Selamat Datang di Website Jurusan MPLKStaf Pengajar JurusanStrukur Organisasi JurusanDeskripsi Jurusan MPLKVisi dan Misi JurusanPengelola JurusanLearn, practice, and be rich (English) - Belajar, berlatih, dan menjadi sejahtera (Indonesia) - Meup onle ate, mua onle Usif (Timor)
PPLK 001
 

PPLK 003Kembali ke Beranda 02

Pengetahuan, Sikap, dan Kenyamanan Petani Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Aplikasi Pestisida Kimia

Knowledge, Attitude, and Convenience of Farmers in Noelbaki Village Kupang Tengah District Kupang Regency to the Use of Personal Protective Equipment (PEE) for Pesticide Application 

Stefanus Go-Ando*, Yos F. da-Lopez, Herlyn Djunina, Welianto Boboy, Abdul Kadir Djaelani - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang


INTISARI. Sebagian besar petani padi dan hortikultura di Noelbaki menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam aplikasi pestisida kimia. Namun, APD yang digunakan tidak lengkap. Oleh karena itu dilakukan kajian tentang pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani terhadap penggunaan APD. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani dalam penggunaan APD dan 2) mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani terhadap penggunaan APD. Penelitian dilakukan pada 74 petani padi dan hortikultura di Desa Neolbaki, Kabupaten Kupang; berlangsung selama satu bulan (Oktober - November 2020); menggunakan metode angket dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap, kenyamanan petani, dan penggunaan APD oleh petani. Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani terhadap APD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya petani padi dan hortikultura di Desa Noelbaki memiliki pengetahuan yang baik, bersikap positif, dan merasa nyaman terhadap pemakaian APD dalam penyemprotan pestisida kimia, tetapi dalam prakteknya, sebagian besar mengenakan APD-tidak lengkap (56,76%). Praktek pemakaian APD oleh petani tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap & kenyamanan petani (Uji Chi-Square; p-value < 0.05) dan tidak signifikan dengan pengetahuan  petani (Uji Chi-Square; p-value > 0.05). Sikap merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan pemakaian APD (nilai Odds Ratio > 1; selang kepercayaan tidak mengandung nilai 1), sedangkan kenyamanan petani merupakan faktor protektif yang berhubungan dengan pemakaian APD (nilai Odds Ratio < 1; selang kepercayaan tidak mengandung nilai 1). Diharapkan agar instansi terkait, dalam hal ini Dinas Penyuluhan Pertanian dapat melakukan pembinaan kepada petani padi dan hortikulura untuk meningkatkan pemahaman petani mengenai pentingnya penggunaan APD-Pestisida dan melakukan sosialisasi mengenai bahaya dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh aplikasi pestisida kimia tanpa alat pelindung. Selain itu, perlu juga adanya reward dari pemerintah dan sektor terkait kepada petani dalam rangka membentuk sikap positif petani dalam penggunaan APD. 

Kata Kunci: pengetahuan, sikap, kenyamanan, alat pelindung diri (APD), pestisida

Stef Ando 2021 Dokumentasi Lit 1

Video Materi Penyuluhan  Brosur Penyuluhan  Lembar Persiapan Menyuluh  Sinopsis Penyuluhan  Dokumentasi Kegiatan Penelitian


ABSTRACT. Most of the paddy and horticultural farmers in Noelbaki use personal protective equipment (PPE) in chemical pesticides application.  However, the PPE used is not fully equipped. Therefore study on farmers' knowledge, attitude, and convenience, to the use of PPE was carried out. The study was to 1) describe the farmers' knowledge, attitude, and convenience on the use of PPE and 2) determine the relationship between the farmers' knowledge, attitude, and convenience to the use of PPE. The study carried out in the 74-paddy-and-horticultural farmers in Neolbaki Village, Kupang Regency; lasted for one month (October - November 2020); used questionnaire and interview methods. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis. The univariate analysis was to find out characteristics, knowledge, attitudes, the convenience of the farmers, and the use of PPE by the farmers. The bivariate analysis was to find out the relationship between the farmers' knowledge, attitude, and convenience to the PPE. The results showed that generally, paddy and horticulture farmers in Noelbaki had good knowledge, positive attitudes and were comfortable with PPE. However, in practice, most of the farmers used incomplete PPE (56.76%). The use of PPE had a significant relationship with the farmers' attitude and convenience (Chi-Square test; p-value < 0.05). There was no relationship between the farmers' knowledge and the use of PEE (Chi-Square test; p-value > 0.05). The farmers' attitude was a risk factor related to the use of PPE (Odds Ratio value > 1; the confidence interval did not contain a value of 1). The farmers' convenience was a protective factor related to the use of PPE (Odds Ratio value < 1; the confidence interval did not contain a value of 1). It is hoped that the relevant agencies, in this case the Agricultural Extension Service, can provide guidance to rice and horticultural farmers to increase farmers' understanding of the importance of using PPE-Pesticides and disseminate information about the dangers and impacts that can be caused by the application of chemical pesticides without protective equipment. In addition, there is also a need for rewards from the government and related sectors to farmers in order to form positive attitudes of farmers in the use of PPE.

Keywords: knowledge, attitude, convenience, personal


PENDAHULUAN

Salah satu masalah utama yang berpengaruh terhadap produksi hasil padi sawah dan hortikultura di Desa Noelbaki adalah tingginya serangan hama, namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan pengendalian hama yang dipandang lebih efektif yaitu dengan menggunakan insektisida. Untuk peningkatan jumlah produksi pertanian, salah satu caranya dengan pemberantasan hama, gulma, dan penyakit dengan penggunaan insektisida secara intensif untuk penunjang program pemenuhan kebutuhan pangan. Ketergantungan insektisidapun naik sehingga dosis pestisida dinaikkan (Setiono, dkk., 1998).

Penggunaan insektisida oleh petani padi sawah di Daerah Noelbaki sudah berlangsung secara turun temurun hingga saat ini. Terdapat beberapa jenis pestisida kimia yang digunakan oleh petani padi sawah, yaitu chix 25 EC, Kuproxat 345 SC dan Dharmabas 500 SC. Jenis pestisida ini yang seringkali digunakan untuk mengendalikan hama seperti wereng coklat, wereng punggung putih, wereng hijau, walang sangit, ulat api dan lain-lain. Rata-rata penyemprotan dua minggu sekali dengan takaran campuran pestisida kimia sebanyak 2 tutup botol (1 ml) untuk 1 hand sprayer dengan 20 liter air.

Salah satu pengaruh penggunaan insektisida adalah terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan, salah satu pencemaran di lingkungan kerja pertanian yaitu pencemaran udara berupa uap dan partikel dari pestisida semprot dengan bantuan angin yang dapat mempengaruhi kesehatan petani, maka petani memiliki beban kerja tambahan dan kapasitas kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan terutama terhadap gangguan sistem pernafasan (Setiono, dkk., 1998).

Kaitannya dengan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya risiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat, dan bahan serta lingkungan di samping faktor manusianya, oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan dan pengendalian terhadap kemungkinan timbulnya gangguan kesehatan (Budiono, 2003).

Berdasarkan fakta di lapangan dan informasi diperoleh bahwa sampai saat ini sebagian besar petani padi sawah di Noelbaki sudah menggunakan  alat pelindung diri (APD) tetapi belum semua memakai APD dengan lengkap . Untuk menyikapi hal tersebut, penelitian tentang pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam aplikasi pestisida kimia dilakukan.

RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani tentang pemakaian alat pelindung diri (APD) dalam aplikassi pestisida kimia?
  2. Adakah hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani terhadap pemakaian alat pelindung diri (APD) dalam aplikassi pestisida kimia?

TUJUAN PENELITIAN

  1. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani tentang pemakaian alat pelindung diri (APD) dalam aplikassi pestisida kimia. 
  2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani terhadap pemakaian alat pelindung diri (APD) dalam aplikassi pestisida kimia.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilakukan pada 74 petani padi dan hortikultura di Desa Neolbaki, Kabupaten Kupang; berlangsung selama satu bulan (Oktober - November 2020); menggunakan metode angket (kuesioner) dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap, kenyamanan petani, dan penggunaan APD oleh petani. Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kenyamanan petani terhadap APD. 

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan  dengan cara memberi  seperangkat pertanyaan  tertulis pada  responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai keputusan petani dalam penggunaan alat pelindung diri dalam penyemprotan pestisida kimia. Kuesioner, selanjutnya, diuji menggunakan uji Validitas dan Realiabilitas.

Skala Pengukuran Variabel

Defenisi Operasional

Metode Analisis Data

Analisis Univariat. Analis ini dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu pengetahuan, sikap, kenyamanan, dan pemakaian APD. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Hasil analisis ini disajikan data bentuk distribusi frekuensi dan diagram. Pemberian skoring terhadap variabel pengetahuan, sikap petani, kenyamanan, dan pemakaian APD dilakukan terhadap nilai persentase skor (X) yang diperoleh setiap petani, yaitu: % Skor = {(jumlah jawaban benar) ÷ (jumlah pertanyaan)} × 100%.

Analisis Bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat (Notoatmodjo, 2002). Uji statistik pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan chi square (χ2), dan jika tidak memenuhi syarat uji tersebut, maka uji yang dipakai adalah uji fisher untuk tabel 2 × 2 dan penggabungan sel sebagai langkah alternatif uji chi square untuk tabel selain 2 × 2 serta tabel 2 × k, sehingga terbentuknya tabel baris × kolom (B × K) yang baru. Setalah dilakukan penggabungan sel, uji hipotesis ditentukan sesuai dengan tabel B × K tersebut.

Estimasi Resiko (Odds Ratio). Odds Ratio merupakan perhitungan matrix dengan ordo 2 x 2. Penentuan OR dengan Tabel 2 × 2 untuk pengetahuan, sikap, kenyamaman, dan pemakaian APD adalah sebagai berikut:

Faktor Resiko:

  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Kenyamanan
   Efek (Pemakaian APD)
Tidak Lengkap Lengkap Jumlah
Tidak (-) A B A+B
Ya (+) C D C+D
Jumlah A+C B+D A+B+C+D
Keterangan: Sel A = Subyek dengan faktor resiko yang mengalami efek; Sel B = Subyek dengan faktor resiko yang tidak mengalami efek; Sel C = Subyek tanpa faktor resiko yang mengalami efek; Sel D = Subyek tanpa faktor resiko yang tidak mengalami efek. Adapun Rumus: OR = A/(A+B) ÷ C/(A+B)

 Interpretasi nilai OR dan 95% selang kepercayaan adalah:

  1. Bila OR > 1 dan 95% selang kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka signifikan, yaitu faktor yang diteliti merupakan faktor risiko yang menimbulkan efek (pemakaian APD tidak lengkap/lengkap)
  2. Bila OR > 1 dan 95% selang kepercayaan mencakup angka 1 maka tidak signifikan, yaitu faktor yang diteliti belum tentu merupakan faktor risiko yang menimbulkan efek (pemakaian APD tidak lengkap/lengkap)
  3. Bila OR < 1 dan 95% selang kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka signifikan, faktor yang diteliti merupakan faktor protektif yang dapat mengurangi efek (pemakaian APD tidak lengkap/lengkap).
  4. Bila OR =1, 95% selang kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka tidak signifikan, yaitu faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko yang menimbulkan efek (pemakaian APD tidak lengkap/lengkap).

HASIL PENELITIAN

Jenis Tanaman Dibudidayakan Responden

Adapun jenis tanaman yang difokuskan oleh peneliti yang dibudidayakan oleh petani responden meliputi tanaman hortikultura dan tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani responden lebihh banyak membudidaya tanaman padi dan hortikultura sebanyak 40 orang atau 54,05% dan diikuti oleh petani responden yang membudidayakan tanaman padi sebanyak 20 orang atau 27,03%, sedangkan sebanyak 14 orang atau 18,92% membudidayakan tanaman hortikultura. Dengan demikan maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar petani responden membudidayakan tanaman padi dan hortikultura.

Jenis dan Jumlah APD yang Digunakan Responden

Hasil Penelitian (Gambar 1) menunjukkan bahwa jenis alat pelindung diri (APD) yang digunakan petani adalah 1) baju lengan panjang, 2) celana panjang, 3) masker (penutup hidung dan mulut), 4) sarung tangan, 5) sepatu bot, dan 6) topi. Dari keenam jenis APD tersebut, APD yang paling banyak dipakai petani di Desa Noelbaki dalam penyemprotan pestisida kimia pada budidaya tanaman padi dan hortikultura adalah baju lengan panjang (98,65%), diikuti berturut-turut adalah topi (97,30%), dan masker (94,59%). Sedangkan, jenis APD yang paling banyak tidak dipakai adalah sarung tangan (71,62%), diikuti berturut-turut adalah sepatu bot (70,27%), dan celana panjang (58,11%). Jumlah jenis APD yang digunakan petani disajikan pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2, sebagian besar petani (54,05%) hanya menggunakan 3 jenis APD dari 6 jenis APD yang diharuskan dalam aplikasi pestisida kimia, yaitu baju lengan panjang, celana panjang masker (penutup hidung dan mulut), sarung tangan, sepatu bot, dan topi. Sedangkan, petani jumlah petani yang mengenakan APD-Lengkap, yaitu 6 jenis hanya 24,32% petani.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jenis pestisida kimia yang digunakan adalah sebanyak 16-jenis merek dagang pestisida, seperti yang tersaji pada Gambar 3, dimana jenis pestisida yang paling banyak digunakan adalah pestisida dengan merek dagang Chix (53%), diikuti oleh pestisida Gandasil-D (46%) dan Alika (30%). Gambar 3 juga memperlihatkan bahwa kebanyakan responden menggunakan kurang dari 4 jenis pestisida, yaitu sekitar 80% dan hanya sekitar 20% petani menggunakan lebih dari 3 jenis pestisida. Sebagian besar petani (61%) mengaplikasikan pestisida dalam kurun waktu 1 bulan terakhir sebelum penelitian, yaitu sekitar September 2020.Jenis Pestisida Digunakan Responden

Pengetahuan Petani tentang Pemakaian APD

Pengukuran pengetahuan tentang APD dalam penelitian ini meliputi pengertian APD, manfaat APD, dan akibat tidak menggunakan APD yang diperoleh melalui jawaban responden atas pertanyaan kuesioner. Tingkat pengetahuan dibagi dalam tiga kategori yaitu: kurang, cukup, dan baik. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang APD, yaitu sebanyak  62 orang atau 83,78%, pengetahuan cukup sebanyak 8 orang atau 10,81%, dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang atau 5,41% (Gambar 4).

Sikap Petani tentang Pemakaian APD

Sikap petani tentang pemakaian APD dibagi dalam 2 kategori yaitu: positif dan negatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif  tentang APD, yaitu sebanyak 49 orang atau 66,22%, dan bersikap negative sebanyak 25 orang atau 5,41% (Gambar 5).  

Kenyamanan Petani dalam Pemakaian APD

Tingkat kenyamanan responden dalam pemakaian APD dibagi dalam 2 kategori yaitu: nyaman dan tidak-nyaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa nyaman menggunakan APD, yaitu sebanyak 55 orang atau 74,32%, dan bersikap negatif sebanyak 19 orang atau 25,68% (Gambar 6).

Pemakaian APD oleh Responden

Berdasarkan hasil penelitian, dalam prakteknya sebagian besar responden mengenakan APD tidak lengkap, yaitu sebanyak 42 orang atau 56,76%, sedangkan, responden yang memakai APD lengkap sebanyak 32 orang atau 43,24% (Gambar 7).

Hubungan Pengetahuan dengan Pemakaian APD

Berdasarkan hasil tabulasi pada Tabel 1, diketahui bahwa sebanyak 4 responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang terhadap penggunaan APD, 1 orang atau 25% diantaranya memakai APD lengkap dan 3 orang atau 75% diantaranya tidak memakai APD lengkap. Sebanyak 70 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan baik terhadap pemakaian APD, 31 orang atau 44,3% diantaranya memakai APD lengkap dan 42 orang atau 55,7% diantaranya tidak memakai APD lengkap.

Tabel 1. Pengetahuan * Pemakaian APD Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan  Pemakaian APD Total
Tidak Lengkap Lengkap
Pengetahuan Kurang Count 3 1 4
Expected Count 2.3 1.7 4.0
% within Pengetahuan 75.0% 25.0% 100.0%
Cukup+Baik Count 39 31 70
Expected Count 39.7 30.3 70.0
% within Pengetahuan 55.7% 44.3% 100.0%
Total Count 42 32 74
Expected Count 42.0 32.0 74.0
% within Pengetahuan 56.8% 43.2% 100.0%

 

Hasil Uji Chi-Square (Tabel 2) menunjukkan bahwa  nilai p-value yang diperoleh dengan uji Chi-square untuk Asymp. sig. (2-sided) adalah 0,449 (p value > 0,05), maka Ha ditolak, yaitu “tidak ada hubungan signifikan” antara pengetahuan dengan pemakaian APD.

Tabel 2. Chi-Square Tests Pengetahuan terhadap Pemakaian APD

Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 0.573a 1 0.449
Continuity Correctionb 0.057 1 0.812
Likelihood Ratio 0.607 1 0.436
Fisher's Exact Test    
Linear-by-Linear Association 0.566 1 0.452
N of Valid Cases 74    

 

Berdasarkan Tabel 3, nilai Odds Ratio untuk pengetahuan (kurang terhadap cukup+baik), yaitu 2,385 menunjukkan bahwa petani yang pengetahuannya “kurang” memiliki kecenderungan untuk memakai APD-tidak lengkap sebesar 2,385 atau 2 kali lebih besar dibandingkan dengan petani yang pengetahuannya “cukup+baik”, dengan selang kepercayaan 0,236 – 24,607 dan tidak signifikan (nilai OR > 1 dan selang kepercayaan atau 95% Confidence Interval mengandung nilai 1). Ini berarti bahwa pengetahuan petani belum tentu atau bukan merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan pemakaian APD karena tidak mewakili semua populasi yang ada.

Tabel 3. Risk Estimate Pengetahuan Responden terhadap Pemakaian APD

  Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan (Kurang / Cukup+Baik) 2.385 0.236 24.067
For cohort Pemakaian APD = Tidak Lengkap 1.346 0.736 2.460
For cohort Pemakaian APD = Lengkap 0.565 0.101 3.145
N of Valid Cases 74    

 

Hasil penelitian ini menggambarkan meskipun tingkat pengetahuan responden tergolong “cukup dan baik” tapi tingkat kesadaran mereka akan pentingnya memakai APD lengkap masih rendah. Alasan responden tidak memakai APD lengkap yaitu karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang alat pelindung diri dan ketidaktahuan responden tentang pengertian alat pelindung diri itu sendiri. Responden juga kurang mengetahui manfaat alat pelindung diri karena biasanya responden memakai hanya untuk menghindari sengatan sinar matahari

Hubungan Sikap Petani dengan Pemakaian APD

Hasil penelitian (Tabel 4) menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden yang memiliki sikap negatif terhadap penggunaan APD, 6 orang atau 24% diantaranya memakai APD lengkap dan 19 orang atau 76% diantaranya tidak memakai APD lengkap. Sebanyak 49 responden memiliki sikap positif terhadap pemakaian APD, 26 orang atau 53,1% diantaranya memakai APD lengkap dan 23 orang atau 46,9% diantaranya memakai APD tidak lengkap.

Tabel 4. Sikap * Pemakaian APD Crosstabulation

 Kriteria Sikap Pemakaian APD Total
Tidak Lengkap Lengkap
Sikap Negatif Count 19 6 25
Expected Count 14.2 10.8 25.0
% within Sikap 76.0% 24.0% 100.0%
Positif Count 23 26 49
Expected Count 27.8 21.2 49.0
% within Sikap 46.9% 53.1% 100.0%
Total Count 42 32 74
Expected Count 42.0 32.0 74.0
% within Sikap 56.8% 43.2% 100.0%

 

Hasil Uji Chi-Square (Tabel 5) menunjukkan bahwa  nilai p-value yang diperoleh dengan uji Chi-square untuk Asymp. sig. (2-sided) adalah 0,017 (p value < 0,05), maka Ha diterima, yaitu “ada hubungan signifikan” antara sikap dengan pemakaian APD.

Tabel 5. Chi-Square Tests Sikap terhadap Pemakaian APD

  Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 5,696a 1 0.017
Continuity Correctionb 4.574 1 0.032
Likelihood Ratio 5.932 1 0.015
Fisher's Exact Test      
Linear-by-Linear Association 5.619 1 0.018
N of Valid Cases 74    
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.81.
b. Computed only for a 2x2 table   

 

Berdasarkan Tabel 6, nilai Odds Ratio untuk sikap (negatif terhadap positif), yaitu 3,580 menunjukkan bahwa petani yang sikapnya “negatif” memiliki kecenderungan untuk memakai APD-tidak lengkap sebesar 3,58 atau 4 kali lebih besar dibandingkan dengan petani yang sikapnya “positif”, dengan selang dengan selang kepercayaan 1,221 – 10,494 dan signifikan (nilai OR > 1 dan selang kepercayaan atau 95% Confidence Interval tidak mengandung nilai 1). Ini berarti bahwa sikap petani merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan pemakaian APD dan terjadi pada semua populasi yang ada.

Tabel 6. Risk Estimate Sikap Responden terhadap Pemakaian APD

  Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Sikap (Negatif / Positif) 3.580 1.221 10.496
For cohort Pemakaian APD = Tidak Lengkap 1.619 1.118 2.345
For cohort Pemakaian APD = Lengkap 0.452 0.215 0.953
N of Valid Cases 74    

 

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang diterimanya. Sikap belum tentu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Responden dalam penelitian ini, meskipun sebagian besar bersikap postif, tetapi masih terdapat sekitar 47% memakai APD-tidak lengkap, hal ini mungkin karena ketidaknyamanan petani dalam memakai alat pelindung diri. Hasil penelitian melalui crosstabulation hubungan antara tingkat kenyamanan terhadap sikap (Tabel 7) menunjukkan bahwa sebagian besar responden umumnya memilih untuk bersikap positif tentang APD, baik yang merasa nyaman (69,1%) maupun tidak nyaman (57,9%), akan tetapi hasil tersebut tidak signifikan (Uji Chi-square; p-value > 0.05; Tabel 8).

Tabel 7. Kenyamanan * Sikap Crosstabulation

 Tingkat Kenyamanan Sikap Total
Negatif Positif
Kenyamanan Tidak Nyaman Count 8 11 19
Expected Count 6.4 12.6 19.0
% within Kenyamanan 42.1% 57.9% 100.0%
Nyaman Count 17 38 55
Expected Count 18.6 36.4 55.0
% within Kenyamanan 30.9% 69.1% 100.0%
Total Count 25 49 74
Expected Count 25.0 49.0 74.0
% within Kenyamanan 33.8% 66.2% 100.0%

 

Tabel 8. Chi-Square Tests Kenyamanan terhadap Sikap Pemakaian APD

  Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 0.791a 1 0.374
Continuity Correctionb 0.370 1 0.543
Likelihood Ratio 0.775 1 0.379
Fisher's Exact Test      
Linear-by-Linear Association 0.781 1 0.377
N of Valid Cases 74    
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,42.
b. Computed only for a 2x2 table

 

Ini menginformasikan bahwa keadaan tersebut tidak mewakili semua populasi yang ada, yang berarti bahwa masih ada kemungkinan petani atau responden untuk memilih bersikap negatif baik pada responden yang nyaman maupun yang tidak dalam menggunakan APD.

Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping fasilitas juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain, misalnya keluarga dalam mendukung memakai APD-lengkap (Notoatmodjo, 2002).

Hubungan Tingkat Kenyamanan dengan Pemakaian APD

Berdasarkan hasil tabulasi pada Tabel 9, diketahui bahwa sebanyak 19 responden yang merasa “tidak nyaman” terhadap penggunaan APD, 13 orang atau 68,4% diantaranya memakai APD-lengkap dan 6 orang atau 31,6% diantaranya memakai APD-tidak lengkap. Sebanyak 55 responden merasa “nyaman” terhadap pemakaian APD, 19 orang atau 34,5% diantaranya memakai APD-lengkap dan 36 orang atau 65,5% diantaranya memakai APD-tidak lengkap.

Hasil Uji Chi-Square (Tabel 10) menunjukkan bahwa  nilai p-value yang diperoleh dengan uji Chi-square untuk Asymp. sig. (2-sided) adalah 0,010 (p value ≤ 0,01), maka Ha diterima, yaitu “ada hubungan sangat signifikan” antara kenyamanan dengan pemakaian APD.

Tabel 9. Kenyamanan * Pemakaian APD Crosstabulation

 Tingkat Kenyamanan Pemakaian APD Total
Tidak Lengkap Lengkap
Kenyamanan Tidak Nyaman Count 6 13 19
Expected Count 10.8 8.2 19.0
% within Kenyamanan 31.6% 68.4% 100.0%
Nyaman Count 36 19 55
Expected Count 31.2 23.8 55.0
% within Kenyamanan 65.5% 34.5% 100.0%
Total Count 42 32 74
Expected Count 42.0 32.0 74.0
% within Kenyamanan 56.8% 43.2% 100.0%

 

Tabel 10. Chi-Square Tests Tingkat Kenyamanan terhadap Pemakaian APD

  Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6,603a 1 0.010
Continuity Correctionb 5.295 1 0.021
Likelihood Ratio 6.627 1 0.010
Fisher's Exact Test      
Linear-by-Linear Association 6.513 1 0.011
N of Valid Cases 74    
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.22.
b. Computed only for a 2x2 table   

 

Berdasarkan Tabel 11, nilai Odds Ratio untuk kenyamanan (tidak nyaman terhadap nyaman), yaitu 0,244 menunjukkan bahwa petani yang merasa “tidak nyaman” memiliki kecenderungan untuk memakai APD-tidak lengkap sebesar 0,244 kali lebih besar dibandingkan dengan petani yang merasa “nyaman”, dengan selang kepercayaan 0,080 – 0,743 dan signifikan (nilai OR < 1 dan selang kepercayaan atau 95% Confidence Interval tidak mengandung nilai 1). Ini berarti bahwa kenyamanan petani merupakan faktor protektif yang berhubungan dengan pemakaian APD dan terjadi pada semua populasi yang ada.

Tabel 11. Risk Estimate Kenyamanan Responden terhadap Pemakaian APD

  Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kenyamanan (Tidak Nyaman / Nyaman) 0.244 0.080 0.743
For cohort Pemakaian APD = Tidak Lengkap 0.482 0.242 0.961
For cohort Pemakaian APD = Lengkap 1.981 1.232 3.185
N of Valid Cases 74    

 

Hasil uji Chi-square hubungan antara kenyamanan dengan pemakaian APD menunjukkan bahwa kenyamanan berhubungan signifikan dengan pemakaian APD. Dengan adanya kenyamanan dalam penggunaan APD maka petani akan suka menggunakan APD saat bekerja terutama dalam penyemprotan pestisida kimia.  Petani yang merasa kurang nyaman menggunakan APD dan tidak menggunakannya saat bekerja karena merepotkan, mengganggu, risih, merasa panas sehingga tidak menggunakannya secara lengkap, dengan sebagian besar hanya menggunakan topi atau celana panjang, baju lengan panjang saja, atau hanya menggunakan 2-3 jenis APD saja, seperti yang tersaji pada Gambar 7 dan 8.

Perasaan tidak nyaman yang timbul pada saat menggunakan APD akan mengakibatkan keengganan tenaga kerja menggunakannya dan mereka memberi respon yangs berbeda beda. Respon tersebut yaitu menahan rasa tidak nyaman dan tetap memakai, sesekali melepas, hanya digunakan pada saat tertentu, tidak digunakan sama sekali, merasa nyaman tetap menggunakan alat pelindung diri (Budiono, 2003).

Menurut hasil wawancara dan asumsi peneliti, petani tidak menggunakan alat pelindung diri karena penggunaan alat pelindung diri sangat mengganggu aktifitas mereka dan butuh waktu untuk memasang dan mempersiapkannya. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 13 dimana petani yang merasa tidak nyaman, 37% tidak memakai APD lengkap; sementara yang merasa nyaman, sekitar 66% memakai APD-tidak lengkap.  Petani berpendapat bahwa jika menggunakan masker akan mengganggu saat bernafas dan tidak biasa menggunakan semua APD pestisida,  sepatu bot yang besar atau bahan yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik membuat kaki tidak nyaman atau panas saat digunakan, begitu pula dengan memakai baju lengan panjang.

KESIMPULAN

Pada umumnya petani padi dan hortikultura di Desa Noelbaki memiliki pengetahuan yang baik, bersikap positif, dan merasa nyaman terhadap pemakaian APD dalam penyemprotan pestisida kimia, tetapi dalam prakteknya, sebagian besar mengenakan APD-tidak lengkap (56,76%). Praktek pemakaian APD oleh petani tersebut memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap & kenyamanan petani (Uji Chi-Square; p-value < 0.05) dan tidak signifikan dengan pengetahuan  petani (Uji Chi-Square; p-value > 0.05). Sikap merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan pemakaian APD (nilai Odds Ratio > 1; selang kepercayaan tidak mengandung nilai 1), sedangkan kenyamanan petani merupakan faktor protektif yang berhubungan dengan pemakaian APD (nilai Odds Ratio < 1; selang kepercayaan tidak mengandung nilai 1).

Diharapkan agar Instansi terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian dapat melakukan pembinaan pada petani padi dan hortikulura agar dapat meningkatkan pemahaman petani mengenai pentingnya penggunaan APD-Pestisida dan melakukan sosialisasi mengenai bahaya dan dampak yang dapat ditimbulkan dari pestisida. Perlu adanya reward dari Pemerintah dan sektor terkait kepada petani dalam rangka membentuk sikap positif petani dalam penggunaan APD.

Stef Ando 2021 Dokumentasi Lit 1

DAFTAR PUSTAKA

  • Arikunto S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
  • Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta
  • Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Statistik Indonesia 2014. BPS - Statistics Indonesia
  • Baliwati Y.F., dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta            
  • Budiono S. 2003. Bunga Rampai Hiperkes Dan Keselamatan Kerja. Badan PenerbiT Universitas Diponegoro, Semarang.
  • Budioro B. 2002. Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat. FKM UNDIP, Semarang.
  • Ediana D. & Putra A.H.M. 2017. Hubungan Kenyamanan, Pengetahuan Dan Sikap Petani Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pestisida Pada Petani Jeruk. Jurnal Human Care 2(3):1-8.
  • Fathoni A. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. PT Rineka Cipta, Jakarta.
  • Hasyim H. 2003. Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
  • Hernanto F. 2003. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.
  • Irianto A. 2006. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Kencana Prenada Media, Jakarta
  • Irwanto. 2002. Psikologi Umum. PT Prenhallindo, Jakarta.
  • Karnowahadi. 2018. Odds Ratio: A Result of Business Research Analysis. Admisi & Bisnis 18(1): 47-54.
  • Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Direktorat Jenderal Prasaran Dan Sarana Pertanian. Direktorat Pupuk dan Pestisida. Jakarta.
  • Khamdani F. 2009. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pestisida Semprot pada Petani di Desa Angkatan Kidul Pati Tahun 2009. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.
  • Kolcaba K. 2003. Comfort Theory And Practice: A Vision For Holistic Health Care And Research. Spinger Publishing Company, New York.
  • Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
  • Notoatmodjo S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta, Jakarta.
  • Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1973. Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan Dan Penggunaan Pestisida.
  • Profil Desa Noelbaki, 2020.
  • Quijano R & Sarojeni V.R. 1999. Awas! Pestisida Berbahaya bagi Kesehatan. (Terjemahan). Yayasan Duta Awam, Solo.
  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Noelbaki, 2020
  • Sanders M.S. & McCormick E.1993. Human Factors In Engineering and Design, 7th.ed. McGraw Hill, Inc.
  • Sastroasmoro S. & Ismael S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto, Jakarta.
  • Satwiko. 2009. Pengertian Kenyamanan Dalam Suatu Bangunan. Wignjosoebroto, Yogyakarta
  • Setiono K., dkk. 1998. Manusia, Kesehatan dan Lingkungan. Alumni, Bandung. 
  • Slamet J.S. 2003. Toksikologi Lingkungan. UGM Press, Yogyakarta
  • Soekartawi. 1998. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan. Pertanian Kecil. Rajawali Press, Jakarta
  • Sugiyono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
  • Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Afabeta, Bandung.
  • Undang-undang (UU) No. 1 Tahun 1970. Keselamatan Kerja.
  • Wudianto R. 2007. Petunjuk Penggunaan Pestida. Penebar Swadaya, Jakarta.

E Library

*Penulis dilahirkan di Bajawa pada tanggal 27 mei 1998, mengawali pendidikan pada sekolah dasar SDI Maunori pada tahun 2004 dan selesai tahun 2010, pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Pertama swasta di SMP Katholik Setya Budi Maunori dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Kupang Tengah dan selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan diterima sebagai mahasiswa jurusan Manajemen Pertanian Pertanian Laha Kering (MPLK) dan program studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering (PPLK). Penulis berhasil menyelesaikan studi di Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering, Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Februari 2021.

Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering © 2025 Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Alamat: Jl. Prof. Dr. Herman Yohanes, Lasiana, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Telepon: +62380881600 Fax: +62380881601 Email: ppnk@politanikoe.ac.id. Designed By JoomShaper