
Respon Wanita Posyandu terhadap Teknologi Vertikultur Sayuran Pakcoy di Lahan Pekarangan (Studi Kasus di Kelompok Posyandu Melati Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang)
Posyandu Women’s Response to the Verticulture Tecnology of Pakcoy in the Home Yard (A Case Study in the Melati Women-Posyandu Group of Oeltua Village District of Taebenu Kupang Regency)
Mateos Ngongo Bobo*, Maria S. Medho, Kristoforus Laba - Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang - 2017
INTISARI.Salah satu upaya untuk menambah kebutuhan sayuran di kelompok wanita posyandu adalah membudidayakan sayuran pakcoy dalam pemanfaatan pekarangan dengan menggunakan teknologi vertikultur. Penelitian bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat respon wanita posyandu Melati terhadap teknologi vertikultur sayuran pakcoy di lahan; (2) Menganalisis dampak penyuluhan terhadap respon wanita posyandu Melati; (3) Menganalisis hubungan antara respon wanita posyandu dengan faktor-faktor ekstern intern. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan juli 2015 sampai agustus 2015 di Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Responden dalam penelitian ini sebanyak 52 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara berdasarkan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik skoring, Uji-t berpasangan dan rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon wanita posyandu terhadap teknologi vertikultur termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji korelasi rank spearman menunjukkan bahwa respon wanita posyandu berkorelasi/beda nyata dengan pengalaman usaha tani, modal, sarana dan intensitas penyuluhan. Faktor ekstern yang mempengaruhi respon wanita posyandu yaitu: intensitas penyuluhan, sarana pertanian dan modal usaha. Faktor intern yang mempengaruhi respon wanita posyandu yaitu umur petani, sedangkan tingkat pendidikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon wanita posyandu. Pengalaman berusahatani memiliki hubungan atau korelasi dengan respon wanita posyandu.
Kata kunci: respons, wanita-posyandu, vertikultur.
ABSTRACT.One effort to meet the vegetable needs in the Melati women-posyandu groups is to utilize the yard with the verticulture technology of pakcoy. The study was to find out the response of the Melati-posyandu women to the vertculture technology, the impact of counseling on the response, and the relationship between the response and external-internal factors in the women-posyandu group. The study lasted for one month, in Oeltua Village, Taebenu District, Kupang Regency. There were 52 women-posyandu as respondents in this study . Data were collected by interview technique based on questionnaire, and analyzed statistically using scoring technique, paired sample t-test, and rank Spearman correlation. The results showed that the women-posyandu response to the verticulture technology was high. The response was significantly correlated with age, farming experience, farming capital, farming facilities, and the intensity of counseling.
Keywords: response, women-posyandu, verticulture.
PENDAHULUAN
Vertikultur merupakan upaya pemanfaatan lahan sempit dengan seoptimal mungkin. Selain pemanfaatan lahan yang sempit, teknik bercocok tanam secara vertikultur mampu menghasilkan tanaman yang berkualitas dalam hal ini tanaman sayuran yang di tanam tidak mengunakan pupuk kimia serta tidak membahayakan kesehatan dalam rumah tangga. Pada teknik ini tanaman ditanam secara bertingkat atau vertikal dengan bantuan media tanam berupa bambu, atau bahan-bahan lainnya yang tersedia dan mampu menunjang pertumbuhan tanaman. Kelebihan vertikultur: 1) menghemat lahan, 2) menghemat air, 3) bahan-bahan yang dgunakan sebagai wadah media tanam, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat/ketersediaan bahan yang ada, 3) umur tanaman relative pendek, 4) pemeliharaan tanaman relative sederhana, 5) dapat dilakukan oleh siapa saja yang sungguh –sungguh berminat dan sayang akan tanaman.
Tanaman pakcoy (Brassica rapa var. chinensis) adalah sejenis tanaman sayuran daun yang sangat mirip dengan sawi. Keunggulan Tanaman pakcoy cukup mudah untuk dibudidayakan dan hanya memerlukan waktu yang pendek berkisar 3 sampai 4 minggu. Perawatannya juga tidak terlalu sulit dibandingkan dengan budidaya tanaman yang lainnya. Pakcoy banyak mengandung serat, vitamin A, vitamin B ,vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium, zat besi, dan protein. Dengan kandungannya tersebut, pakcoy berkhasiat untuk mencegah kanker, hipertensi, dan penyakit jantung.
Respon wanita posyandu merupakan suatu reaksi umpan balik dari suatu objek atau suatu pandanagan atau penginderan dalam hal ini teknologi pertanian yakni vertikultur sayuran, sistem vertikultur ini suatu teknik atau cara budidaya tanaman khususnya tanaman sayuran pada lahan yang sempit diatur secara bersusun menggunakan bangunan atau tempat khusus atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi yang maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomis.
TUJUAN PENELITIAN
- Menganalisis tingkat respon wanita posyandu Melati terhadap teknologi vertikultur sayuran pakcoy di lahan.
- Menganalisis dampak penyuluhan terhapat respon wanita posyandu Melati.
- Menganalisis hubungan antara respon wanita posyandu dengan faktor-faktor ekstern intern.
METODE PENELITIAN
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yakni variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), variabel terikat (Y) adalah respon Wanita posyandu yaitu keterampilan, sikap dan pengetahuan. Sedangkan variabel bebas (X) meliputi faktor-faktor ekstern-intern yang berkaitan dengan respon wanita posyandu. Faktor intern meliputi umur, pendidikan dan pengalaman berusaha tani. Sedangkan faktor ekstern meliputi modal, intensitas penyuluhan dan sarana penyuluhan . Populasi penelitian ditentukan secara sengaja, yaitu semua wanita Posyandu yang tergabung dalam kelompok posyandu Melati yang terdiri dari 1 kelompok wanita posyandu dengan jumlah populasi sebanyak 60 orang wanita. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode acak sederhana (simple random sampling). Penentuan besarnya sampel dilakukan dengan menggunakan persamaan Slovin (Levis, 2013) sehingga diperoleh 52 orang sebagai sampel atau responden. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu, observasi, penyebaran kuesioner, wawancara, dan demonstrasi. Tingkat respon (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) wanita posyandu Melati terhadap terhadap teknologi vertikultur sayuran pak coy dianalisis menggunakan rumus skoring menurut Umar (1999). Dari hasil skoring, acuan kategori ditentukan (Tabel 1).
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon wanita posyandu yang sebelumnya “sedang” menjadi “tinggi” setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi cara tentang teknologi vertikultur. Adanya perbedaan respon wanita posyandu sebelum dan sesudah penyuluhan dapat dibuktikan melalui uji statistic seperti yang tersaji pada Tabel 2. Respon wanita posyandu terhadap teknologi vertikultur sayuran pakcoy tersebut secara parsial dapat dijelaskan melalui indikator –indikator sebagai berikut.
Pengetahuan. Tingkat pengetahuan wanita posyandu sebelum penyuluhan tergolong tinggi dengan rerata skor 2,46 sedangkan setelah penyuluhan rerata skor pengetahuan wanita posyandu mengalami peningkatan menjadi 3,00. Sesuai dengan karakteristik wanita posyandu dilihat dari tingkat pendidikan 69,2% berpedidikan SMA/sederajat sehingga memudahkan dalam memahami teknologi yang disuluh dengan cara ceramah sekaligus mempraktekkannya.
Sikap. Berdasarkan hasil analisis skoring (Tabel 2) dapat diketahui sikap wanita posyandu sebelum penyuluhan tergolong sedang dengan rerata skor 2,23 jika dibandingkan dengan sikap petani sesudah penyuluhan mengalami peningkatan dengan rerata skor sebesar 3,00 tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sikap wanita posyandu dari sebelumnya kurang tahu menjadi tahu tentang teknologi vertikultur sayuran di karenakan telah mendapatkan penyuluh yang berkaitan dengan pertanian serta mensosialisasikan teknologi - teknologi pertanian pada wanita posyandu. Dengan adaya teknologi yang perkenalkan wanita posyandu dapat mengakses informasi dan menerapkan teknologi tersebut .
Keterampilan. Berdasarkan hasil analisis skoring (Tabel 2) dapat diketahui keterampilan wanita posyandu sebelum penyuluhan tergolong rendah dengan rerata skor 1,40 jika dibandingkan dengan keterampilan sesudah penyuluhan dengan rerata skor sebesar 2,98 tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan wanita posyandu dari sebelumnya tidak mampu menjadi mampu karena sebelumnya wanita posyandu tidak mengetahui tentang teknologi vertikultur sedangkan sesudah mendapatkan penyuluhan terjadi peningkatan karena telah mendapatkan penyuluhan sekaligus mempraktekan cara membuatnya dan manfaat dari teknologi itu sendiri. Modal juga salah satu penunjang untuk mendukung ketrampilan petani dalam membuat teknologi pertanian.
Hasil analisis korelasi rank spearman (Tabel 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan baik positif maupun negativ terhadap respon wanita posyandu dengan factor internal dan eksternal (nilai rs ≠ 0) dengan besarnya tingkat hubungan yang bervariasi, diuraikan sebagai berikut.
Umur tidak mempengaruhi perubahan perilaku wanita posyandu, dimana pada kenyataannya rata-rata umur wanita posyandu berusia produktif sehingga akan mudah dalam menentukan proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolok pemanfaatan teknologi vertikultur sayuran pakcoy.
Tingkat pendidikan yang dimiliki tidak mempengaruhi respon seseorang terhadap suatu teknologi yang disuluh, dalam hal ini teknologi vertikultur yang cara pembuatannya tidak sulit, dengan melihat seseorang bisa dapat membuat, asalkan didukung dengan minat dan hobby.
Pengalaman berusahatani sebelum penyuluhan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap respon wanita posyandu karena responden belum mengetahui tentang teknolgi vertikultur sedangkan sesudah mendapat penyuluhan mempunyai hubungan yang signifikan karena respoden telah mendapatkan penyuluhan secara teori maupun demplot.
Modal Usahatani memiliki hubungan yang signifikan dengan indicator pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebelum penyuluhan maupun setelah penyuluhan, sehingga dengan demikin modal sangat mempengaruhi dengan respon wanita posyandu. Hermaya (2010) menyatakan bahwa modal usaha memiliki hubungan yang positif dengan respon petani, hal tersebut disebabkan karena petani dapat menggunakan modal sendiri walaupun modal tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan saprodi sesuai anjuran.
Sarana usahatani tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan respon wanita posyandu sebelum mendapatkan penyuluhan karena sebelum penyuluhan wanita posyandu belum mengetahui alat dan bahan apa yang dibutuhkan untuk membuat rak vertikultur sedangkan setelah mendapat penyuluhan memiliki hubungan yang signifikan karena wanita posyandu sudah mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan teknologi vertikultur.
Intensitas penyuluhan memiliki hubngan yang sangat signifikan baik pengetahuan, sikap dan ketrampilan wanita posyandu dalam pemanfaatan teknologi vertikultur dalam membudidayakan sayuran. Sumitro (1991) menyatakan bahwa kemampuan penyuluh dalam menginterpretasikan dan menyampaikan secara jelas dan factual tentang kebutuhan dan harapan masyarakat dalam usaha meningkatkan tingkat kehidupan sosial ekonomi, sangat menentukan tercapainya keberhasilan usaha tani pemerintah maupun suadaya masyarakat dalam proses pembangunan masyarakat desa. Proses penyuluhan akan berhasil, apabila materi dan metode sesuai denganyang dibutuhkan wanita posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian maka bagi penyuluh pertanian agar memotifasi, memfasilitasi dan mengakses teknologi tepat guna yang sesuai dengan keadaan sehingga dapat meningkatkan pengetahun, sikap, keterampilan petani serata meningkatkan partisipasi masyarakat setempat dan juga perlu penelitian lanjutan untuk mengevaluasi dampak dari teknologi vertikultur sayuran pakcoy di kelompok wanita posyandu melati.
*Penulis lahir pada 31 Desember 1990 di Kalembu Danga, Kabupaten Sumba Barat Daya. Penulis memulai studi pada tahun 1999 terdaftar sebagai siswa SD kalembu Dangan dan menamatkan SD pada tahun 2004. Pada tahun itu juga Penulis melanjutkan di SMP Negeri 2 Waikabubak dan menamatkan SMP pada tahun 2007. Selanjutnya, Penulis melanjutkan studi pada SMA Manda Elu pada tahun 2007. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan studi perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Kupang pada Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering, Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering. Penulis kemudian menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Kupang melalui ujian Tugas Akhir dengan judul “Respon Wanita Posyandu Terhadap Teknologi Vertikultur Sayuran Pak Coy Di Lahan Pekarangan (Studi Kasus Di Kelompok Posyandu Melati Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang)”



