- Detail
- Ditulis oleh Antonius Jehemat
Teknologi silase sudah sejak lama diperkenalkan kepada masayarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), sesuai dengan masa dikenalnya daerah NTT sebagai salah satu pemasok ternak yang cukup diperhitungkan di tingkat nasional. Teknologi ini dikembangkan di NTT tidak terlepas dari kondisinya sebagai daerah lahan kering, yang dicirikan oleh musim hujan yang singkat (3-4 bulan) dibandingkan dengan musim kemarau yang lebih panjang (8-9) bulan (Bammualim, 2001), mengakibatkan terjadinya fluktuasi ketersediaan pakan baik dalam kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya. Karena itu introduksi teknologi silase diharapkan menjadi teknologi pemecah masalah (Solusive technology) fluktuasi pakan, demi meningkatkan dan atau mempertahankan produktivitas ternak umumnya, ternak ruminansia khususnya, yang makanan pokoknya adalah hijauan.