Respon Kelompok Tani Tirosa di Desa Tobu Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) terhadap Penggunaan Arang Sekam dan Pupuk Kandang sebagai Media Pembenah Tanah dalam Budidaya Bawang Prei
Response of Tirosa farmer groups in Tobu village, Tobu district, Timor Tengah Selatan (TTS) to the use husk charcoal and manure as soil amendment in leek cultivation
Ngedelvid Nguru*, Donatus Kantur, Endeyani V. Mumammad - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang - 2021
INTISARI. Penelitian tentang respon kelompok tani Tirosa Di Desa Tobu Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) terhadap penggunaan arang sekam dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah dalam budidaya bawang prei telah dilaksanakan pada Oktober - November 2020. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui respon petani terhadap pengggunaan media tanam arang sekam pupuk kandang sebagai pembenah tanah dalam budidaya bawang prei, (2) mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan media arang sekam dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah dalam budidaya bawang prei. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei terhadap 17 responden yang terlibat dalam penyuluhan menggunakan metode demplot. Respon diukur melalui pengetahuan dan sikap serta data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi skor dan analisis Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkanrespon petani dalam kategori tinggi dengan nilai ratarataskor pengetahuan 2.80 (tinggi) nilai rata-rata skor sikap 2.79 (menerima), sedangkan faktor – faktor yang memiliki hubungan dengan respon petani yaitu faktor internal dan eksternal: faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan respon petani adalah umur (rs=0.526*), lamausahatani (rs=0.526*), kesesuaian (rs=0.619*).
Kata Kunci: respon, arang sekam,pembenah tanah, bawang prei
Video Materi Penyuluhan Brosur Penyuluhan Lembar Persiapan Menyuluh Sinopsis Penyuluhan Dokumentasi Kegiatan Penelitian
ABSTRACT. Research on the response of Tirosa farmer groups in Tobu Village, Tobu District, Timor Tengah Selatan (TTS) to the use and manure as soil amendment in leek cultivation was carried out in October - November 2020. This study aims to determine the response of farmers to the use of planting media. husk charcoal and manure as a soil amendment in leek cultivation. The method used in this study is a survey method of 17 respondents who were involved in extension of the demonstration plot, this study includes knowledge and attitudes measured on aspects of farmer characteristics including age, education level, and length of farming, data analysis methods to determine farmer responses using correlation analysis. Rank Spearman. The results of the analysis show that the farmer's response is in the high category with an average knowledge score of 2.80 (high), the average score of attitude is 2.79 (accepting), while the factors that have a relationship with the farmer's response are internal and external factors: factors that have a relationship. What is significant with the farmer's response is age (rs = 0.526 *), length of farming (rs = 0.526 *), suitability (rs = 0.619 *).
Keywords: response, soil amendment, leek cultivation
PENDAHULUAN
Desa Tobu merupakan salah satu Desa dari 266 Desa dan 12 Kelurahan yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dengan luas lahan 24 km2 dengan jumlah penduduk di Desa Tobu sebanyak 2.573 jiwa, terdiri dari laki-laki 1.315 jiwa dan perempuan 1.258 jiwa dalam 24 RT/6 RW. Desa ini merupakan desa yang berpotensi mengembangkan komoditas tanaman pangan dan hortikultura. Salah saju jenis tanaman hortikultura yang dibudidayakan adalah bawang prei. Produksi bawang prei di desa ini cenderung fluktuatif dibuktikan dengan data produksi pada Tahun 2014 sebesar 3.900 kuintal, pada Tahun 2015 2.900 kuintal dan Tahun 2016 3.000 kuintal (BPS Kabupaten Timor Tengah Selatan). Salah satu penyebab terjadinya produksi yang fluktuatif ini yaitu kondisi tanah tempat budidaya bawang prei yang padat dan lengket sehingga mudah menjadi padat dan peka terhadap erosi serta mempunyai pori aerasi dan indeks stabilitas rendah. Selain itu penggunaan pupuk kimia juga ikut mempercepat proses permadatan tanah dan aerasi yang rendah. Untuk mengatasi kondisi ini maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penggunaan arang sekam dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah.
Arang sekam dan pupuk kandang merupakan bahan baku alami yang ramah lingkungan, mudah didapat, dan tidak mengeluarkan biaya besar. Tekstur arang sekam dan pupuk kandang yang sedikit kasar cocok pada tanah padat dan lengket untuk membudidayakan tanaman bawang prei. Penambahan arang sekam pada media tanam akan dapat memperbaiki sifat tanah diantaranya adalah mengefektifkan pemupukan karena selain memperbaiki sifat tanah (porositas, aerasi). Arang sekam juga berfungsi sebagai pengikat hara (ketika kelebihan hara) yang dapat digunakan tanaman ketika kekurangan hara, hara lepas secara perlahan sesuai kebutuhan tanaman (Komaryati dkk, 2003) dalam Supriyanto dan Fidryaningsih (2010).
Petani di Desa Tobu yang tergabung dalam Kelompok Tani Tirosa juga membudidayakan bawang prei pada kondisi tanah dengan masalah yang sama. Berkaitan dengan masalah tersebut maka dilakukan suatu penelitian tentang “Respon Kelompok tani Tirosa Di Desa Tobu Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Terhadap Penggunaan Arang Sekam dan Pupuk Kandang Sebagai Pembenah Tanah Dalam Budidaya Bawang Prei’’
TUJUAN PENELITIAN
- Mengetahui respon petani terhadap pengggunaan teknologi media tanam arang sekam dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah dalam budidaya bawang prei.
- Mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal dengan respon masyarakat petani dalam merespon teknologi arang sekam dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah dalam budidaya bawang prei.
METODE PENELITIAN
Materi Penelitian. Pelaksanaan penelitian ditunjang oleh materi dan instrument penelitian yaitu berupa bahan untuk demonstrasi pembuatan media tanam arang sekam dan pupuk kandang pada tanaman bawang prei. Bahan penelitian berupa bibit bawang prei berumur 2 minggu, karung, ember, sekam padi dan pupuk kandang. Material lainnya berupa kuesioner (daftar pertanyaan), lembaran persiapan menyuluh (LPM), sinopsis, alat tulis – menulis, leptop dan kamera.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data. Metode penelitian yang digunakan adalah survey pada responden yang mendapat penyuluhan penggunaan media pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara kuesioner, demonstrasi cara, kepustakaan.
Populasi dan Sampel Penelitian. Populasi dalam penelitian ini yang yaitu seluruh anggota kelompok tani Tirosa di Desa Tobu Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) berjumlah 17 orang. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 17 orang, semua anggota kelompok tani ditetapkan sebagai responden. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian ini unit observasi disebut sebagai teknik sensus.
Metode Analisis Data. Perhitungan nilai skor atas setiap komponen yang diteliti yaitu dengan cara mengalihkan frekuensi data dengan bobot perhitungan skor tertinggi dan terendah dengan memperhatikan jumlah sampel, jumlah indicator atau jumlah pertanyaan, dan bobot nilai tertinggi dan terendah menurut Sugiyono (2009) dan diperoleh acuan kategori seperti pada Tabel 1. Analisis Rank Spearman digunakan untuk menganalisis factor yang berhubungan yaitu karakteristik kelompokTirosa (X1) dan sifat inovasi teknologi (X2) dengan respon petani (Y) menggunakan analisis Korelasi Rank Spearman (Sugiyono, 2009). Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan variabel X (faktor karakteristik) dan variabel Y (Respon) dengan menggunakan ukuran dan kategori. Untuk pengujian biasanya digunakan alfa (α) yang disebut taraf nyata atau tingkat signifikansi. Nilai α biasanya ditetapkan sebesar 0,05 atau taraf kepercayaan sebesar 95%, (α = 0,05; dB =n) dengan kriteria pengujian :
- Jika nilai rs hitung > rs tabel signifikan
- Jika nilai rs hitung < rs tabel tidak signifikan
Indikator hubungan dengan tingkat respon petani terhadap teknologi, diketahui dengan menggunakan analisis Korelasi Rank Sperman. Untuk memberikan penafsiran terhadap korelasi yang ditemukan maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 2.
HASIL PENELITIAN
Pengukuran respon petani dilakukan melalui penyuluhan media pembenah tanah. Media pembenah tanah yang dibawakan pada penyuluhan ini adalah media arang sekam dan pupuk kandang dimana yang dijadikan responden adalah anggota kelompok tani Tirosa dengan jumlah 17 orang, untuk mengetahui sejauh mana perubahan perilaku responden maka telah dilakukan evaluasi penyuluhan dengan cara penyebarkan kuesoner yang telah disediakan. Perilaku yang diukur dalam penelitian ini adalah perubahan pengetahuan dan sikap petani responden.
Pengetahuan Petani Responden tentang Pemanfaatan Arang Sekam dan Pupuk Kandang
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang ada pada diri sendiri manusia. Pengetahuan dilihat dari proses melihat sampai dengan proses berpikir dalam diri manusia, hasil evaluasi tingkat pengetahuan media pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang yang dilakukan terhadap 17 orang petani disajikan pada Tabel 3.
Hasil analisis (Tabel 3) menunjukkan tingkat pengetahuan petani dalam kegiatan penyuluhan dan demonstrasi media pembenah tanah berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 2.80 dan tergolong kategori tinggi. Hal ini dikarenakan petani telah mendapat penyuluhan tentang media pembenah arang sekam dan pupuk kandang pada tanaman bawang prei, diikuti dengan kegiatan demontrasi dan berperan aktif sehingga mempermudah pemahaman petani tehadap media pembenah tanah yang di perkenalkan. Dilihat dari umur petani responden yang masih produktif, tingkat pendidikan responden rata-rata SD, pengalaman berusaha tani petani sangat berpengalaman dan kualitas penyuluhan yang baik. Petani dengan umur berproduktif masih mampu untuk meghasilkan suatu inovasi baru, walaupun berpendidikan SD, melalui kegiatan pendampingan penyuluh sehingga rasa ingin tahu mereka sangat tinggi, lamanya pengalaman petani juga berpengaruh karena semakin lama pengalaman petani maka petani semakin efisien dalam kegiatan usahataninya. Dalam penyuluhan ini juga menggunakan metode demonstrasi cara, secara langsung memperkenalkan atau mengajak petani bisa memahami, mengetahui dan juga mengajarkan petani tentang bagaimana arang sekam dan pupuk kandang diolah menjadi media pembenah tanah. Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Mardikanto (1993) bahwa dengan selaras bertambahnya umur seseorang akan menumpuk pengalaman-pengalamannya yang merupakan sumber daya yang sangat berguna bagi kesiapannya untuk belajar lebih lanjut.
Peningkatan petani terhadap suatu inovasi teknologi dipengaruhi oleh kemampuan memberi makna atau arti dari suatu teknologi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Setelah adanya perubahan perilaku barulah petani akan memahami, menerima atau menolak inovasi teknologi tersebut (Notoatmodjo,2007).
Sikap Petani dalam Mengaplikasi Media Pembenah Tanah Arang Sekam dan Pupuk Kandang
Sikap petani adalah kecenderungan petani terhadap suatu teknologi pembenah tanah, apakah petani menerima, menolak ataukah ragu-ragu terhadap. Hasil penelitian terhadap sikap petani disajikan pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa sikap petani dalam mengalikasikan dan demonstrasi arang sekam dan pupuk kandang pada tanaman bawang prei memiliki nilai rata-rata 2.79 dan tergolong kategori menerima. Dilihat dari tingkat pendidikan responden rata-rata SD, umur dan lama berusahatani responden. Dengan adanya media pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang sikap petani memberikan respon positif, mengindikasikan bahwa materi penyuluhan yang di suluhkan dan selama demplot mampu di pahami oleh petani responden. Hal ini didukung oleh Lesmana dan Wulandari, (2010), yang mengemukakan bahwa perubahan sikap terhadap penyerapan dan penerapan teknologi demplot dapat dilihat dari ketertarikan petani untuk dapat menerapkan teknologi yang diterima. Sikap yang ditampilkan oleh petani terhadap sebuah inovasi akan menentukan penerimaan terhadap inovasi tersebut (Ahmadi, 1991).
Penyuluhan tentang media pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang secara langsung memperkenalkan atau mengajarkan petani bagaimana cara aplikasi arang sekam dan pupuk kandang sebagai media pembenah tanah serta memberikan penjelasan kepada petani bahwa konsumen lebih meminati sayuran organik dan nilai jualnya lebih tinggi dari sayur anorganik. Keunggulan pembenah tanah merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk mempercepat pemulihan/perbaikan kualitas tanah. Bahan organik selain dapat berfungsi sebagai sumber hara, fungsinya sebagai pembenah tanah juga telah dibuktikan (Suriadikarta el al., 2005; Rachman et al., 2006). Pembenah tanah digunakan untuk memperbaiki sifat fisik tanah misalnya untuk perbaikan reaksi tanah dan menetralisir unsure atau senyawa beracun. Sedangkan bahan organic umumnya lebih ditujukan sebagai pupuk. Sebagai bahan pembenah tanah bahan organik harus yang diberikan dalam jumlah yang relatif besar (Suwardi 2007) sehingga dapat manfaat yang nyata.
Hubungan Karakteristik Petani dengan Pengetahuan Petani

Hubungan Umur dengan Pengetahuan. Umur berdasarkan hasil analisis Rank Spearman pada Tabel 5 menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan hubungan yang sedang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,526 dan mempunyai hubugan yang signifikan pada taraf kepercayaan 0,05 dengan pengetahuan petani. Umur petani mempengaruhi seorang untuk mempelajari dan menerapkan suatu media pembenah tanah yang diperoleh setelah mendapatkan stimulus berupa penyuluhan. Sebagian besar petani responden yaitu didominasi oleh kategori usia produktif yaitu 20-50 tahun. Hal ini sejalan dengan pendapat Samun et al,(2011)39 bahwa petani dengan umur produktif, lebih mudah dan tangkap terhadap suatu yang baru (media pembenah tanah) apalagi media pembenah tanah tersebut memberi manfaat dan keuntungan baginya.
Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan. Berdasarkan hasil analisis Rank Spearman pada Tabel 5 menunjukkan tingkat keeratan dengan kekuatan hubungan yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0.476> 0,05 (p) pada tingkat kepercayaan 95% dengan kekuatan hubungan sedangdan mempunyai hubugan yang signifikan dengan pengetahuan petani terhadap penggunaan arang sekam dan pupuk kandang sebagai media pembenah tanah tersebut. Dari beberapa responden dalam penelitian ini ada yang berpendidikan SMP dan SMA sehingga semakin tinggi tinggkat pendidikan seseorang akan dengan mudah menerima dan mencoba inovasi baru. Sejalan dengan hasil tersebut menurut Tilaar (2002) menyatakan bahwa hakikat pendidikan memanusiakan manusia, yaitu suatu proses yang melihat manusia sebagai suatu keseluruhan eksistensinya, pernyataan dari Tilaar tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa dalam proses pendidikan ada proses belajar dan pembelajaran, sehingga dalam pendidikan jelas terjadi proses pembentukkan manusia yang lebih manusia. Proses mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang bersifat mendasar (fundamenta) karena didalamnya terjadi proses dan pembuatan yang mengubah serta menentukan jalan hidup manusia.
Hubungan Lama berusaha tani dengan Pengetahuan. Berdasarkan hasil analisis Rank Spearman pada Tabel 5 menunjukkan adanya korelasi sedang/cukup dengan kekuatan hubungan yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,526 dan mempunyai hubugan yang signifikan dengan pengetahuan petani. Yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman usahatani diatas 10 tahun dapat dikatakan sudah berpengalaman dan menguasai teknologi yang diterapkan. Data analisis ini sejalan dengan pendapat Hilman Budiyanto (2016) menyatakan bahwa pengalaman yang dialami sendiri oleh seseorang lebih kuat dan sulit dilupakan dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain. Lama pengalaman usahatani cenderung membuat seorang ingin membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk pendapatannya sendiri.
Hubungan karakteristik teknologi dengan pengetahuan petani
Hubungan karakteristik teknologi dengan pengetahuan petani dapat dilihat dari aspek keuntungan,kesesuaian, kerumitan dan dapat dicoba. Variabel keuntungan relatif, kerumitan, dan uji coba memiliki hubungan yang tidak signifikan (rendah/lemah) terhadap tingkat pengetahuan petani penggunaan arang sekam dan pupuk kandang sebagai media pembenah tanah dengan nilai koefisien korelasi (rs) 0,223, 0,093 dan 0,273. Secara umum dapat dikatakan bahwa teknologi yang disuluhkan merupakan teknologi jenis baru oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuan petani, terlebih dahulu harus dicoba dan petani mengamati sendiri hasil dari penggunaan media pembenah tanahtersebut. Sedangkan kesesuaian berdasarkan hasil analisis Rank Spearman pada table menunjukkan adanya korelasi positif dengan kekuatan hubungan yang kuat dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,619 dan mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan pengetahuan petani. Tingkat kesesuaian berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap petani karena manfaat dari teknologi yang disuluhkan sesuai atau cocok dengan kebutuhan petani untuk diterapkan. Suatu inovasi tidak sesuai dengan kebutuhan maka inovasi tersebut tidak dapat diterima dengan mudah. Petani akan mempertimbangkan pemanfaatan suatu teknologi sesuai pada pengalaman dan kebutuhannya (Moore, 1996) mengindentifikasikan bahwa kesesuaian manfaat relatif merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap adopsi inovasi.
Hubungan Karakteristik Petani Dengan Sikap Petani
Berdasarkan Tabel 5 karakteristik petani dan karakteristik teknologi media pembenah tanah terhadap sikap yang dilihat adalah umur, pendidikan lama berusahatani keuntungan, kesesuaian, kerumitan dan uji coba. Umur Hasil analisis rank spearman pada Tabel 5 menunjukkan umur petani berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan yang kuat dibuktikan dengan nilai kofisien korelasi (Rs) sebesar 0,662**.
Umur memiliki hubungan sangat nyata terhadap sikap petani dalam menerapkan media pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Samun et al, (2011) bahwa petani dengan umur produktif, lebih mudah dipahami terhadap suatu yang baru (media pembenah tanah) apalagi media pembenah tanah tersebut memberi manfaat dan keuntungan baginya.
Pendidikan berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada Tabel 5 menunjukkan pendidikan petani berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan yang rendah yang dibuktikan dengan nilai koefisi korelasi adalah 0,398 dan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan sikap petani. Ikhwani (2013) Menyatakan bahwa pendidikan formal petani dapat sajatidak berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap petani karena didalam pendidikan formal hanya belajar pengetahuan umum bukan memberi informasitentang pertanian, sehingga rendahnya pendidikan tidak menentukan semakin tinggi atau rendahnya penerapan suatu teknologi.
Lama berusahatani berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada Tabel 5 menunjukkan lama berusahatani petani berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan yang sangat kuat yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi adalah 0,821**dan mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan sikap petani. Semakin lama pengalaman bertani seseorang akan semakin tinggi kemantangan petani dalam menanggulangi resiko dalam mengelolah usahataninya dan menerima serta menolak suatu inovasi bahkan sangat berhati- hati dalam menyerap teknologi baru yang ditawarkan dari luar (Nurhayati, 2006).
Karakteristik teknologi berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada Tabel 5 dalam penerapan media pembenah tanah yaitu: keuntungan relatif berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan kuatdibuktikan dengan nilai rs 0,619** dan mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan sikap petani. Hal ini terjadi karena dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan media pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang sesuai dengan kemampuan petani. Disamping itu juga tidak membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak sehingga media pembenah tanah ini bisa diterima oleh petani. Hal ini didukung dalam (Roger, 1982), keuntungan relatif adalah sejauh mana inovasi di perepsikan sebagai suatu yang lebih baik dari pendahuluannya.
Kesesuaian berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada Tabel 5 menunjukkan kesesuain teknologi berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan sedang yang dibuktikan dengan nilai rs 0,493 dan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sikap petani. Tingkat kesesuaian berpengaruh terhadap sikap petani karena manfaat dari teknologi yang disuluhkan sesuai atau cocok dengan kebutuhan petani untuk diterapkan. Petani akan mempertimbangkan pemanfaatan suatu teknologi sesuai pada pengalaman dan kebutuhannya (Moore, 1996) mengindentifikasikan bahwa kesesuaian manfaat relatif merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap adopsi inovasi.
Kerumitan berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada Tabel 5 menunjukkan kerumitan teknologi berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan sangat rendah/lemah atau dapat dibuktikan dengan nilai rs 0,093 dan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan sikap petani. Menurut (Groger 1993) Kerumitan suatu teknologi inovasi akan menciptakan ketidak pastian pada kesuksesan implementasinya, sehingga akan meningkatkan resiko dalam pengadopsiannya.
Hasil analisis dari aspek dapat diujicoba berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada Tabel 5 menunjukkan sifat dapat diujicoba teknologi berkorelasi positif dengan kekuatan hubungan rendah dibuktikan dengan nilai rs 0,273 dan mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan sikap petani, dapat diujicoba memiliki hubungan yang rendah karena disebabkan oleh tingkat pendidikan petani yang rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap secara umum antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa, institusi pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam diri. Sikap senantiasa terarahkan kepada suatu hal, suatu objek dan suatu keadaan. Tidak ada sikap tanpa ada objek. Sikap dibedakan menjadi dua yaitu sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif akan terjadi apabila terdapat suatu kecendrungan untuk menerima perilaku yang dianjurkan, dan sebaliknya sikap negatif terjadi jika terdapat kecendrungan yang menolak terhadap suatu objek tertentu (Sarwono, 2005)
KESIMPULAN
Respon petani terhadap penggunaan arang sekam dan pupuk kandang sebagai pembenah tanah pada tanaman bawang prei, yang diukur dengan pengetahuan berada pada kategori tinggi (2,80) dan sikap menerima (2,79). Faktor yang memiliki hubungan kuat dengan pengetahuan adalah tingkat kesesuaian, sedangkan dengan sikap petani yaitu umur, lama berusaha tani dan kesesuaian. Berdasarkan kesimpulan ini, perlu adanya pendampingan dari penyuluhan tentang penggunaan pembenah tanah arang sekam dan pupuk kandang yang dapat meningkatkan produksi dan keberlanjutan usahataninya.
*Penulis lahir pada Tanggal 15 April 1996 dari pasangan bapak Karlus Kenad dan Ibu Sarce Nguru. Penulis masuk Sekolah Dasar (SD) pada Tahun 2003 di Sekolah Dasar Inpres Eimau Sabu Tengah dan tamat pada Tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMPN 1 Sabu Liae dan tamat pada Tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah menengah atas yaitu SMAN 10 Kota Kupang dan tamat pada Tahun 2015. Pada Tahun 2016 penulis melanjutkan Studi ke perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan mengambil Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering dan lulus pada 15 Juni 2021.





