuk organik bokasi liter ayam untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman di lahan usaha taninya. Penggunaan pupuk organic bokasi liter ayam dapat mengurangi biaya produksi untuk membeli pupuk kimia. Selain itu bahan baku pembuatan pupuk bokasi liter ayam tersedia di Desa Besmarak, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.

Penyuluhan yang disampaikan dapat meningkatkan pengetahuan petani, dikarenakan materi penyuluhan yang disampaikan mudah dipahami oleh petani, adanya penjelasan penyuluhan, maka muncul kepercayaan dari dalam diri petani untuk mengetahui, menilai dan menerapkan teknologi pupuk organik bokasi liter ayam pada tanaman tomat, artinya petani tidak hanya mendengar melalui kegiatan penyuluhan tetapi diikuti dengan demonstrasi dengan melihat pemanfaatan kotoran ayam menjadi pupuk organik bokasi dan aplikasinya pada tanaman tomat serta alat dan bahan yang mudah didapat sehingga timbul rasa keinginan dari petani untuk menerapkan teknologi tersebut. Jika dilihat dari umur petani responden yang ratarata berusia produktif rasa ingin tahu petani terhadap hal-hal baru atau teknologi yang dibawahkan sangat besar, hal ini sejalan dengan pendapat Lion berger (1960) dalam Mardikanto, (1982) menyatakan bahwa seseorang dengan umur produktif biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu tentang berbagai hal yang belum diketahui, dengan adanya pendidikan, maka petani akan lebih responsif terhadap hal-hal baru dan lebih mudah untuk menyerap pengetahuan dan inovasi dalam pertanian melalui penyuluhan yang diberikan. Lama usaha tani dari petani juga53 akan menyebabkan perubahan tingkat adopsi suatu teknologi karena banyaknya pengalaman dalam berusaha tani. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartiwi (1988) bahwa petani yang berpengalaman lebih cepat mengadopsi teknologi dibandingkan dengan petani yang belum atau yang kurang berpengalaman. Luas lahan dari petani juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu teknologi dimana semakin luas lahan yang dimiliki petani maka akan semakin termotivasi dalam mengadopsi suatu teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Mardikanto (1993) yang mengemukakan bahwa semakin luas lahan usaha tani semakin cepat mengadopsi teknologi karena memiliki kemampuan ekonomi lebih baik.

Melihat manfaat dari pupuk organik bokasi liter ayam yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman sehingga terjadinya perubahan perilaku petani yaitu peningkatan pengetahuan petani, dimana petani memahami teknologi tersebut dan ingin menerapkan teknologi tersebut, karena bagi petani teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam memiliki nilai dan manfaat yang menguntungkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Imran (2019) bahwa perubahan pengetahuan tidak hanya dengan cara penyuluhan tetapi dengan perbaikan metode penyuluhan seperti demonstrasi berpengaruh terhadap signifikan perubahan pengetahuan petani.

Sikap Petani

Tabel 12. Sikap Petani Terhadap Pembuatan Pupuk Organik Bokasi LiterSikap petani adalah kecenderungan petani untuk melakukan sesuatu terhadap teknologi yang diperoleh petani itu sendiri, apakah petani menerima, raguragu atau tidak menerima. Secara terperinci sikap petani responden dapat disajikan pada Tabel 3. Sikap petani terhadap pengembangan suatu inovasi terjadi perubahan dengan rerata skor sebelum 2.17 berada pada kategori ragu-ragu. Setelah melakukan penyuluhan dan demostrasi plot terjadi perubahan sikap petani dari ragu-ragu menjadi menerima dengan skor 2.92. Persentasi peningkatan sikap petani dari raguragu menjadi menerima adalah 34,56 %.

Sikap petani yang tergolong kurang setuju disebabkan karena sebagian petani baru mengetahui informasi bahwa kotoran ternak ayam dapat dijadikan pupuk orgnik bokasi liter ayam dan dapat diaplikasikan pada tanaman tomat, beberapa petani yang sudah pernah mendengar informasi tetapi belum menggunakan karena informasi tentang pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam yang belum lengkap, sehingga petani lebih memilih untuk tidak menggunakan kotoran ternak ayam sebagai pupuk organik bokasi liter ayam dan hasil pembagian kuisioner sebelum penyuluhan dan demonstrasi, respon petani kurang setuju. Setelah melakukan demonstrasi teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dengan metode demplot serta diaplikasikan pada tanaman tomat maka terjadi peningkatan sikap petani dengan rerata skor sesudah 2,92 berada pada kategori menerima, artinya petani petani sasaran di Desa Besmarak memiliki sikap dan respon yang positif terhadap suatu inovasi teknologi pupuk organik bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat yang cukup tinggi. Menurut Huda (2002) mengemukakan bahwa penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian. 

Dengan adanya penyuluhan yang intensif dan diikuti, dapat membantu petani untuk secara langsung melihat dan berpartisipasi dalam proses demonstrasi teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat. Petani menyadari dan tahu bahwa teknologi memanfaatkan kotoran ternak ayam sebagai pupuk bokasi adalah salah satu teknologi yang menguntungkan karena memiliki manfaat dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman, sehingga petani responden mau menerima teknologi pupuk organic bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat.

Penyuluhan yang diberikan dapat merubah sikap petani, karena metode yang  dilakukan berupa demonstrasi plot serta dengan adanya penyuluhan dan melihat secara langsung proses pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat. Melalui demonstrasi, petani dapat melihat bahwa pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat. Dengan memanfaatkan kotoran ternak ayam tidak rumit. Alat dan bahan yang digunakan mudah didapat serta petani tidak mengeluarkan banyak biaya. Dengan demikian maka, muncul keinginan dari dalam diri petani untuk menerima teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam, sehingga terjadinya perubahan sikap petani dimana petani mau menerima teknologi ini. Bagi petani teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam memiliki nilai dan manfaat yaitu dapat meninkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Setelah melihat hasil dari kegiatan demonstrasi teknologi pembuatn pupuk organik bokasi loiter ayam serta aplikasinya pada tanaman tomat maka terjadi perubahan perilaku petani. Setelah adanya perubahan perilaku barulah petani akan menerima atau menolak inovasi teknologi tersebut (Notoadmodjo, 2007). Selanjutnya menurut Mar’at (1982) menyatakan bahwa perubahan sikap manusia ditentukan oleh faktor internal (persepsi sosial, posisi sosial, proses belajar sosial), dan faktor eksternal (penguatan, komunikasi persuasive, harapan yang diinginkan).

Keterampilan Petani

Keterampilan petani adalah kemampuan petani untTabel 13. Keterampilan Petani Terhadap Pembuatan Pupuk Organik Bokasi Literuk melakukan sesuatu terhadap teknologi yang diperoleh petani itu sendiri, apakah petani mampu, kurang mampu atau tidak mampu. Secara terperinci keterampilan petani responden dapat disajikan pada Tabel 4. Keterampilan petani terhadap pengembangan suatu inovasi terjadi perubahandengan rerata skor sebelum dilakukan penyuluhan 1.95 berada pada kategori kurang terampil, namun setelah dilakukan penyuluhan keterampilan petani meningkat menjadi kategori terampil dengan skor 2,92 atau terjadi peningkatan sebesar 49,74 %. 

Menurut Kartasapoetra (1988) bahwa pengukuran aspek keterampilan dipengaruhi beberapa factor, yaitu metode penyuluhan dan teknik penyuluhan. Peningkatan keterampilan petani di Desa Besmarak dalam pembuatan bokasi liter ayam dan pemanfaatannya pada tanaman tomat disebabkan karena petani berpartisipasi aktif dalam mengikuti penyuluhan, diskusi, demonstrasi cara dan demonstrasi plot. Menurut Huda (2002), penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian. Dengan adanya penyuluhan yang intensif dan diikuti, dapat membantu petani untuk secara langsung melihat dan berpartisipasi dalam proses demonstrasi teknologi pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam dan aplikasinya pada tanaman tomat.

Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Pengetahuan Petani

Tabel 14. Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Dengan Pengetahuan PetaniUntuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal terhadap pengetahuan petani secara rinci disajikan pada Tabel 5.  Hasil analisis Rank Sperman pada Tabel 5 menujukan bentuk dan kekuatan hubungan yang berbeda- beda. Tabel 5 memperlihatkan bahwa 7 faktor yang diuji (umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman berusaha tani, ketersediaan limbah ternak, dampak pupuk pada kesuburan dan sifat inovasi teknologi), ternyata hanya faktor sifat inovasi teknologi, luas lahan dan ketersediaan limbah ternak yang memiliki hubungan yang kuat terhadap teknologi pembuatan dan pemanfaatan bokasi liter ayam. Ada 2 (dua) faktor yang memiliki hubungan sedang yaitu, ketersediaan limbah ternak dan dampak pupuk pada kesuburan, sedangkan factor lainnya memiliki hubungan yang lemah dan sangat lemah.

Sifat inovasi teknologi dengan pengetahuan petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi rs 0,686** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,000 atau p<0,01, artinya ada hubungan antara sifat inovasi teknologi dengan pengetahuan petani. Hal ini dikarenakan teknologi yang mudah serta alat dan bahan mudah diperoleh, tidak banyak memerlukan biaya dan sesuai dengan kebudayaan setempat akan mudah dipahami dan diterapkan oleh petani responden.

Luas lahan dengan pengetahuan petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi rs 0,588** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,001 atau p<0,01, artinya ada hubungan antara luas lahan dengan pengetahuan petani. Hal ini karena luas lahan seorang petani selalu memiliki hubungan dengan pengetahuan petani dalam mengembangkan usaha aninya. Jika dikaitkan dengan karakteristik responden ada kesesuaian hasil korelasi dengan luas lahan yang dimiliki oleh petani yaitu sebagian besar petani di Desa Besmarak memiliki luas lahan 0,5 - 1 ha dengan jumlah 15 orang (50 %).

Ketersediaan limbah ternak dengan pengetahuan petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi rs 0,560** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,000 atau p<0,01, artinya ada hubungan antara ketersedian limbah ternak dengan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Desa Besmarak rata-rata memiliki populasi 5000 ekor ayam per kepala keluarga ( Profil Desa Besmarak ), sehingga peluang memanfaatkan limbah ternak ayam menjadi pupuk organik sangat besar. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (2009) bahwa, kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk organic untuk berbagai komoditas tanaman. Salah satunya adalah tanaman tomat karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman tomat serta menambah kesuburan tanah yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu sendiri.

Dampak pupuk pada kesuburan tanah dengan pengetahuan petani memiliki keeratan hubungan yang sedang dengan nilai koefisien korelasi rs 0,432* serta memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai 0,017 atau p<0,05, artinya ada hubungan antara dampak pupuk pada kesuburan tanah dan tanaman dengan pengetahuan petani. Hal ini di karenakan kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang rendah. Menurut Lingga (1986), kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan kadar air 55%.

Tingkat pendidikan dengan pengetahuan petani memiliki keeratan hubungan yang sedang dengan nilai koefisien korelasi rs 0,377* serta memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai 0,040 atau p<0,05, artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan petani. Hal ini selaras dengan pendapat Soetarjo dalam Azwardi (2001) yang menyatakan bahwa pendidikan seseorang pada umumnya mempengaruhi cara berpikirnya. Makin tinggi tingkat pendidikannya, makin dinamis dalam mengadopsi suatu teknologi baru.

Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Sikap Petani

Tabel 15. Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Dengan Sikap Petani TerhadapUntuk mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal terhadap sikap petani secara rinci disajikan pada Tabel 6. Hasil analisis Rank Sperman pada Tabel 6  menujukan bentuk dan kekuatan hubungan yang berbeda-beda. Tabel 6 memperlihatkan bahwa 7 (tujuh) faktor yang diuji ternyata hanya 4 (empat) faktor yang memiliki hubungan yang kuat yaitu; sifat inovasi teknologi (0,686**) dan ketersediaan limbah (0,650**), tingkat pendidikan (0,594**) dan lama berusaha tani (0,578**). Faktor yang memiliki hubungan yang sedang adalah dampak pupuk pada kesuburan (0,432*), sedangkan faktor internal dan eksternal lainnya memiliki hubungan yang sangat lemah.

Sifat inovasi teknologi dengan sikap petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi (rs) 0,686** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,001 atau p<0,01, artinya ada hubungan antara sifat inovasi teknologi dengan sikap petani. Hal ini dikarenakan teknologi yang mudah serta alat dan bahan mudah diperoleh, tidak banyak memerlukan biaya dan sesuai dengan kebudayaan setempat akan mudah dipahami dan diterapkan oleh petani responden. Menurut Teori Rogers (1995) faktor penentu penting dari tingkat adopsi dijelaskan oleh lima karakteristik inovasi yaitu keuntungan relatif, kompleksitas, kompatibilitas, trialabilitas dan observabilitas. Selanjutnya Tornatzky dan Klein (1982) mengemukakan bahwa tiga karakteristik inovasi yaitu, keuntungan relatif,62 kompatibilitas dan kompleksitas memiliki hubungan yang signifikan paling konsisten dengan niat penggunaan.

Ketersediaan Limbah Ternak dengan sikap petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi (rs) 0,650** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,000 atau p<0,01, artinya ada hubungan antara ketersedian limbah ternak dengan sikap petani dalam pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik bokasi liter ayam. Hal ini dikarenakam sebagian besar masyarakat Desa Besmarak rata-rata memiliki populasi 5000 ekor ayam per kepala keluarga (Profil Desa Besmarak), sehingga untuk peluang memanfaatkan limbah ternak ayam menjadi pupuk organik sangat besar. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (2009), kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk berbagai komoditas tanaman. Salah satunya adalah tanaman tomat karena dapat merangsang pertumbuhan tanaman tomat serta menambah kesuburan tanah yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu sendiri dan Kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan kadar air 55% (Lingga, 1986).

Tingkat pendidikan dengan sikap petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi (rs) 0,594** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,001 atau p<0,01 artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap petani. Orang yang berpendidikan akan cenderung terbuka untuk menerima hal-hal baru dan berani untuk mencobanya serta biasanya sudah diprediksi baik buruknya suatu teknologi dan dampak yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartiwi (2005), mengemukakan bahwa Pendidikan sangat penting bagi seseorang karena akan lebih dinamis terhadap hal baru serta akan lebih terbuka menerima informasi maupun teknologi yang baru, sikap, mental dan perilaku tenaga kerja dalam usaha tani. Dengan pendidikan, seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas, mudah mengembangkan ide-ide, mudah mengadopsi teknologi dan makin dinamis sikapnya terhadap hal-hal baru terutama dalam menghadapi perubahan yang lebih modern. Jika dikaitkan dengan karakteristik responden ada kesesuaian hasil korelasi dengan pendidikan petani yaitu sebagian besar petani didesa besmarak berada pada pendidikan tingkat SMA dengan persentasi 46,6 % (14 orang).

Lama berusaha tani dengan sikap petani memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi (rs) 0,578** serta memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan nilai 0,001 atau p<0,01, artinya ada hubungan antara lama berusaha tani dengan sikap petani. Faktor pengalaman mempunyai hubungan positif dengan kecepatan adopsi inovasi. Lama berusaha tani merupakan lamanya petani dalam berusaha tani sehingga dapat memberikan tingkat hubungan yang sangat besar dalam pengambilan keputusan bagi petani dalam setiap kegiatan. Petani yang berpengalaman lebih cepat mengadopsi teknologi dibandingkan dengan petani yang belum atau kurang berpengalaman. Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi atau menerapkan anjuran penyuluhan dan penerapan teknologi dari pada petani pemula atau petani baru (Soekartiwi,1988).

Dampak pupuk pada kesuburan dengan sikap petani memiliki keeratan hubungan yang sedang dengan nilai koefisien korelasi rs 0,432* serta memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai 0,017 atau p<0,05, artinya ada hubungan antara dampak pupuk pada kesuburan tanah dan tanaman dengan sikap petani. Hal ini di karenakan kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik. Menurut Lingga (1986), kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan kadar air 55%. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman.

Penilaian Keterampilan Petani

Tabel 15. Form Penilaian Keterampilan PetaniPenilaian terhadap keterampilan petani meliputi 3 (tiga) aspek yaitu keterampilan menyiapakan alat dan bahan untuk pembuatan bokasi liter ayam, keterampilan menimbang dan mencampur bahan-bahan serta keterampilan dalam membuat dan mengaplikasikan pupuk organik bokasi liter ayam pada tanaman tomat. Penilaian terhadap keterampilan petani dapat dilihat pada Tabel 7.

Berdasarkan data dalam form hasil penilaian terhadap Keterampilan petani pada Tabel 7 menunjukkan total skor dari pertanyaan pertama dengan indikator penilaian petani terampil menyiapakan alat dan bahan untuk pembuatan pupuk organic bokasi liter ayam yaitu 3,00 dari 30 responden atau jumlah petani yang terampil dalam menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan pupuk organik bokasi literayam adalah 30 orang dari 30 responden. Untuk indikator penilaian keterampilan petani dalam menimbang dan mencampur bahan-bahan untuk pembuatan pupuk organik bokasi liter ayam, total skor untuk pertanyaan kedua adalah 2,77 dari 30 responden atau 27 orang dari 30 responden terampil menimbang dan mencampur bahan-bahan untuk pembuatakan bokasi liter ayam sedangkan 7 orang lainnya kurang terampil. Sedangkan untuk pertanyaan ketiga tentang keterampilan petani dalam membuat dan mengaplikasikan upupk organik bokasi liter ayan secara tepat, total skornya adalah 3,00 atau 30 petani responden sudah terampil dalam membuat dan mengaplikasikan pupuk organik bokasi liter ayam secara tepat pada tanaman tomat.

Meningkatnya keterampilan petani di Desa Besmarak dalam menyiapakan alat dan bahan, menimbang dan mencampur alat dan bahan serta membuat dan mengaplikasikan pupuk organik bokasi liter ayam pada tanaman tomat disebabkan karena partisipasi aktif petani dalam mengikuti penyuluhan, diskusi serta demonstrasi cara dan demonstrasi plot. Hal ini sejalan dengan pendapat Kartasapoetra (1988) yang mengatakan bahwa pengukuran aspek keterampilan dipengaruhi beberapa faktor antara lain metode penyuluhan dan teknik penyuluhan. Metode penyuluhan dengan pendekatan kelompok biasanya lebih efektif dan lebih bermanfaat apabila dilakukan terhadap kelompok tani, dimana petani diajak dan dibimbing serta diarahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Sedangkan Teknik penyuluhan dengan ceramah, diskusi, demonstrasi cara dan demonstrasi plot dimana petani ikut berpartisipasi akan lebih memahami materi yang disampaikan. Selanjutnya Huda (2002) menyatakan bahwa, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga atau masyarakat yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.

KESIMPULAN

Respon petani di Desa Besmarak Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang terhadap teknologi pembuatan dan pemanfaatan bokasi liter ayam dalam budidaya tomat sangat baik. Setelah dilakukan penyuluhan, Demcar dan Demplot, pengetahuan petani berada pada kategori tinggi dengan skor 2,93 (97,6%), Sikap petani berada pada kategori menerima dengan skor 2,92 (97,3%) dan keterampilan petani berada pada kategori terampil dengan skor 2,92 (97,3%). Berdasarkan hasil korelasi rank Spearman, diketahui faktor internal dan eksternal yang mempunyai hubungan yang sangat signifikan atau kuat dengan pengetahuan yaitu sifat inovasi teknologi (0,686**), ketersediaan limbah (0,650**) dan luas lahan (0,588**). Sedangkan yang mempunyai hubungan signifikan atau kuat dengan sikap petani adalah sifat inovasi teknologi (0,686**), ketersediaan limbah (0,650**) dan tingkat pendidikan (0,594**).

E Library

REFERENSI

  • Amalan, T., 2012. Pemanfaatan Bokasi Kotoran Ternak Ayam Terhadap Produktivitas Tanaman Caisin. Faperta UMMU. Ternate.
  • Azwar, S., 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengkurannya, Edisi ke-dua. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
  • Azwardi, D., 2001. Kajian Tingkat Teknologi Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) pada Sentra Benih Ikan di Sumatera Barat. Thesis, Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
  • Budiyanto., Krisno., 2011. Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi dalam Upaya Mendukung Pertanian Organik di Desa Sumber Sari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
  • BPS. 2019. Luas Lahan dan Produksi Tanaman Tomat di Indonesia.
  • Charles, R.T., Hariyono, B., 1991. Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Peternakan dan Pengelolaannya. BUU. FKG-UGM (2): 71 – 75. Diakses tanggal 11 April 2021.
  • Gibson, J.L., Donnely J.H., Ivancevich J.M., Wahid J., 1988. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Erlangga. Jakarta
  • Gerungan, W.A., 1996. Psikologi Sosial. Eresco. Bandung
  • Hamrat, M.B., 2018. “Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Terhadap
  • Tingkat Penerimaan Teknologi Budidaya Organik” (Tugas Akhir). Program Studi Agribisnis. Universitas Hasanudin. Makasar
  • Hardjowigeno, S.H., 2015. Ilmu Tanah. Akademikan Pressindo. Jakarta
  • Hernanto, F., 1994. Petani dan Tantangan Pembangunan. Ganesha. Bandung
  • Huda, N., 2002. Penyuluhan Pembangunan Sebagai Sebuah Ilmu (Kajian Filsafat Ilmu). Program Pasca Sarjana (S3). Institut Pertanian Bogor. Bogor
  • Kasworo, A., Izzati, M., dan Kismartini., 2013. Daur Ulang Kotoran Ternak Sebagai Upaya Mendukung Peternakan Sapi Potong Yang Berkelanjutan di Desa Jogonayan Kecmatan Ngablak Kabupaten Magelang. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang. Diakses tanggal 06 Desember 2020
  • Lingga, P., Marsono., 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
  • Mar’at, 1982. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia. Jakarta
  • Mardikanto, 1988. Komunikasi Pembangunan. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.
  • Mardikanto, 1993.Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.
  • Mardikanto, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.
  • Martinez, Jose, Patrick D., Suzelle B., dan Colin B., 2009. L:ivestock Waste Treatment Systems for Enviromental Quality, Food Safety and Sutainability. Jurnal Science Direct Bioresource Technology 100 (2009) 5527 – 553
  • Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta
  • Novizan, 2003. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agro Media Pustaka. Depok
  • Profil Desa Besmarak. 2019
  • Pangaribuan D.H., Yasir, M., dan Utami N.K., 2012. Dampak Bokasi Kotoran Ternak Dalam Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik Pada Budidaya Tanaman Tomat. Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Pratama, Yogi., Zulia.C., Mawarni.R. 2018. Aplikasi Pupuk N dan Bokasi Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L) di Polybag. BERNAS Agricultural Research Journal-Vol. 14 No.2. 2018. Faperta Universitas Asahan. Diakses Tanggal 05 November 2021.
  • Refliaty, Tampubolon.E, Hendriansyah. 2011. Pengaruh Pemberian Kompos Sisa Biogas Kotoran Sapi Terhadap Perbaikan Beberapa Sifat Fisik Ultisol dan Hasil Kedelai (Glycine max L merill). Jurnal Hidrolitan Vol 2:3: 103 – 114. ISSN 2086-4825. Universitas Jambi. Jambi.Diakses tanggal 11 April 2016.
  • Rogers, Everett M., 1995, Diffusions of Innovations, Forth Edition. New York: Tree Press.
  • Siegel, S., 1992. Statistika Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
  • Simamora, S., dan Salundik, 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agromedia, Jakarta
  • Soekartiwi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta
  • Subejo, 2009. Sistem Penyuluhan di Jepang: Konsep, Peran dan Perkembangan Penyuluhan Pertanian di Pedesaan. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta
  • Sudaresti, 2014. Hubungan Keterampilan dan Pekerjaan Terhadap Peningkatan Pendapatan Ibu Rumah Tangga Peserta Pelatihan Eceng Gondok Usaha Kecil dan Menengah Luthfi Craft di Desa Murtigading Piring II, Sanden,
  • Bantul.Tesis Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.
  • Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Manajemen. CV. Alfabeta. Bandung.
  • Susetya. D., 2014. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik Untuk Tanaman Pertanian, Perkebunan. Pustaka Baru Press.Yogyakarta.70
  • Susilo, T., 2014. Respon Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Bokasi Feses Ayam di Sinduagung Wonosobo. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Magelang
  • Sutresnawan, I.W., Kusumawati, N.N.C., dan Trisnadewi, A.A.A.S. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Kembang Telang (Clitoria ternatea) Yang Diberi Berbagai Jenis dan Dosis Pupuk Organik. e-Journal Peternakan Tropika. Vol.3 No. 3 Tahun 2015:586-596. Universitas Udayana. Bali. Diakses Tanggal 10 November 2021.
  • Sutanto, R., 2008. Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta
  • Sutedjo, M.M., 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta
  • Vatika, E., A.Y. Taher, dan Afrida. 2021. Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran
  • Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis). Jurnal MENARA Ilmu Vol. XV No.01 Januari 2021. Universitas Ekasakti Padang. Diakses tanggal 20 November 2021.
  • Wawan, A., Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta
  • Zannah, S.A., Budiyanto, G., Mulyono, D. 2014. Pemanfaatan Bahan Organik Dalam Perbaikan Beberapa Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan Kulon Progo. Faperta UMY.Yogyakarta. Diakses tanggal 11 Desember 2020

1Penulis Lahir di Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Nusa Tenggara Timur pada tanggal 12 Juni 2000. Pada Tahun 2005 penulis masuk SD Inpres RSS. Oesapa dan lulus tahun 2011. Setelah tamat SD, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Kristen Tunas Gloria Kupang dan lulus pada tahun 2014, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Kristen Tunas Gloria Kupang dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang pada Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering melalui jalur SBMPTN. Pada tanggal 19 Januari 2022, penulis dinyatakanLulus Ujian Sidang Karya Ilmiah Tugas Akhir dan berhak menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P).

Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. Designed By JoomShaper